Analisis Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Pariwisata di Pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep
Main Author: | Anita, Desy Melania Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/162285/1/Desy%20Melania%20Dwi%20Anita.pdf http://repository.ub.ac.id/162285/ |
Daftar Isi:
- Pulau Gili Labak merupakan salah satu pulau kecil yang berada di kawasan Kabupaten Sumenep, Madura yang saat ini telah adanya pengembangan untuk dijadikan sebagai objek daerah tujuan wisata yang menawarkan wisata bahari. Pengembangan pariwisata di Pulau Gili Labak juga diaharapkan mampu melibatkan dan mencakup masyarakat lokal secara keseluruhan untuk memberikan kontribusi atau berpartisipasi aktif dalam proses pengembangan. Adanya partisipasi dari masyarakat lokal juga diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk mensukseskan atau mewujudkan pengembangan pariwisata di Pulau Gili Labak terkait masyarakat adalah tuan rumah atas objek yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan memiliki dua rumusan masalah yaitu, (1) Bagaimanakah partisipasi masyarakat lokal dalam berkontribusi untuk mendukung pengembangan pariwisata di Pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep? (2) Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dan faktor pendorong masyarakat lokal untuk mendukung pengembangan pariwisata di Pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep?.Sumber data diperoleh dari informan, observasi, dokumen, dan dokumentasi.Analisis data menggunakan empat tahap yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Bentuk partisipasi masyarakat yaitu, (1) Partisipasi Aktif yang memberikan fasilitas pendukung dan melakukan pemeliharaan potensi dan objek wisata dalam pengembangan pariwisata untuk kebutuhan wisatawan (warung makanan dan minuman, toilet, mushollah, dan penginapan). (2) Partisipasi Pasif yang hanya saja mengikuti apa yang diperintahkan oleh pihak atasan (dalam hal ini Disbudparpora dan Pokdarwis). Masyarakat lokal disini juga masih cenderung bertumpu pada kelompok yaitu Pokdarwis di Pulau Gili Labak. Faktor penghambat yaitu faktor usia, kurangnya pengalaman dan rendahnya pengetahuan masyarakat yang sangat awam (rendahnya kesadaran diri atau motivasi diri), serta kurangnya sosialisasi dan dukungan dari Kepala Desa. Faktor pendorong yaitu adanya kepedulian, motivasi, dan beberapa motif dari masyarakat. Berdasarkan uraian, peneliti memberikan rekomendasi yaitu pengoptimalan bidang kerja di Pokdarwis, memberikan sosialisasi keberlanjutan dari pihak terkait, membuat program-program pengembangan, serta peningkatan motivasi dari diri masyarakat lokal.