Pengaruh Plunge Depth dan Heating Time terhadap Kekuatan Geser Struktur Hibrid AL-PVC dengan Metode Friction Stir Spot Welding Menggunakan Clamping Frame ASTM A36

Main Author: Habibulfalah, Endi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162284/
Daftar Isi:
  • Dengan meningkatnya kebutuhan akan material lightweight, peningkatan fungsi dari struktur hybrid menghasilkan demand yang tinggi pada beberapa sektor produksi diantaranya automotif, aerospace, dan biomedic. Diantara kendala utama yang biasanya terdapat di struktur hybrid melibatkan penyambungan dari dua material yang berbeda jauh dari segi mekanikal, physical, dan thermal properties. Pada struktur ini material yang mulai banyak digunakan adalah material dari joining antara metal dan polimer. Pada proses joining biasa yaitu adhesive bonding dan mechanical joining terdapat beberapa kendala. Dimana mechanical joining biasanya melibatkan struktur yang akan dibor lalu dipasang mur dan baut sehingga meningkatkan berat struktur dan biaya joining. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu metode yang cocok adalah dengan metode friction stir spot welding. Metode yang dilakukan adalah metode eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan geser pada sambungan, dimana spesimen yang digunakan adalah Alumunium 1100 dan PVC yang dilakukan joining dengan friction stir spot welding dengan posisi overlap, spesimen dijepit dengan menggunakan clamping frame baja karbon ASTM A36 dan Kayu Meranti, yang divariasikan dengan heating time 10s,20s,30s, dan 60s, dengan plunge depth 1,5 mm dan 2 mm. Kekuatan geser tertinggi didapat oleh spesimen dengan menggunakan clamping frame ASTM A36 dengan variasi heating time 20s dan plunge depth 2 mm, hal ini dikarenakan dengan waktu pemanasan 20 detik, temperatur yang terkonduksikan ke PVC belum sampai menyebabkan degradasi termal yang parah sehingga belum terjadi pelemahan kekuatan geser pada sambungan, begitupula dengan plunge depth 2 mm yang memberikan gesekan yang sesuai sehingga menghasilkan panas yang bisa melunakan PVC namun tidak sampai pada tingkat degradasi termal yang parah.