Tipologi Dan Etnobotani Pekarangan Rumah Kampung Wisata Ekologi Puspo Jagad Desa Semen Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar

Main Author: Purnomo, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162185/1/PURNOMO.pdf
http://repository.ub.ac.id/162185/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara yang memiliki indek keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga disebut sebagai Mega biodiversity country. Keanekaragaman ini memiliputi keanekaragaman gen, spesies maupun ekosisitem. Keanekaragaman hayati merupakan modal penting dalam mensejahtrakan masyarakat sehingga keanekaragaman hayati harus digunakan secara bijaksana sehingga keberadaanya dapat terkonservasi. Indonesia juga memiliki keanekaraman suku bangsa yang tinggi. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesi memiliki pengetahuan lokal yang dikembangkan oleh masyarakat masing-masing suku bangsa dalam mengatasi masalahmasalah kehidupan yang di dalamnya juga memuat solusi dalam melakukan upaya perlindungan atau konservasi sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Pengetahuan lokal mengacu pada sesuatu yang unik dan tradisional. Pengetahuan lokal yang ada di pada masyarakat dikembangkan spesifik dalam wilayah geografis tertentu. Salah satu penegtahuan lokal yang berkaitan dengan konservasi adalah pekarangan rumah. Pekarangan rumah dianggap sebagai pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan yang di dalamnya ada unsur konservasi, ekonomi dan sosial. Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya menyebabkan di Indonesia memiliki banyak tipe atau model pekarangan. Tipe atau model pekarangan ini pentinmg untuk diidentivikasi sebagai sebuah landmark terutama di desa wisata seperti kampung wisata ekologi puspo jagad. Model pekarangan rumah ini meliputi Struktur Vertikal dan Horisontal, Keankeragaman spesies serta pemanfaatan. Struktur Vertikal ini meliputi strujktur tajuk yaitu I, II, III, IV dan V sedangkan struktur Horisontal meliputi pennataan pekarangan depan samping maupun belakang. Keanekaragaman spesies dilihat dari banyaknya spesies maupun family yang ada di pekarangan termasuk endemisistas atau keaslian tanaman. Sedangkan pemanfaatan tanaman digali dengan pendelatan etnobotani. Masyarakat Desa Semen secara tradisional mengklasifikasikan agroekosistem desa menjadi empat sesuai karakteristik tanaman, peruntukan ekonomi dan nilai sosial. Empat klasifikasi lahan agroekosistem tradisional itu adalah tanah, pekarangan, bumi dan siti. Istilah lahan yang disebut tanah merupakan tempat manusia untuk tinggal dan termasuk pekarangan rumah yang disebut pecuren. Tanah secara etimologi bahasa Jawa merupakan akronim dari tatanen sing pernah, atau lahan yang harus ditata sesuai peruntukan masing-masing seperti ada bale wismo (bangunan utama rumah), sumur, kamar mandi, wc pekiwon dan lain-lain. i TIPOLOGI DAN ETNOBOTANI PEKARANGAN RUMAH KAMPUNG WISATA EKOLOGI PUSPO JAGAD DESA SEMEN KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR TESIS DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR MAGISTER OLEH: PURNOMO NIM. 156150100111029 PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN PASCASARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 i TIPOLOGI DAN ETNOBOTANI PEKARANGAN RUMAH KAMPUNG WISATA EKOLOGI PUSPO JAGAD DESA SEMEN KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR TESIS DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR MAGISTER OLEH: PURNOMO NIM. 156150100111029 PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN PASCASARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 i TIPOLOGI DAN ETNOBOTANI PEKARANGAN RUMAH KAMPUNG WISATA EKOLOGI PUSPO JAGAD DESA SEMEN KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR TESIS DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR MAGISTER OLEH: PURNOMO NIM. 156150100111029 PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN PASCASARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017xi Keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat pada pekarangan rumah (Pecuren) di Kampung Wisata Ekologi Puspo Jagad Desa Semen, Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar diketahui bahwa pada pecuren terdapat 161 spesies 132 genus dan 61 famili tanaman. Tanaman-tanaman ini ditanam pada umumnya untuk memperindah suasana rumah, karena memiliki bentuk bunga, daun maupun morfologi tanaman yang dianggap menarik. Tanaman di pecuren ini juga sekaligus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pemiliknya. Pecuren sebagai bagaian dari tempat tumbuhnya tanaman domestifikasi juga merupakan lokasi pemeliharaan bintang ternak. Strativikasi tajuk tanaman yang berrada di pecuren di Kawasan Wisata Ekologi Puspo Jagad didominasi oleh strata III,II,I. Sedangkan tanaman yang memiliki stratifikasi V dan IV jarang terdapat pecuren kecuali pada masyarakat yang memiliki pecuren relatif luas dan biasanya tanaman yang memiliki stratifikasi V dan IV ini ditemukan agak jauh dari bangunan utama. Berdasarkan endemisitas tanaman yang ada di pecuren atau pekarangan rumah memiliki endemisitas sekitar 52,98% atau terdapat 80 dari 151 spesies yang ditemukan. Berdasarkan tipologi budaya dalam hal pengelolaan pecuren dibagi menjadi dua yaitu pecuren tipologi muda dan tipologi tua. Pekarangan tipologi tua merupakan pecuren yang kompenen-komponennya yang diatur berdasarkan kepercayaan adat-istiadat mayarakat setempat seperti penataan antar komponen pecuren, pemilihan spesies tanaman, hari penanaman tanaman dan lain-lain. Sedangan pecuren tipologi muda adalah pecuren yang dalam penetuan unsur-unsurnya tidak menggunakan penentuan adat. Saat ini berdasarkan pengamatan di lapangan tidak menemukan pekarangan tipe tua, meskipun informan yang memiliki pekarangan rumah masih mengetahui konsep-konsep pekarangan tipe tua, sehingga kondisi, struktur tanaman, pengelolaan, dan binatang ternak yang ada di pekaranga tua dilakukan dengan wawancara terhadap kay person Berdasarkan hasil perhitungan ICS atau Indeks Kepentingan Budaya menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat tergantung sebagian besar dari sumberdaya alam lokal sekitar. Berdasarkan nilai ICS ini kelapa dan pisang merupakan tanaman yang memiliki nilai tertinggi. Hal ini disebabkan tanaman kelapa merupakan tanaman multifungsi tanaman kelapa sebagai bahan makanan, bahan kayu-kayuan yang disebut glugu, bahan kayu bakar, obatobatan dan lain-lain.