Pendekatan Sistem Dinamik Terhadap Rantai Pasok Bawang Merah di Pasar Tradisional Kota Malang
Main Author: | Rusadi, Annisa Indah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/162149/ |
Daftar Isi:
- Bawang merah (Allium Ascalonicum L.) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae yang berasal dari Asia Tengah. Produksi bawang merah mencapai 7,21% dari total produksi dari sayuran di Indonesia setelah kubis dan kentang. Jumlah luas panen terbesar terdapat pada provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Brebes di Jawa Tengah adalah sentra bawang merah di Indonesia dengan kontribusi sebesar 23% kemudian kabupaten Nganjuk di Jawa Timur sebesar 12,08% terhadap produksi nasional. Bawang merah telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat yang mengharuskannya selalu tersedia di pasar. Sedangkan panen bawang merah hanya pada musim tertentu untuk produksi bawang merah akan melalui beberapa proses hingga sampai ke tangan konsumen. Distribusi pasokan bawang merah melalui petani Torongrejo, tengkulak Torongrejo dan Pasar Karangploso kemudian ke tangan konsumen. Pada kondisi tertentu dalam rantai pasok terjadi kekurangan pasokan dan kelebihan pasokan yang dapat mengakibatkan kurang optimalnya pendapatan antar pelaku bisnis. Oleh sebab itu, untuk mengatasi kurang optimalnya keuntungan dalam jaringan rantai pasok bawang merah upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi antara pelaku rantai pasok bawng merah. Untuk menggambarkan model kompleks dinamik antara harga,cuaca dan waktu dalam horizon waktu yang panjang maka dipilihlah pendekatan sistem dinamik. Tahapan dalam pembuatan model sistem dinamik diawali dengan pembuatan model konseptual (Causal Loop Diagram) dengan menentukan variabel apa saja yang terkait didalam sistem, memasukan satuan (unit) dari setiap variabel ke dalam stock and flow diagram dengan menggunakan software Vensim, melakukan uji verfifikasi dan validasi, run simulation, analisis hasil, identifikasi skenario dan kesimpulan saran. Dari hasil run simulation diketahui pada pelaku bisnis wholesaler terjadi kekurangan pasokan tinggi dengsn rata-rata sebesar 5.812 kg sedangkan pada musim kemarau bernilai rendah dengan total rata-rata sebesar 816 kg. Kekurangan pasokan disebabkan oleh jumlah wholesaler demand lebih besar dari pada wholesaler sales. Sehingga wholesaler tidka mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh sebab itu dilakukan perbaikan sistem dengan memaksimalkan nilai pada distributor demand sebesar 10.078 kg/bulan sehingga didapatkan hasil bahwa tidak terjadi kekurangan pasokan pada tingkat wholesaler dan wholesaler dapat memaksimalkan pendapatan. Harga dari masing-masing pelaku bsinis akan mempengaruhi keuntungan masingmasing pelaku bisnis secara tidak langsung. Harga jual dari farmer akan menjadi biaya pengeluran dari distributor, harga jual distributor akan menjadi biaya penjualan wholesaler. Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan kkordinasi antar pelaku bisnis, koordinasi antara distributor dan wholesaler dengan menetapkan nilai pasokan optimal yaitu sebesar 10078 kg/bulan. Dalam kondisi perbaikan hasi profit pun meningkat pada masing-masing pelaku dari supply chain.