Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Usahatani Bawang Merah (Kasus Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu)

Main Author: Tampubolon, Bukit Agustinus
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162004/1/BUKIT%20AGUSTINUS%20TAMPUBOLON.pdf
http://repository.ub.ac.id/162004/
Daftar Isi:
  • Tujuan akhir (goal) dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh masukan dalam upaya peningkatan pendapatan usahatani bawang merah di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Konsumsi bawang merah selalu mengalami peningkatan setiap tahun, rata-rata konsumsi bawang merah meningkat 8,69 kg/kap/tahun (SUSENAS, 2015). Jawa Timur adalah provinsi kedua penghasil bawang merah terbesar di Indonesia pada tahun 2016 yakni 304.521 ton dengan produktivitas 8,4 ton/ha (BPS Jawa Timur, 2017). Desa Torongrejo merupakan sentra produksi bawang merah di Kota Batu. Produksi bawang merah pada tahun 2017 di Desa Torongrejo sebesar 1.216 ton dengan produktivitas sebesar 7,63 ton/ha. Menurut Soekartawi (2002), pengalokasian faktor-faktor produksi secara efisien berbanding lurus dengan pendapatan usahataninya. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan input-input produksi secara efisien akan menghasilkan pendapatan yang maksimal dalam kegiatan usahatani. Desa Torongrejo memiliki potensi dalam pengembangan usahatani bawang merah akan tetapi produktivitas bawang merah masih rendah dari produktivitas bawang merah di Provinsi Jawa Timur. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Sejauh mana efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usahatani bawang merah di daerah penelitian” Secara rinci permasalahan penelitian tersebut dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat produksi dan pendapatan usahatani yang dicapai petani bawang merah di daerah penelitian? 2. Faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani bawang merah di daerah penelitian? 3. Bagaimana tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dilakukan petani bawang merah di daerah penelitian? 4. Bagaimana pengaruh tingkat efisiensi yang dicapai petani bawang merah di daerah penelitian terhadap tingkat pendapatan usahatani bawang merah? Dalam penelitian ini metode penentuan responden menggunakan metode sensus dimana di daerah penelitian hanya terdapat 30 petani yang menanam bawang merah pada periode satu musim tanam (Desember 2017- Februari 2018). Sehingga keseluruhan petani bawang merah di daerah penelitian dijadikan responden dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dalam penelitian ini. Tujuan pertama dianalisis dengan membandingkan tingkat produksi dan pendapatan usahatani bawang merah pada daerah penelitian dengan tingkat produksi dan pendapatan usahatani bawang merah pada penelitian terdahulu dengan menggunakan uji beda rata- rata. Tujuan kedua dianalisis dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dan regresi linearii berganda. Tujuan ketiga dianalisis dengan menggunakan analisis efisiensi alokatif (NPMx/Px). Tujuan keempat dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka didapatkan hasil dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Rata-rata tingkat produksi dan pendapatan usahatani bawang merah pada daerah penelitian lebih rendah dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu di daerah sekitarnya . Rata-rata produksi di daerah penelitian adalah sebesar 4.110 kg/ha, sedangkan pada penelitian terdahulu adalah 7.204 kg/ha. Rata-rata Pendapatan usahatani di daerah penelitian adalah Rp.35.366.728/ha, sedangkan pada penelitian terdahulu sebesar Rp.46.772.471/ha. Perbedaan tingkat produksi nyata pada α 0,01 ; t hitung = 6,904 sedangkan perbedaan tingkat pendapatan nyata pada α 0,01 ; t hitung = 7,096. 2. Bibit, pupuk, dan pestisida bepengaruh positif terhadap produksi usahatani bawang merah. Biaya bibit, biaya pupuk dan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan usahatani bawang merah, sedangkan hasil produksi berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani bawang merah. 3. Penggunaan faktor-faktor produksi pada tingkat harga yang berlaku belum efisien dimana nilai NPMx/Px > 1 pada masing-masing input. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan penambahan dari masing-masing input, dimana bibit perlu ditingkatkan menjadi 849,80 kg/ha, pupuk perlu ditingkatkan menjadi 871,85 kg/ha, pestisida perlu ditingkatkan menjadi 61,09 ltr/ha. 4. Tingkat efisiensi pupuk dan efisiensi pestisida berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan usahatani bawang merah pada daerah penelitian, yang artinya peningkatan efisiensi pupuk dan efisiensi pestisida akan meningkatkan pendapata