Pengaruh Dosis Herbisida Dan Frekuensi Penyiangan Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

Main Author: Yudisthira, Rully Galuh Nadi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161926/1/RULLY%20GALUH%20NADI%20YUDISTHIRA.pdf
http://repository.ub.ac.id/161926/
Daftar Isi:
  • Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang banyak diusahakan oleh petani, karena memiliki kandungan gizi yang tinggi serta banyak dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap masakan dan bahan untuk obat-obatan penyakit tertentu. Tingginya pemanfaatan bawang merah menyebabkan permintaan bawang merah terus meningkat. Sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi bawang merah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan cara perbaikan teknik budidaya. Aspek penting yang harus diperhatikan yaitu pengendalian gulma. Gulma merupakan tumbuhan yang tidak diinginkan kehadirannya karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bawang merah adalah pesaing yang buruk bagi gulma. Cara pengendalian gulma yang umum dilakukan oleh petani adalah penyiangan secara manual dengan tangan. Namun saat ini biaya untuk tenaga kerja penyiangan cukup mahal, sehingga untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan mengkombinasikan penyiangan secara manual dan kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan mengaplikasikan herbisida. Salah satu herbisida yang dapat digunakan untuk pengendalian gulma pada budidaya bawang merah adalah herbisida berbahan aktif oksifluorfen sebagai herbisida pra-tumbuh. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui metode pengendalian gulma yang tepat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang merah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan herbisida berbahan aktif oksifluorfen dengan dosis yang berbeda dan frekuensi penyiangan yang berbeda dapat menekan pertumbuhan gulma dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2018 di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Malang yang terletak pada ketinggian sekitar 525 mdpl. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan mengkombinasikan dosis herbisida dan frekuensi penyiangan gulma, sehingga didapatkan 8 perlakuan dengan empat kali ulangan. Adapun perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: P0 = Tanpa herbisida + tanpa penyiangan (kontrol), P1 = Bebas Gulma, P2 = Oksifluorfen 240 g ha-1, P3 = Oksifluorfen 240 g ha-1 + penyiangan 1 kali 15 hst, P4 = Oksifluorfen 240 g ha-1 + penyiangan 2 kali 15 hst dan 45 hst, P5 = Oksifluorfen 480 g ha-1, P6 = Oksifluorfen 480 g ha-1 + penyiangan 1 kali 15 hst, P7 = Oksifluorfen 480 g ha-1 + penyiangan 2 kali 15 hst dan 45 hst. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan bawang merah, komponen hasil bawang merah, pengamatan fitotoksisitas, efisiensi pengendalian gulma dan indeks gulma. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam pada taraf 5%, kemudian dilanjutkan uji perbandingan antar perlakuan. Perlakuan yang berpengaruh nyata akan diuji lanjut dengan uji BNT pada taraf 5%.ii Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan herbisida Oksifluorfen dan penyiangan memberikan pengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan gulma, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Peningkatan dosis herbisida Oksifluorfen 240 g ha-1 menjadi 480 g ha-1 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Perlakuan herbisida Oksifluorfen 240 g ha-1 + penyiangan 1 kali pada 15 hst (P3) cukup efektif dalam menghambat pertumbuhan gulma, serta dapat meningkatkan hasil panen bawang merah dan layak secara ekonomi.