Pengaruh Pupuk Tablet Urin Sapi Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.)
Main Author: | Hidayati, Khurrotul Khusnul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161898/1/KHURROTUL%20KHUSNUL%20HIDAYATI.pdf http://repository.ub.ac.id/161898/ |
Daftar Isi:
- Tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan memicu peningkatan konsumsi makanan sehat khususnya sayuran. Salah satu sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia adalah pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk jenis yang banyak dibudidayakan petani saat ini. Kandungan gizi pada 100 g pakcoy adalah protein 2,3 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 4,0 g, Ca 220,0 mg, P 38,0 mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1.940,0 mg, vitamin B 0,09 mg, dan vitamin C 102 (Tafajani, 2011). Untuk menghasilkan sayuran pakcoy yang bebas residu pestisida, sehingga aman bagi konsumen maka dilakukan dengan budidaya secara organik. Inonu et al (2014) mengatakan bahwa tanaman pakcoy memerlukan pupuk organik dengan dosis 45 ton ha-1. Bahan dan sarana produksi yang digunakan dalam pertanian organik sebagian besar bersumber dari limbah hewan yang bisa didapatkan dengan mudah (Pranata, 2004). Urin sapi merupakan limbah dari kotoran sapi. Limbah kotoran sapi yang bersifat cair ini masih belum banyak dimanfaatkan oleh petani (Nugroho, 2013). Limbah cair ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dengan sentuhan teknologi. Hartatik dan Widowati (2006) menyatakan seperti halnya pupuk organik padat, urin sapi mengandung hara yang lengkap walaupun tersedia dalam jumlah kecil. Unsur hara dari urin sapi mudah menguap jika tidak langsung diaplikasikan. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan mencoba mengikat unsur hara yang terkandung dalam urin sapi dengan bantuan bahan pengikat berupa abu. Abu memiliki fungsi mengikat logam. Selain itu, abu berfungsi untuk menggemburkan tanah, sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara (Sukaryorini, 2011). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian urin sapi dalam bentuk tablet pada tanaman pakcoy. Hipotesis dari penelitian ini adalah urin tablet dengan dosis tertentu mempengaruhi pertumbuhan tanaman pakcoy. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga April 2015 di Green House di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur yang terletak di Jalan Raya Karangploso Km 4 Malang. BPTP terletak pada ketinggian 500 mdpl. Jenis tanah adalah inceptisol dengan curah hujan 100 mm/bln nilai pH tanah berkisar anatara 5,5 – 6,7. Alat yang digunakan untuk penelitian ialah penggaris, oven, timbangan analitik, Leaf Area meter (LAM), polybag dengan ukuran 30 x 30 cm dengan berat 5 kg dan kamera. Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah urin sapi, abu, dan tanah. Kemudian pupuk urea, SP 36, dan KCl dan benih pakcoy varietas Green. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana yang terdiri 3 kali ulangan. Perlakuan pemberian dosis urin sapi terdiri dari 10 perlakuan yaitu: A0: tanpa urin, A1: pupuk urin murni sebanyak 180 l ha-1, A2 : pupuk urin sebanyak 180 l ha-1 dicampur abu, A3 : urin tablet dengan dosis 50 ml polibag-1 , A4: urin tablet dengan dosis 100 ml polibag-1, A5: urin tablet dengan dosis 150 ml polibag-1, A6: urin tablet dengan dosis 200 ml polibag-1, A7 : urin tablet dengan dosis 250 ml polibag-1, A8: urinvii tablet dengan dosis 300 ml polibag-1, A9: urin tablet dengan dosis 350 ml polibag- 1 . Pengamatan yang dilakukan terdiri dari komponen pertumbuhan , dilakukan pada umur 14, 21, dan 28 HST dan pengamatan hasil dilakukan pada umur 35 HST. Komponen pertumbuhan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun, sedangkan komponen hasil terdiri dari diameter bonggol dan bobot segar tanaman. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan maka dilakukan pengujian lanjutan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian urin tablet tidak berbeda nyata pada karakter tinggi tanaman dan luas daun pada 14 dan 21 HST, namun berbeda nyata pada 28 HST. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada karakter jumlah daun pada semua waktu pengamatan dan pada komponen hasil yaitu bobot segar tanaman dan diameter bonggol. Perlakuan urin tablet dengan dosis 250 ml polibag- 1 menunjukkan rerata karakter pertumbuhan yang relatif lebih tinggi.