Pengaruh Jenis Mulsa Dan Dosis Pupuk Nitrogen Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Stevia (Stevia Rebaudiana Bert.) Di Dataran Rendah

Main Author: Sari, Enggis Purwita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161873/7/ENGGIS%20PURWITA%20SARI.pdf
http://repository.ub.ac.id/161873/
Daftar Isi:
  • Stevia rebaudiana Bertoni adalah tanaman perdu tahunan dari famili Asteraceae yang berasal dari Paraguay. Stevia tumbuh optimum pada ketinggian 800 – 2000 mdpl dengan suhu optimum 20 – 24 oC dan curah hujan 1500 – 2300 mm/tahun (Sumaryono dan Sinta, 2015). Stevia menghasilkan glikosida steviol yaitu senyawa sekunder yang memiliki tingkat kemanisan 200 - 300 kali dibandingkan sukrosa. Stevia telah digunakan sebagai pemanis alami yang bersifat non karsinogenik dan bebas kalori. Permintaan ekstrak stevia meningkat dengan tajam, pada tahun 2010 penjualan ekstrak stevia seluruh dunia mencapai 3.500 ton dengan nilai pasar US$ 285 juta dan meningkat tiga kali lipat menjadi 11.000 ton pada tahun 2014 (Sumaryono dan Sinta, 2015). Indonesia hanya bisa memproduksi daun kering sebanyak 3 ton ha-1/tahun. Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan produksi stevia. Usaha meningkatkan produksi stevia selain melalui intensifikasi, diperlukan juga upaya ekstensifikasi pada lahan yang sesuai. Strategi yang harus ditempuh dalam upaya peningkatan produksi stevia adalah pengembangan penanaman yang diarahkan ke dataran rendah (< 700 mdpl). Dataran rendah memiliki kelembaban yang rendah dan suhu yang tinggi (24 – 35 oC). Stevia yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih cepat sehingga produksinya lebih rendah dibandingkan dengan dataran tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan jenis mulsa dan dosis pupuk nitrogen yang tepat pada pertumbuhan dan hasil tanaman stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) di dataran rendah. Hipotesis dari penelitian ini adalah perlakuan mulsa jerami dan dosis pupuk nitrogen 200 kg ha-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas hasil stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) di dataran rendah. Perbedaan jenis mulsa memberikan respon yang berbeda pada pertumbuhan dan kualitas hasil stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) di dataran rendah. Perbedaan dosis pupuk nitrogen memberikan respon yang berbeda pada pertumbuhan dan kualitas hasil stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) di dataran rendah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2018 – Juni 2018, di kebun percobaan Universitas Brawijaya, desa Jatikerto, Malang dengan ketinggian 220- 400 mdpl, suhu minimum 20,3 – 20,45 oC, dan suhu maksimum 35,86 – 38,41 oC. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot design) dengan 2 perlakuan. Jenis mulsa (M) sebagai petak utama yang terdiri atas: M0 = Tanpa Mulsa, M1 = Mulsa Plastik Hitam Perak, M2 = Mulsa Jerami. Dosis pupuk Nitrogen (N) sebagai anak petak terdiri atas N0 = 0, N1 = 100 kg ha-1, N2 = 200 kg ha-1. Terdapat 9 perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga seluruhnya terdapat 27 satuan percobaan. Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, meteran, label, spidol permanen, timbangan analitik, gembor, selang air, penggaris, gunting, oven, HPLC, termometer air raksa, soil moisture meter, paranet, polibag, alat tulis, kamera. Bahan-bahan yang digunakan adalah bibit stek stevia, mulsa plastik MPHP, mulsa jerami, Urea, SP-36, KCl, pupuk kandang sapi dan bahan aktif. Variabelx pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm2), waktu panen, bobot basah (g), bobot kering (g), dan kandungan steviosida (mg g-1). Sedangkan pengamatan lingkungan meliputi suhu udara (oC), suhu tanah (oC) dan kelembaban tanah (%). Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf α = 0,05 untuk mengetahui terdapat ada atau tidaknya pengaruh nyata dari perlakuan. Apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji antar perlakuan dengan menggunakan BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf p = 0,05. Hasil analisis varian menunjukan bahwa mulsa jerami dengan nitrogen 100 kg ha-1 menghasilkan rerata jumlah daun, rerata luas daun dan rerata waktu panen lebih baik dibanding dengan mulsa jerami dengan tanpa nitrogen. Sebelum pemangkasan, rerata tinggi tanaman pada mulsa jerami tidak berbeda nyata dengan mulsa MPHP, tetapi setelah pemangkasan rerata tinggi tanaman pada mulsa jerami berbeda nyata dengan mulsa MPHP. Mulsa jerami menghasilkan rerata kandungan steviosida lebih baik dibanding tanpa mulsa. Mulsa jerami menghasilkan bobot kering total dan bobot segar total lebih baik dibanding dengan mulsa MPHP. Nitrogen 200 kg ha-1 menghasilkan rerata kandungan steviosida tertinggi dari semua perlakuan pupuk nitrogen. Nitrogen 200 kg ha-1 menghasilkan bobot segar total dan bobot kering total lebih baik dibanding tanpa pupuk nitrogen.