Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Tanaman Apel (Malus Sylvestris Mill.) Di Beberapa Sentra Produksi

Main Author: Zawawi, Arie Fakhrul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161868/1/ARIE%20FAKHRUL%20ZAWAWI.pdf
http://repository.ub.ac.id/161868/
Daftar Isi:
  • Apel (Malus sylvestris Mill.) ialah salah satu jenis buah yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia karena memiliki rasa yang khas dan kandungan gizi yang tinggi. Setiap 100 gr buah apel mengandung 84.1 gr air, 0.4 gr lemak, 0.3 gr protein, 0.3 mg zat besi, 6 mg kalsium, 90 S.I vitamin A, 5 mg vitamin C dan 58 kal kalori (Direktorat Gizi Depkes RI, 1972). Kota Batu dan Kabupaten Malang merupakan daerah sentra produksi buah apel tertinggi di Indonesia. Letak geografis dan kondisi iklim yang sesuai di wilayah tersebut mampu menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman apel sehingga dapat menghasilkan produktivitas buah yang baik. Produktivitas apel mengalami penurunan pada beberapa dekade terakhir. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produktivitas apel adalah terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim menjadi ancaman serius terhadap produktivitas apel karena menyebabkan banyak petani mengalami gagal panen. Curah hujan dan suhu sangat berpengaruh dalam proses pembungaan dan pembuahan. Tanaman apel menghendaki curah hujan yang tidak terlalu tinggi dan suhu rendah (Ruminta, 2015). Terjadinya perubahan unsur iklim curah hujan dan suhu di wilayah Kota Batu dan Kabupaten Malang sangat berpotensi memberikan pengaruh terhadap hasil produktivitas tanaman apel. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara unsur iklim (curah hujan dan suhu) terhadap produktivitas tanaman apel di beberapa sentra produksi. Hipotesis dari penelitian ini ialah terdapat hubungan antara unsur iklim (curah hujan dan suhu) terhadap produktivitas tanaman apel di beberapa sentra produksi. Penelitian dilaksanakan pada 3 lokasi sentra produksi apel yaitu Kecamatan Bumiaji, Batu dan Poncokusumo pada bulan Maret-Mei tahun 2018. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah alat tulis, form kuesioner, kamera, personal computer, software SPSS 22.0, Microsoft Excel 2016, data iklim (curah hujan dan suhu) serta produktivitas tanaman apel dari tahun 2008 sampai 2017. Desain penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif dengan menerapkan metode observasi dan survei. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan ialah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan form kuesioner kepada 30 responden pada masing-masing lokasi. Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan ialah data produktivitas yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kota Batu dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang serta data iklim (curah hujan dan suhu) diperoleh dari Stasiun BMKG Karangploso. Data yang terkumpul kemudian di analisis menggunakan analisis korelasi sederhana dan analisis deskriptif.ii Hasil analisis korelasi menjelaskan bahwa unsur iklim (curah hujan, hari hujan, bulan kering, suhu minimum dan selisih suhu) tidak berpengaruh terhadap produktivitas tanaman apel di beberapa sentra produksi. Nilai koefisien korelasi bulan basah sebesar (r = -0,64*) di Kecamatan Poncokusumo, suhu maksimum dan suhu rata-rata (r = -0,63*) di Kecamatan Bumiaji memberikan pengaruh terhadap penurunan produktivitas tanaman apel. Sedangkan nilai koefisien korelasi (r = 0,64*) di Kecamatan Batu menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan nyata antara suhu maksimum dengan produktivitas tanaman apel