Pengembangan Pariwisata Dengan Konsep Community Based Tourism Di Boon Pring, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang

Main Author: Lestari, Teguh Puji
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161851/1/Teguh%20Puji%20Lestari.pdf
http://repository.ub.ac.id/161851/
Daftar Isi:
  • Pengembangan pariwisata yang berlangsung terus-menerus tidak selalu memberikan dampak yang baik bagi masyarakat sekitar dan lingkungan sekitar obyek daya tarik wisata. Masih banyaknya masyarakat sekitar yang belum terserap dengan baik tenaga dan pikirannya dalam kegiatan kepariwisataan. Demi mengatasi permasalahan tersebut penerapan konsep community based tourism diharapkan semakin banyak lapangan kerja baru yang mampu menyerap dan memanfaatkan masyarakat lokal dalam kegiatan pengelolaan destinasi wisata, karena semua kegiatan dan status kepemilikannya dimiliki oleh masyarakat sekitar. Objek wisata Boon Pring yang ada di Desa Sanankerto, sejak dibuka pada tahun 2013 hingga saat ini telah mengalami berbagai kemajuan, dengan ditunjang adanya peran dan keikut-sertaan masyarakat sekitar objek wisata. Adanya kegiatan wisata di Boon Pring ini memberikan dampak positif karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pengelola Boon Pring dalam pengembangan kedepannya. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan pariwisata meliputi pengembangan atraksi dan aktivitas wisata, pengembangan prasarana wisata, pengembangan sarana wisata, pengembangan tata laksana/ infrastruktur, dan pengembangan masyarakat, lingkungan, dan budaya. Aspek penerapan community based tourism dalam pengembangan Boon Pring meliputi pelibatan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan pada Boon Pring, manfaat yang diterima oleh masyarakat sekitar dari adanya kegiatan wisata berupa terbukanya lapangan kerja baru dan kesempatan bagi masyarakat dalam membuka usaha, serta proses pendidikan kepariwisataan dan pemberdayaan masyarakat seperti pelatihan dalam menghadapi dan melayani wisatawan. Dari temuan penelitian ini dapat ditarik beberapa saran diantaranya yaitu menjalankan Tourism Information Center setiap hari untuk memudahkan wisatawan yang berkunjung ketika mencari berbagai informasi terkait Boon Pring. Kebersihan fasilitas-fasilitas yang disediakan juga perlu dijaga untuk memberikan kenyamanan pada wisatawan. Tidak hanya itu pengawasan dan penjagaan hutan bambu tidak cukup hanya sekedar patroli berkala saja, melainkan perlu disediakan pengelola yang bersiaga di pos-pos di dalam hutan bambu. Memberikan pelatihan kepada masyarakat yang baru saja bergabung dalam kegiatan kepariwisataan juga perlu dilakukan untuk memberikan pelayanan yang prima, serta membangun kesan yang baik kepada wisatawan saat berkunjung.