Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Brokoli Non-Organik Dan Organik Di Kelurahan Temas, Kota Batu, Jawa Timur

Main Author: Khairi, Muhammad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161835/1/MUHAMMAD%20KHAIRI.pdf
http://repository.ub.ac.id/161835/
Daftar Isi:
  • Pemenuhan gizi masyarakat terlalu banyak permasalahan yang begitu kompleks terjadi di sector pertanian, mulai dari kebijakan, kelompok tani, dan lainnya.Pola hidup sehat kini menjadi permasalahan yang mulai menjadi perhatian masyarakat.Rendahnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan bergizi terutama sayuran menjadi permasalahan baru. Menurut Kementrian Kesehatan tahun 2017 tingkat konsumsi sayuran masyarakat sebesar 20,5 kg/kapita/tahunangka tersebut jauh dari rekomendari FAO sebesar 73 kg/kapita/tahun. Pertanian organik menjadi solusi dari permasalahan terhadap pemenuhan makanan sehat dan bergizi.Salah satu komoditas yang memiliki kandungan gizi yang cukup banyak adalah brokoli.Menurut USAID pada tahun 2013 permintaan brokoli di Indonesia mengalami peningkatan 15-20% per tahun.Namun tingginya permintaan ini tidak diimbangi dengan kualitas dan kuantitas produksi yang memadai.Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat produksi usahatani brokoli non-organik dan organik. (2) Menganalisis tingkat efisiensi teknis penggunaan input produksi usahatani brokoli non-organik dan organik. (3) Menganalisis kelayakan usahatani brokoli non-organik dan organik di Kelurahan Temas, Kota Batu.Dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani dari usahatani brokoli. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur efisiensi teknis menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglass dengan pendekatan stochastic frontier untuk menganalisis tingkat efisien teknis penggunaan input produksi usahatani brokoli. Sementara itu, untuk menganalisis usahatani menggunakan analisis R/C Rasio.Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 32 petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Sri Anom Mulyo. Hasil dari analisis fungsi produksi stochastic frontier yang dilakukan antara lain: (1) Faktor produksi yang digunakan untuk brokoli non-organik adalah luas lahan, benih, urea, pupuk kandang, phonska, NPK, pestisida, dan tenaga kerja, sedangkan faktor produksi yang digunakan untuk brokoli organik adalah luas lahan, benih, urea, pupuk kandang, NPK, pestisida, dan tenaga kerja. Pada usahatani brokoli non-organik variabel pupuk kandang berpengaruh nyata dan positif terhadap produksi brokoli non-organik dengan taraf kepercayaan 95 persen.Nilai t-hitung dari variabel pupuk kandang adalah 2,399.Variabel luas lahan, urea, NPK, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan tidak nyata terhadap produksi brokoli non-organik pada taraf kepercayaan 95 persen.Sementara variabel benih dan phonska berpengaruh negatif dan tidak nyata terhadap produksi brokoli non-organik pada taraf kepercayaan 95 persen.Pada usahatani brokoli organik variabel urea dan pupuk kandang berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi brokoli organik pada taraf kepercayaan 95 persen.Nilai t-hitung dari variabel urea sebesar 2,688 pupuk kandang sebesar 5,081 kedua nilai tersebut lebih besar dari nilai t-tabel pada taraf kepercayaanv v 95 persen.Variabel luas lahan, benih, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan tidak nyata terhadap produksi brokoli organik pada taraf kepercayaan 95%.Sementara variabel NPK dan pestisida berpengaruh negatif dan tidak nyata terhadap produksi brokoli organik. (2) Hasil estimasi dari parameter Maximum Likelihood Estimation (MLE) untuk fungsi produksi Cobb Douglas Stochastic Frontier menunjukkan bahwa tingkat efisiensi teknis tertinggi pada usahatani brokoli non-organik sebesar 0,993 dan yang terendah sebesar 0,895. Rata-rata petani responden memiliki tingkat efisiensi teknis sebesar 0,967 yang berarti bahwa rata-rata petani brokoli non-organik di Kelurahan Temas, Kota Batu sudah mencapai produksi 96,7 persen dari total potensial produksi brokoli non-organik dan masih terdapat 3,3 persen bagi rata-rata petani brokoli non-organik untuk meningkatkan produksinya. Pada usahatani brokoli organik tingkat efisiensi teknis tertinggi sebesar 0,998 dan terendah sebesar 0,701. Rata-rata petani responden memiliki tingkat efisiensi teknis sebesar 0,916 yang berarti bahwa petani responden sudah mencapai produksi 91,6 persen dari total potensial produksi brokoli organik dan masuk terdapat 9.3 persen bagi rata-rata petani brokoli organik untuk meningkatkan produksinya. (3) hasil dari analisis kelayakan usahatani brokoli non-organik dan organik menunjukkan rata-rata pendapatan yang diterima petani brokoli non-organik per produksi per hektar sebesar Rp 53.458.764,- sedangkan rata-rata pendapatan yang diterima oleh petani brokoli organik per produksi per hektar sebesar Rp. 30.233.035,-. Rata-rata nilai kelayakan yang diperoleh petani brokoli non-organik dan organik yaitu 3,61 dan 3 lebih besar dari 1, sehingga usahatani brokoli non-organik dan organik di Kelurahah Temas, Kota Batu layak untuk dikembangkan.