Analisis Supplier Relationships Management (Srm) Dan Upaya Peningkatan Kontinuitas Bahan Baku Benih Padi Pada Perusahaan Swasta Di Kabupaten Pasuruan
Main Author: | Sinaga, Erikson Bob Philips |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161825/1/ERIKSON%20BOB%20PHILIPS%20SINAGA.pdf http://repository.ub.ac.id/161825/ |
ctrlnum |
161825 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/161825/</relation><title>Analisis Supplier Relationships Management (Srm) Dan
Upaya Peningkatan Kontinuitas Bahan Baku Benih Padi
Pada Perusahaan Swasta Di Kabupaten Pasuruan</title><creator>Sinaga, Erikson Bob Philips</creator><subject>633.18 Rice</subject><description>Supply Chain Management (SCM) saat ini telah menjadi isu penting di
kalangan pelaku industri, dimana SCM telah menjadi salah satu faktor kunci yang
berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Berfokus pada SCM, ada dua
komponen utama yang berkontribusi terhadap daya saing SCM yakni komponen
eksternal dan komponen internal (Tengku, 2013). Didalam komponen eksternal
tersebut terdapat konsep Supplier Relationship Management (SRM) yang
mengambarkan bagaimana perusahaan melakukan kerjasama dengan supplier
(pemasok). Konsep SRM ini tentu penting dilakukan untuk menjaga hubungan
antara perusahaan dengan supplier sehingga menjamin ketersediaan bahan baku
guna mempertahankan keberlanjutan proses produksi perusahaan. Selain itu, SRM
juga mampu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dalam fungsi supply
chain (Wangeci, 2013).
Kabupaten Pasuruan adalah salah satu kawasan sentra Padi di Jawa Timur
dengan jumlah produksi sebesar 721.144 ton pada tahun 2016. Angka tersebut telah
melampaui dari target yang ditetapkan di dalam (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2018 sebesar
564.384 ton atau 27,78% (pasuruankab.go.id). Sebagai salah satu sentra padi di
Jawa Timur, Kabupaten Pasuruan memiliki 29 produsen benih padi terdiri dari 28
produsen swasta dan 1 produsen BUMN yakni PT. SHS (BPSB, 2015). Namun dari
hasil survei pendahuluan, diperoleh bahwa dari 29 produsen benih tersebut hanya
12 produsen yang masih aktif memproduksi benih padi. Informasi dari HPPB
Pasuruan juga menyatakan bahwa produsen swasta di Kabupaten Pasuruan turut
berpartisipasi dalam memenuhi 40 % kebutuhan benih padi di tingkat Kabupaten
Pasuruan. Untuk memenuhi target produksinya, produsen swasta benih padi di
Kabupaten Pasuruan melakukan kerjasama dengan petani supplier.
Pada saat ini, penelitian-penelitian terdahulu telah banyak membahas
mengenai Supplier Relationship Management (SRM). Namun belum banyak yang
menggali informasi mengenai penelitian SRM pada perusahaan berbasis agribisnis.
Penelitian mengenai SRM kebanyakan dilakukan di perusahaan manufaktur (Hsiao,
2002, Amran, T. 2012, Rakhmawati, et.al. 2009, Goko. 2012). Pasutham (2012)
dalam penelitiannya mengenai Supply Chain Macro Process pada tiga perusahaan
industri di Thailand melakukan pengukuran kinerja supplier relationship
management dengan menggunakan tiga konsep yakni seleksi supplier berkualitas,
integrasi supplier dan efektivitas pembelian dengan metode AHP (Analytical
Hierarchy Process). Tentu akan ada perbedaan ketika menerapkan strategi Supplier
Relationship Management (SRM) pada objek perusahan yang bukan bergerakdalam bidang manufaktur. Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan analisis
mengenai Supplier Relationship Management (SRM) dengan mengambil objek
perusahaan berbasis pertanian. Adapun konsep dan variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Pasutham
(2012).
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Lokasi
penelitian terletak di wilayah Kecamatan Wonorejo dan Kecamatan Pandaan.
Penentuan responden dilaksanakan secara bertahap (multistage). Tahap pertama
adalah penentuan responden produsen benih padi, yang ditetapkan secara sengaja
sebanyak 4 produsen atas dasar adanya ikatan kerjasama antara produsen dengan
petani. Tahap kedua adalah penentuan responden petani mitra tingkat I, yang
ditetapkan berdasarkan metode snowball sampling. Tahap ketiga adalah penentuan
responden petani mitra tingkat II, menggunakan metode random sampling dan
metode sensus. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan
pengumpulan data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis statistik
deskriptif untuk mengidentifikasi penerapan indikator SRM dan analisis korelasi
rank Spearman untuk menganalisis keeratan hubungan kerjasama antara
perusahaan, petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat II.
Penelitian ini menggunakan 3 konsep Supplier Relationship Management
(SRM) yakni seleksi supplier, integrasi supplier dan efektivitas proses pembelian.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pola kerjasama yang terjadi dalam
aktivitas rantai pasok benih padi dilihat dari konsep SRM yakni pola kerjasama
antara perusahaan dengan petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat I dengan
petani mitra tingkat II. Perbedaan antara petani mitra tingkat I dengan petani mitra
tingkat II adalah petani mitra tingkat I secara langsung bekerjasama dengan
perusahaan sedangkan petani mitra tingkat II tidak secara langsung melainkan
melalui perantara petani mitra tingkat I. Bentuk kerjasama yang dilakukan
perusahaan adalah dengan memberikan pinjaman benih kepada petani mitra yang
nantinya hasil panen akan dijual kepada perusahaan. Kerjasama yang dilakukan
antara perusahaan dan petani mitra tidak memiliki kontrak tertulis namun hanya
mengandalkan kesepakatan dan sikap saling percaya.
Pada pola hubungan antara perusahaan-petani mitra tingkat I dan petani mitra
tingkat I-petani mitra tingkat II, memiliki persepsi masing-masing terhadap setiap
variabel dari masing-masing indikator. Indikator kinerja supplier terdiri dari
variabel kualitas produk, kinerja pengiriman dan kualitas penyimpanan. Hasil
pengukuran dari pola relasi menyatakan bahwa indikator kinerja supplier sangat
penting untuk dipertimbangkan. Indikator proses seleksi supplier terdiri dari
tahapan seleksi supplier, keefektifan negosiasi dan ada tidaknya kontrak tertulis.
Hasil dari pengukuran pada pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut tidak
penting untuk ada tidaknya kontrak tertulis dan cukup penting untuk tahapan seleksi
supplier dan keefektifan negosiasi. Indikator koordinasi supplier terdiri dari
kerjasama peningkatan produksi, keterlibatan terhadap keputusan tak terduga daninformasi rencana tak terduga. Hasil pengukuran pada pola relasi, menyatakan
bahwa indikator koordinasi supplier sangat tidak penting untuk keterlibatan
terhadap keputusan tak terduga dan sangat penting untuk kerjasama peningkatan
produksi.
Indikator integrasi informasi terdiri dari jenis media komunikasi, berbagi
informasi, peramalan usaha dan keefektifan komunikasi. Hasil pengukuran dari
pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut sangat penting untuk
dipertimbangkan. Indikator hubungan organisasional terdiri dari kesamaan tujuan
bisnis, cara menjaga komunikasi, berbagi resiko dan kepercayaan. Hasil
pengukuran dari pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut cukup penting
dan sangat penting untuk dipertimbangkan. Indikator penggunaan teknologi dan
informasi, hasil pengukuran pada pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut
sangat penting untuk dipertimbangkan. Indikator efektivitas komunikasi mengenai
produksi terdiri dari daftar spesifikasi produk dan kesesuaian spesifikasi produk.
Hasil pengukuran menyatakan bahwa indikator tersebut sangat penting
dipertimbangkan. Indikator efektivitas administrasi kontrak terdiri dari evaluasi dan
verifikasi produk serta kesepakatan prosedur pembayaran. Hasil pengukuran dari
pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut sangat penting untuk
dipertimbangkan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan swasta benih padi di
Kabupaten Pasuruan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku produksi melakukan
kerjasama dengan petani mitra. Bentuk kerjasama yang dilakukan perusahaan
kepada petani mitra berupa pinjaman benih yang akan ditanam petani mitra,
disesuaikan dengan permintaan perusahaan. Kerjasama antara perusahaan kepada
petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat I kepada petani mitra tingkat II
memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat dan signifikan. Hal ini terjadi karena
sistem kerjasama lebih mengedepankan kepercayaan dan rasa kekeluargaan
diantara perusahaan dan petani mitra. Meskipun tidak ada keterikatan kontrak
namun dengan komunikasi dan koordinasi serta kesepakatan harga, kerjasama
dapat berjalan dengan lancar. Apabila dibandingkan dengan perusahaan berskala
besar seperti pada penelitian Pasutham (2012), maka terdapat beberapa indikator
yang sesuai dan tidak sesuai untuk diterapkan. Indikator yang tidak sesuai seperti
green supplier yang tidak diterapkan dalam pola kerjasama antara perusahaan dan
petani mitra di Kabupaten Pasuruan. Kemudian kerjasama yang tidak memiliki
kontrak tertulis dan tidak adanya prosedur seleksi petani mitra serta penggunaan
inovasi teknologi terkini dalam prosedur pembayaran yang belum dilakukan.
Saran yang dapat diberikan yakni relasi yang terjalin antara pola hubungan
perusahaan-petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat I-petani mitra tingkat II
memiliki tingkat keeratan yang sangat kuat dan signifikan. Sehingga bentuk
kerjasama yang selama ini dilakukan harus tetap dipertahankan.</description><date>2018-06-08</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/161825/1/ERIKSON%20BOB%20PHILIPS%20SINAGA.pdf</identifier><identifier> Sinaga, Erikson Bob Philips (2018) Analisis Supplier Relationships Management (Srm) Dan Upaya Peningkatan Kontinuitas Bahan Baku Benih Padi Pada Perusahaan Swasta Di Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2018/313/051804913</relation><recordID>161825</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Sinaga, Erikson Bob Philips |
title |
Analisis Supplier Relationships Management (Srm) Dan
Upaya Peningkatan Kontinuitas Bahan Baku Benih Padi
Pada Perusahaan Swasta Di Kabupaten Pasuruan |
publishDate |
2018 |
topic |
633.18 Rice |
url |
http://repository.ub.ac.id/161825/1/ERIKSON%20BOB%20PHILIPS%20SINAGA.pdf http://repository.ub.ac.id/161825/ |
contents |
Supply Chain Management (SCM) saat ini telah menjadi isu penting di
kalangan pelaku industri, dimana SCM telah menjadi salah satu faktor kunci yang
berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Berfokus pada SCM, ada dua
komponen utama yang berkontribusi terhadap daya saing SCM yakni komponen
eksternal dan komponen internal (Tengku, 2013). Didalam komponen eksternal
tersebut terdapat konsep Supplier Relationship Management (SRM) yang
mengambarkan bagaimana perusahaan melakukan kerjasama dengan supplier
(pemasok). Konsep SRM ini tentu penting dilakukan untuk menjaga hubungan
antara perusahaan dengan supplier sehingga menjamin ketersediaan bahan baku
guna mempertahankan keberlanjutan proses produksi perusahaan. Selain itu, SRM
juga mampu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dalam fungsi supply
chain (Wangeci, 2013).
Kabupaten Pasuruan adalah salah satu kawasan sentra Padi di Jawa Timur
dengan jumlah produksi sebesar 721.144 ton pada tahun 2016. Angka tersebut telah
melampaui dari target yang ditetapkan di dalam (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pasuruan tahun 2013-2018 sebesar
564.384 ton atau 27,78% (pasuruankab.go.id). Sebagai salah satu sentra padi di
Jawa Timur, Kabupaten Pasuruan memiliki 29 produsen benih padi terdiri dari 28
produsen swasta dan 1 produsen BUMN yakni PT. SHS (BPSB, 2015). Namun dari
hasil survei pendahuluan, diperoleh bahwa dari 29 produsen benih tersebut hanya
12 produsen yang masih aktif memproduksi benih padi. Informasi dari HPPB
Pasuruan juga menyatakan bahwa produsen swasta di Kabupaten Pasuruan turut
berpartisipasi dalam memenuhi 40 % kebutuhan benih padi di tingkat Kabupaten
Pasuruan. Untuk memenuhi target produksinya, produsen swasta benih padi di
Kabupaten Pasuruan melakukan kerjasama dengan petani supplier.
Pada saat ini, penelitian-penelitian terdahulu telah banyak membahas
mengenai Supplier Relationship Management (SRM). Namun belum banyak yang
menggali informasi mengenai penelitian SRM pada perusahaan berbasis agribisnis.
Penelitian mengenai SRM kebanyakan dilakukan di perusahaan manufaktur (Hsiao,
2002, Amran, T. 2012, Rakhmawati, et.al. 2009, Goko. 2012). Pasutham (2012)
dalam penelitiannya mengenai Supply Chain Macro Process pada tiga perusahaan
industri di Thailand melakukan pengukuran kinerja supplier relationship
management dengan menggunakan tiga konsep yakni seleksi supplier berkualitas,
integrasi supplier dan efektivitas pembelian dengan metode AHP (Analytical
Hierarchy Process). Tentu akan ada perbedaan ketika menerapkan strategi Supplier
Relationship Management (SRM) pada objek perusahan yang bukan bergerakdalam bidang manufaktur. Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan analisis
mengenai Supplier Relationship Management (SRM) dengan mengambil objek
perusahaan berbasis pertanian. Adapun konsep dan variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Pasutham
(2012).
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Lokasi
penelitian terletak di wilayah Kecamatan Wonorejo dan Kecamatan Pandaan.
Penentuan responden dilaksanakan secara bertahap (multistage). Tahap pertama
adalah penentuan responden produsen benih padi, yang ditetapkan secara sengaja
sebanyak 4 produsen atas dasar adanya ikatan kerjasama antara produsen dengan
petani. Tahap kedua adalah penentuan responden petani mitra tingkat I, yang
ditetapkan berdasarkan metode snowball sampling. Tahap ketiga adalah penentuan
responden petani mitra tingkat II, menggunakan metode random sampling dan
metode sensus. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan
pengumpulan data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis statistik
deskriptif untuk mengidentifikasi penerapan indikator SRM dan analisis korelasi
rank Spearman untuk menganalisis keeratan hubungan kerjasama antara
perusahaan, petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat II.
Penelitian ini menggunakan 3 konsep Supplier Relationship Management
(SRM) yakni seleksi supplier, integrasi supplier dan efektivitas proses pembelian.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pola kerjasama yang terjadi dalam
aktivitas rantai pasok benih padi dilihat dari konsep SRM yakni pola kerjasama
antara perusahaan dengan petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat I dengan
petani mitra tingkat II. Perbedaan antara petani mitra tingkat I dengan petani mitra
tingkat II adalah petani mitra tingkat I secara langsung bekerjasama dengan
perusahaan sedangkan petani mitra tingkat II tidak secara langsung melainkan
melalui perantara petani mitra tingkat I. Bentuk kerjasama yang dilakukan
perusahaan adalah dengan memberikan pinjaman benih kepada petani mitra yang
nantinya hasil panen akan dijual kepada perusahaan. Kerjasama yang dilakukan
antara perusahaan dan petani mitra tidak memiliki kontrak tertulis namun hanya
mengandalkan kesepakatan dan sikap saling percaya.
Pada pola hubungan antara perusahaan-petani mitra tingkat I dan petani mitra
tingkat I-petani mitra tingkat II, memiliki persepsi masing-masing terhadap setiap
variabel dari masing-masing indikator. Indikator kinerja supplier terdiri dari
variabel kualitas produk, kinerja pengiriman dan kualitas penyimpanan. Hasil
pengukuran dari pola relasi menyatakan bahwa indikator kinerja supplier sangat
penting untuk dipertimbangkan. Indikator proses seleksi supplier terdiri dari
tahapan seleksi supplier, keefektifan negosiasi dan ada tidaknya kontrak tertulis.
Hasil dari pengukuran pada pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut tidak
penting untuk ada tidaknya kontrak tertulis dan cukup penting untuk tahapan seleksi
supplier dan keefektifan negosiasi. Indikator koordinasi supplier terdiri dari
kerjasama peningkatan produksi, keterlibatan terhadap keputusan tak terduga daninformasi rencana tak terduga. Hasil pengukuran pada pola relasi, menyatakan
bahwa indikator koordinasi supplier sangat tidak penting untuk keterlibatan
terhadap keputusan tak terduga dan sangat penting untuk kerjasama peningkatan
produksi.
Indikator integrasi informasi terdiri dari jenis media komunikasi, berbagi
informasi, peramalan usaha dan keefektifan komunikasi. Hasil pengukuran dari
pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut sangat penting untuk
dipertimbangkan. Indikator hubungan organisasional terdiri dari kesamaan tujuan
bisnis, cara menjaga komunikasi, berbagi resiko dan kepercayaan. Hasil
pengukuran dari pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut cukup penting
dan sangat penting untuk dipertimbangkan. Indikator penggunaan teknologi dan
informasi, hasil pengukuran pada pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut
sangat penting untuk dipertimbangkan. Indikator efektivitas komunikasi mengenai
produksi terdiri dari daftar spesifikasi produk dan kesesuaian spesifikasi produk.
Hasil pengukuran menyatakan bahwa indikator tersebut sangat penting
dipertimbangkan. Indikator efektivitas administrasi kontrak terdiri dari evaluasi dan
verifikasi produk serta kesepakatan prosedur pembayaran. Hasil pengukuran dari
pola relasi menyatakan bahwa indikator tersebut sangat penting untuk
dipertimbangkan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan swasta benih padi di
Kabupaten Pasuruan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku produksi melakukan
kerjasama dengan petani mitra. Bentuk kerjasama yang dilakukan perusahaan
kepada petani mitra berupa pinjaman benih yang akan ditanam petani mitra,
disesuaikan dengan permintaan perusahaan. Kerjasama antara perusahaan kepada
petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat I kepada petani mitra tingkat II
memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat dan signifikan. Hal ini terjadi karena
sistem kerjasama lebih mengedepankan kepercayaan dan rasa kekeluargaan
diantara perusahaan dan petani mitra. Meskipun tidak ada keterikatan kontrak
namun dengan komunikasi dan koordinasi serta kesepakatan harga, kerjasama
dapat berjalan dengan lancar. Apabila dibandingkan dengan perusahaan berskala
besar seperti pada penelitian Pasutham (2012), maka terdapat beberapa indikator
yang sesuai dan tidak sesuai untuk diterapkan. Indikator yang tidak sesuai seperti
green supplier yang tidak diterapkan dalam pola kerjasama antara perusahaan dan
petani mitra di Kabupaten Pasuruan. Kemudian kerjasama yang tidak memiliki
kontrak tertulis dan tidak adanya prosedur seleksi petani mitra serta penggunaan
inovasi teknologi terkini dalam prosedur pembayaran yang belum dilakukan.
Saran yang dapat diberikan yakni relasi yang terjalin antara pola hubungan
perusahaan-petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat I-petani mitra tingkat II
memiliki tingkat keeratan yang sangat kuat dan signifikan. Sehingga bentuk
kerjasama yang selama ini dilakukan harus tetap dipertahankan. |
id |
IOS4666.161825 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2021-10-28T06:46:36Z |
last_indexed |
2021-10-28T07:46:24Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751455988957839360 |
score |
17.538404 |