Analisis Resiko Rantai Pasok Produk Keripik Kentang Dengan Analisis Fuzzy Failure Mode And Effect Analysis (Fuzzy Fmea) (Studi Kasus Pada Ud. Rimbaku Dan Ud. Agronas Gizi Food, Batu)
Main Author: | Bangun, Dewynta Monica Fabrina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161817/1/DEWYNTA%20MONICA%20FABRINA%20BANGUN.pdf http://repository.ub.ac.id/161817/ |
Daftar Isi:
- Tingginya produksi komoditas kentang di Indonesia disertai tingkat konsumsi rumah tangga yang akan meningkat rata-rata sebesar 12,57 persen setiap tahunnya (Pusdatin, 2015) karena komoditas kentang merupakan salah satu komoditas diversivikasi pangan bagi masyarakat Indonesia dengan nilai gizi yang tinggi. Salah satu olahan kentang yang memiliki potensi dan banyak digemari oleh masyarakat terutama di daerah Malang sebagai tempat pariwisata adalah olahan keripik kentang. Dalam hal ini, penulis bertujuan untuk menganalisis mengenai sumber resiko apa saja yang dapat terjadi dan harus dihadapi oleh agen-agen yang terkait dalam rantai pasok usaha keripik kentang yang ada di kota Malang. Analisa terhadap sumber resiko rantai pasokan keripik kentang yang telah ada pada ruang lingkup yang telah ditentukan perlu dilakukan agar dapat menjadi masukan saat perancangan, perbaikan dan pengembangan dalam rantai pasokan agroindustri keripik kentang. Metode yang digunakan untuk menganalisis tingkat resiko pada agroindustri keripik kentang adalah Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis dengan menghitung penilaian tingkat kejadian resiko ( Occurence), dampak resiko (Severity), dan deteksi dari resiko (Detection). Penghitungan O, S, D dilakukan pada variabel – variabel yang telah ditentukan. Nilai O, S, D yang didapatkan digunakan untuk memperoleh nilai FRPN (Fuzzy Rate Priority Number) yang memberikan nilai tingkat perioritas resiko pada rantai pasok. Analisa yang didapatkan membuktikan bahwa tingkat resiko yang dialami pada produk keripik kentang akan berbeda pada setiap produknya. Hal tersebut dapat dipengaruhi berbagai macam faktor, baik faktor bahan baku, faktor produksi, faktor keuangan, faktor tenaga kerja serta faktor diluar perusahaan seperti iklim maupun cuaca. Hasil identifikasi resiko dengan prioritas tertinggi pada masingmasing variabel, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Rantai pasok pada UD. Rimbaku dan UD. Agronas GIzi Food pada tingkat supplier dimana UD, Rimbaku mempunyai lahan sendiri sedangkan UD. Agronas memperoleh bahan baku dari para petani. Pada struktur rantai pasok kedua perusahaan, UD. Rimbaku dan UD. Agronas Gizi Food berperan sebagai produsen. Retailer dalam rantai pasok dari UD. Rimbaku adalah Pusat Oleh-Oleh TINO, Pia Mangkok Malang dan lainnya, sedangkan pada UD. Agronas Gizi Food, retailer dalam rantai pasoknya adalah Ari Telo, Bakpao Telo dan toko oleholeh lain yang berada di sekitar kota Batu. Komponen terakhir dalam struktur rantai pasok kedua perusahaan adalah konsumen.ii 2. Kedua perusahan memiliki persamaan jenis resiko pada variabel keuangan yaitu resiko kesulitan dalam memperoleh pinjaman dengan nilai FRPN UD. Rimbaku sebesar 6, 038 dan nilai FRPN UD. Agronas Gizi Food sebesar 6, 162 sedangkan perbedaan jenis resiko terdapat pada tiga variabel lainnya yaitu produksi, pemasaran, serta sumber daya manusia. Resiko prioritas pada variabel produksi UD. Rimbaku adalah ketersediaan bahan baku yang tidak menentu dengan nilai FRPN sebesar 2, 861, prioritas resiko pada variabel pemasaran adalah keterlambatan pada distribusi produk keripik kentang dengan nilai FRPN sebesar 0, 681, dan prioritas resiko pada variabel SDM adalah resiko minimnya tenaga kerja yang berminat pada produksi pengolahan keripik kentang dengan FRPN sebesar 2, 494. Pada UD. Agronas Gizi Food, prioritas resiko tertinggi dengan FRPN sebesar 9, 758 variabel produksi adalah resiko kerusakan mesin dan peralatan pada saat produksi. Pada variabel pemasaran, resiko tertinggi dengan nilai FRPN 7, 179 adalah resiko perubahan pada permintaan sedangkan resiko tertinggi pada variabel SDM yaitu resiko tenaga kerja yang belum terampil dengan nilai FRPN sebesar 7, 027. 3. Manajemen mitigasi berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh pada kedua perusahaan untuk UD. Rimbaku adalah manajemen usaha tani yang lebih baik lagi serta kepekaan terhadap kondisi pasar yang dapat diperoleh dengan survei pasar secara rutin menjadi strategi mitigasi yang sesuai untuk UD. Agronas Gizi Food.