Pembiakan Khamir Saccharomyces Cerevisiae Dan Uji Antagonis Terhadap Gloeosporium Sp. Penyebab Penyakit Busuk Buah Pada Apel

Main Author: Sa’adah, Nikmatus
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161684/1/Nikmatus%20Sa%E2%80%99adah.pdf
http://repository.ub.ac.id/161684/
Daftar Isi:
  • Saccharomyces cerevisiae adalah mikroba yang potensial sebagai antagonisme. S. cerevisiae berpotensi sebagai pengendali penyakit pada tanaman dan buah-buahan, termasuk tanaman apel. Penyakit pada buah apel yang menyebabkan kerugian yaitu penyakit busuk buah yang disebabkan oleh patogen Gloeosporium sp. Produksi perbanyakan S. cerevisiae, dapat dilakukan dengan media perbanyakan sederhana, yaitu media air kelapa. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau protassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor, dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa, sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram. Penelitian dilakukan untuk mengetahui media yang efektif sebagai pertumbuhan S. cerevisiae dengan interval waktu yang berbeda sehingga didapatkan waktu yang optimal untuk perkembangbiakan khamir S. cerevisiae dan efektivitas antagonis S. cerevisiae terhadap patogen Gloeosporium sp. Penelitian dilakukan dengan mengisolasi Gloeosporium sp. dan mengisolasi S. cerevisiae. S. cerevisiae diperbanyak selama 96 jam pada orbital shaker dan dilakukan dengan 5 perlakuan, yaitu P1 (air kelapa hijau muda), P2 (air kelapa hijau tua), P3 (air kelapa gading muda), P4 (air kelapa gading tua), P5 (media YMB). Hasil perbanyakan di uj antagonis dengan Gloeosporium sp. disusun secara RAL dengan tiga kali pengulangan. Hasil yang didapat adalah perkembangbiakan khamir S. cerevisiae tumbuh terbaik pada media P1. Waktu optimal untuk perkembangbiakan khamir S. cerevisiae pada beberapa macam media yaitu pada lama inkubasi 48 jam. Semakin lama waktu yang digunakan untuk perbanyakan maka perkembangbiakan khamir semakin menurun. Karena khamir sudah mencapai fase kematian. Inokulasi khamir S. cerevisiae mampu menekan pertumbuhan penyakit Gloeosporium sp. yang dapat dilihat dari besarnya penghambatan pada uji antagonis sebesar 22,62%.