Pengaruh Macam Bakteri Endemik Tanah Salin Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.) Pada Kondisi Salin
Main Author: | Wahyuningsih, Puput |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161645/1/PUPUT%20WAHYUNINGSIH.pdf http://repository.ub.ac.id/161645/ |
Daftar Isi:
- Pada musim kemarau lahan salin diberokan karena kadar salinitas tanah semakin meningkat. Diperlukan pengupayaan bioteknologi dengan penggunaan macam bakteri endemik lahan salin sehingga tanah salin dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan pertanian. Tanah dapat dikatakan salin apabila daya hantar listrik dari ekstrak tanah jenuh air lebih dari 4 dS m-1. Total luas lahan salin 0,44 juta ha (Alihamsyah, 2003). Cabai (Capsicum annum L.) ialah salah satu tanaman yang agak peka terhadap salinitas. Cabai merah dipilih karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak di butuhkan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh dari macam bakteri endemik lahan salin pada cabai merah (Capsicum annum L.) pada tanah salin. Hipotesis dari penelitian ini ialah Pemberian tunggal dan konsorsium bakteri endemik lahan salin berpengaruh baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) pada kondisi salin. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Brawijaya, di desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan dari bulan September 2017-Januari 2018. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 kombinasi perlakuan yang masing masing diulang 4 kali. Masing-masing perlakuan terdiri dari 9 polibag. Total keseluruhan polibag terdapat 288. Perlakuan yang digunakan ialah macam bakteri pada lahan salin. Adapun macam perlakuannya ialah P0: tanah salin (EC ±4) + tanpa bakteri, P1: tanah salin + bakteri SN 13, P2: tanah salin + bakteri SN 22, P3: tanah salin + bakteri SN 23, P4: tanah salin + bakteri (SN 13+SN 22), P5: tanah salin + bakteri (SN 13+SN 23), P6: tanah salin + bakteri (SN 22+ SN 23), P7: tanah salin + bakteri (SN 13+SN 22+ SN 23). Pengamatan yang dilakukan ialah pengamatan pertumbuhan dan hasil. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara non destruktif dilakukan pada saat tanaman berumur 2, 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah transplanting dan pengamatan hasil dilakukan secara destruktif pada 4 dan 10 minggu setelah transplanting. Adapun parameter yang akan diamati dalam penelitian ini ialah Parameter non destruktif meliputi tinggi tanaman per tanaman, jumlah daun per tanaman, jumlah klorofil. Parameter pengamatan destruktif meliputi: luas daun per tanaman, berat kering tanaman pada fase vegetatif dan generatif per tanaman, pengukuran kadar prolin, pengukuran kadar capsaicin, dan analisis kandungan N, P, K, dan Na. Parameter panen meliputi saat bunga pertama muncul, jumlah bunga, jumlah buah, fruit set, bobot buah saat panen per tanaman, ukuran panjang buah, dan diameter buah cabai. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada tingkat kesalahan 5% dan apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ pada tingkat kesalahan 5%. Aplikasi bakteri endemik salin mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot akar, beratii kering brangkasan dan total. Pemberian bakteri endemik salin meningkatkan serapan unsur hara N 8,79%, P 7,59%, dan K 7,06% jika di bandingkan dengan perlakuan kontrol pada bagian brangkasan. Pemberian bakteri endemik salin meningkatklan serapan unsur hara N total 7,25%, P 7,34%, dan K 6,07% pada berat kering akar. Pemberian isolat bakteri endemik salin meningkatkan jumlah bunga 12,77% dan pada jumlah buah 11, 94% jika di bandingkan dengan perlakuan kontrol. Pemberian bakteri endemik salin meningkatkan panjang buah 8,48% dan pada diameter buah akibat pemberian bakteri endemik salin mampu meningkat 6,66% jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Pada bobot cabai merah aplikasi bakteri mampu meningkatkan 15,93% jika di bandingkan dengan perlakuan tanpa penggunaan bakteri endemik salin. Aplikasi bakteri endemik salin SN 22 memiliki bobot buah terbesar sebesar 106,70 gram per tanaman.