Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung (Zea Mays) (Kasus Di Desa Talangkembar, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban)
Main Author: | Wulandari, Sri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161641/1/SRI%20WULANDARI.pdf http://repository.ub.ac.id/161641/ |
Daftar Isi:
- Jagung merupakan komoditas yang cukup penting bagi indonesia, yaitu sebagai bahan pakan utama peternakan unggas dan menjadi bahan baku industri olahan. Budidaya jagung hampir tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Tuban, dimana budidaya jagung ini paling banyak dilakukan di Kecamatan Montong yaitu dengan jumlah produksi sebesar 84.464 ton (BPS, 2016). Desa Talangkembar merupakan salah satu desa yang penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dengan memanfaatkan lahan kering. Pada umumnya petani di desa tersebut melakukan kegiatan pemasaran dengan menjual langsung kepada lembaga pemasaran (tengkulak). Harga jagung yang dibeli tengkulak relatif rendah, sehingga keuntungan yang diterima petani akan semakin rendah. Menurut Ika Novita (2013), peningkatan pendapatan petani tidak hanya ditentukan dari jumlah produksi tetapi juga pada harga yang berlaku dipasar. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi saluran pemasaran dan fungsi pemasaran jagung yang dilakukan lembaga-lembaga pemasaran di daerah penelitian. 2) Menganalisis tingkat efisiensi pemasaran jagung di daerah penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Talangkembar yang ditentukan secara purposive. Penentuan responden petani jagung ditentukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh sampel sebanyak 43,09 atau 44 petani jagung. Pengambilan sampel lembaga pemasaran jagung dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Alat analisis yang digunakan meliputi analisis efisiensi pendekatan marjin pemasaran, share harga, rasio keuntungan dan biaya, analisis struktur pasar dengan CR4 (Concentration Ratio) dan HHI (Herfindhal Hirscham Index), serta analisis efisiensi harga dan analisis efisiensi operasional. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diketahui saluran pemasaran jagung di Desa Talangkembar, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban terdapat 6 saluran pemasaran, yaitu: (1) Petani – tengkulak 1 – commision agent – pedagang pengepul luar daerah. (2) Petani – tengkulak 2 – pedagang besar. (3) Petani – tengkulak 3 – pedagang besar. (4) Petani – tengkulak 4 – pedagang besar. (5) Petani – tengkulak 5 – pedagang pengepul kecamatan – pedagang besar (6) Petani – tengkulak 6 – pedagang pengepul kecamatan – pedagang besar. Fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran di Desa Talangkembar adalah penimbangan, pengeringan, pengemasan, bongkar muat, tranpsortasi, dan penyusutan. Tingkat efisiensi pemasaran jagung di daerah penelitian dikatakan efisien berdasarkan 4 indikator yakni marjin pemasaran, share harga petani, rasio keuntungan dan biaya serta strutur pasar. Disamping itu juga dilakukan pengukuran efisiensi harga menurut biaya transportasi dan biaya processing dan efisiensi operasional menurut fungsi transportasi. Berdasarkan analisis marjin pemasaran jagung di Desa Talangkembar sudah efisien akan tetapi masih perlu untuk ditingkatkan lagi untuk meminimalkan biaya pemasaran sehingga dapat menguntungkan semua pihak yakni petani dan lembaga pemasaran jagung. i8 Berdasarkan analisis share harga petani dinyatakan efisien karena share harga yang diterima petani lebih dari 40 persen, dan hasil analisis ratio keuntungan dan biaya dinyatakan efisien karena lembaga pemasaran memperoleh nilai ratio lebih dari 1. Berdasarkan analisis CR4 menunjukkan struktur pasar di daerah penelitian adalah oligopsoni, dan dari hasil analisis HHI termasuk pasar oligopsoni yaitu tingkat persaingan dalam penentuan harga, petani ditingkat persaingan yang kecil atau sebagai penerima harga. Apabila dilihat dari efisiensi harga, pemasaran jagung di Desa Talangkembar sudah efisien karena selisih harga lebih besar dibandingkan dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan yaitu biaya transportasi dan processing. Dan apabila dilihat dari efisiensi operasional pemasaran jagung di Desa Talangkembar efisien menurut faktor biaya namun tidak dihitung dari jumlah kerusakan karena sebagian besar lembaga pemasaran menggunakan fasilitas transportasi tidak secara optimal. Upaya peningkatan efisiensi pemasaran jagung di daerah penelitian dapat dilakukan dengan cara petani dapat memasarkan produknya ke saluran pemasaran III karena harga beli lembaga pemasaran lebih tinggi dibandingkan saluran pemasaran yang lain. Dan petani juga melakukan fungsi pemasaran seperti yang dilakukan petani pada saluran III agar memperoleh harga jual yang tinggi. Setiap lembaga pemasaran hendaknya mengambil keuntungan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan yakni mengambil keuntungan sebesar 20 persen sampai 30 persen dari biaya pemasaran yang dikeluarkan. Untuk meningkatkan share harga yang diterima petani, perlu dibentuk koperasi tani yang dapat menampung jagung ditingkat petani, sehingga petani telibat dalam pembentukan harga dan harga jual jagung ditingkat petani tidak terlalu rendah. Untuk rasio keuntungan dan biaya pemasaran, sebaiknya lembaga pemasaran commision agent mengambil keuntungan sesuai dengan biaya pemasaran agar keuntungan yang diperoleh seimbang dengan biaya yang dikeluarkan. Untuk merubah menjadi pasar persaingan sempurna dengan jumlah penjual dan pembeli seimbang dapat menambah koperasi tani sehingga dapat membantu petani dalam penentuan harga, dan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai struktur pasar jagung di Desa Talangkembar. Tingginya biaya transportasi yang ditanggung pedagang besar pada saluran pemasaran V, karena jarak dari tempat awal ke tempat tujuan yang jauh, sehingga dalam proses pemasaran jagung perlu diperhatikan jarak antar tempat penjualan agar lebih efisien. Untuk meningkatkan efisiensi operasional sebaiknya lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dapat mengurangi resiko dari kerusakan produk yang menyebabkan penyusutan agar keuntungan yang diperoleh semakin tinggi.