Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Gulma Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) Merril)

Main Author: Fatimah, Siti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161591/1/SITI%20FATIMAH.pdf
http://repository.ub.ac.id/161591/
Daftar Isi:
  • Kedelai ialah komoditas pangan nasional setelah padi dan jagung. Pada tahun 2017, luas areal panen kedelai diseluruh Indonesia mencapai 355.789 hektar dengan tingkat produktivitas sebesar 15,14 kwintal/ha dan hasil produksi mencapai 538.710 ton (BPS, 2017). Upaya peningkatan produksi kedelai nasional dan untuk mengurangi nilai impor kedelai perlu dilakukan perbaikan terhadap faktor-faktor yang menjadi penyebab rendahnya produksi kedelai yaitu salah satunya dengan memperhatikan kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Penambahan unsur hara dapat dilakukan dengan penambahan pupuk organik. Salah satu jenis pupuk organik yang potensial digunakan adalah pupuk organik yang berasal dari kandang ternak yang disebut pupuk kandang. Pupuk kandang yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara salah satunya adalah pupuk kandang sapi. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan adanya tanaman pengganggu atau gulma yang dapat menjadi pesaing dalam penyerapan unsur hara tersebut. Salah satu cara untuk mengendalikan gulma adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan yang optimal yaitu dengan aplikasi sistem olah tanah. Pengolahan tanah merupakan tindakan pembalikan, penghancuran dan perataan tanah sehingga dengan sistem olah tanah yang sesuai dapat mengendalikan gulma yang tumbuh pada daerah pertanaman. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari pengaruh jenis pupuk dan Sistem olah tanah yang sesuai untuk meningkatkan produksi kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan Juli 2017 di Agrotechno Park Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, mesin gendong, meteran, penggaris, pasak,kamera digital, kuadran (frame) 0,5 m x 0,5 m, LAM, timbangan digital, amplop, oven. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas grobogan, pupuk kandang sapi, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCl. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan sehinga diperoleh 27 plot perobaan. Perlakuan Sistem Olah Tanah merupakan petak utama dan dosis pupuk merupakan anak petak. Parameter pengamatan tanaman dalam penelitian ini yaitu pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering tanaman dan untuk pengamatan hasil tanaman meliputi jumlah polong isi tanaman, jumlah polong hampa, bobot polong tanaman dan potensi hasil. Sedangkan pada pengamatan gulma, dilakukan penghitungan jumlah dan identifikasi spesies yang ada pada setiap petak contoh kudrat, lalu dilakukan analisa vegetasi dengan rumus perhitungan yang mengacu pada perhitungan mutlak dan nisbi dari kerapatan, frekuensi, dominansi, serta Summed Dominance Ratio (SDR) setiap spesies gulma yang ada pada petak percobaan.Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis ragam (uji F) denganii taraf 5% untuk mengetahui adanya pengaruh pada perlakuan. Jika terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5% untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan. Hasil analisis vegetasi gulma yang tumbuh sebelum perlakuan olah tanah dan dosis pupuk kandang sapi menunjukkan bahwa pada lahan penelitian terdapat 16 jenis gulma. Pada analisis vegetasi gulma setelah perlakuan olah tanah dan dosis pupuk kandang sapi menunjukkan adanya pergeseran jumlah populasi menjadi 20 jenis gulma. Gulma yang tumbuh berjenis teki-tekian, berdaun sempit dan berdaun lebar. Gulma yang mendominasi pada lahan penelitian yaitu Cyperus rotundus (teki) dengan nilai SDR 37,44%, Synedrella nodiflora (jotang kuda) dengan nilai SDR 10,98% dan Cleoma rutidosperma (maman ungu) dengan nilai SDR 9,51%. Perlakuan olah tanah konvensional mampu menurunkan bobot kering total gulma, meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering tanaman dan luas daun, serta meningkatkan potensi hasil tanaman kedelai meliputi bobot polong total dan bobot polong isi, bobot biji total dan produksi tanaman kedelai jika dibandingkan dengan perlakuan olah tanah minimum dan perlakuan tanpa olah tanah. Perlakuan dosis pupuk kandang sapi 7,5 ton/ha mampu meningkatkan bobot kering total gulma, akan tetapi perlakuan pupuk kandang sapi 7,5 ton/ha juga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tanaman, luas daun dan jumlah polong, serta meningkatan potensi hasil tanaman kedelai