Pengaruh Biourin Sapi Dan Dosis Pupuk N Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pak Choy (Brassica Rapa L.)

Main Author: Yanti, ovita Vitri
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161590/
Daftar Isi:
  • Pak choy (Brassica rapa L.) ialah sayuran yang mempunyai nilai ekonomis dan kandungan gizi yang tinggi. Pak choy dapat tumbuh di daerah dataran rendah maupun di dataran tinggi, tetapi lebih baik ditanam di dataran tinggi dan cukup sinar matahari. Peningkatan konsumsi pak choy bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk serta pengetahuan masyarakat akan pemenuhan gizi. Oleh karena itu dilakukan upaya-upaya perbaikan teknik budidaya untuk peningkatan hasil pak choy. Ketersedian unsur hara yang optimal akan berpengaruh pada peningkatan produksi tanaman. Pupuk anorganik merupakan pendukung tumbuh kembanganya tanaman yang dapat meningkatkan hasil panen sehingga menyebabkan ketergantungan pada pupuk anorganik dan cenderung diberikan dalam jumlah yang tinggi. Sehingga dengan kombinasi feses sapi dan urin sapi sebagai bahan organik yang digunakan untuk pemupukan tanaman pak choy diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perlakuan biourin sapi dan dosis pupuk N anorganik yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman pak choy terbaik (Brassica rapa L.). Sedangkan hipotesis penelitian ini adalah terdapat perlakuan biourin sapi dan dosis pupuk N anorganik yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman pak choy terbaik. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai bulan Januari 2017. Lokasi penelitian berada di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 9 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat 27 petak percobaan. Setiap plot percobaan terdiri 63 tanaman sehingga total populasi tanaman dalam percobaan ini sebanyak 1701 tanaman. Perlakuan yang digunakan ialah P0 = Tanpa Bio urin sapi + tanpa urea, P1 = 80 kg ha-1 N, P2 = Biourin sapi, P3 = Biourin sapi + 20 kg ha-1 N, P4 = Biourin sapi + 40 kg ha-1 N, P5 = Biourin sapi + 60 kg ha-1 N, P6 = Biourin sapi + 80 kg ha-1 N, P7 = Biourin sapi + 100 kg ha-1 N dan P8 = Biourin sapi + 120 kg ha-1 N. Variabel-variabel yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun, diameter bonggol per tanaman, bobot total segar per tanaman, bobot total segar per luasan, bobot segar konsumsi per tanaman dan bobot segar konsumsi per luasan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam uji F pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan. Apabila terdapat pengaruh dari perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji antar perlakuan menggunakan uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi biourin sapi + 40 kg ha-1 N menghasilkan bobot segar konsumsi per hektar sebesar 33,96 ton ha-1 dengan nilai R/C ratio sebesar 1,44, namun pada perlakuan biourin sapi + 120 kg ha-1 N tidak meningkatkan bobot segar konsumsi per hektar. Perlakuan biourin sapi + 40 kg ha-1 N dapat meningkatkan bobot segar konsumsi dengan presentase peningkatan sebesar 24,39% lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan 80 kg ha-1 N.