Analisis Pengembangan Usahatani Buah Naga Di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimatan Selatan : Kelayakan Finansial
Main Author: | Adha, Dian Aulia Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161587/1/Dian%20Aulia%20Nur%20Adha.pdf http://repository.ub.ac.id/161587/ |
Daftar Isi:
- Kesejahteran petani merupakan sasaran akhir yang akan dicapai dalam pembangun pertanian. Tingkat kesejahteran petani diukur dengan salah satunya yaitu pendapatan perkapita (Renstra Kemperta, 2015). Dalam rangka meningkatkan kesejahteran dan pendapatan petani pemerintah melakukan pembangunan sektor pertanian dari sektor tanaman holtikulura berupa peningkatan produksi Kalimatan Selatan merupakan salah satu daerah yang melakukan pengembangan usahatani buah naga untuk peningkatan produksi holtikultura. Pengembangan usahatani buah naga mulai dikembangkan di Kabupaten Tanah Laut. Kabupaten Tanah Laut merupakan daerah memiliki kondisi syarat tumbuh dari buah naga. Buah naga masuk pertama kali di Kabupaten Tanah Laut tahun 2007. Sebelumnya di Kabupaten Tanah Laut terjadi beberapa kali pergantian komoditas hortikultura. Pengantian komoditas ini disebabkan terjadinya penurunan pendapatan petani. Penelitian mengenai analisis kelayakan finansial ini dilakukan untuk mengetahui peluang usahatani buah naga dalam meningkatkan pendapatan petani. selain itu, peluang usahatani untuk memanfaatkan lahan kosong dan belum memiliki nilai yang ada di Kabupaten Tanah Laut. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan gambaran umum wilayah penelitian, 2) menganalisis arus uang tunai (cash flow), 3) menganalisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi, 4) menganalisis sensitivitas. Metode penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa petani buah naga di Kecamatan Pelaihari dan Kecamatan Bajuin memiliki luas lahan yang lebih luas di bandingkan Kecamatan Lainnya. Sementara penentuan responden dalam analisis kelayakan finansial dilakukan dengan metode sensus kepada 24 orang petani buah naga. Metode analisis data pertama-tama menganalisis cash flow yang didasarkan dengan menghitung nilai investasi, biaya, penerimaan, dan pendapatan. Selanjutnya melakukan analisis kelayakan secara finansial dengan kriteria investasi yaitu net present value (NPV), internal rete of interest (IRR), Net B/C Ratio, dan payback periode. Kemudian dilakukan analisis sensitivitas terhadap penurunan harga buah naga dan penurunana produksi buah naga. Berdasarkan hasil penelitian dalam setiap tahun tanam buah naga, memiliki jumlah petani yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan ketidak samaan petani memulai usahatani buah naga. Dari hasil analisis uang tunai atau cash flow biaya usahatani buah naga terdiri dari biaya investasi, dan biaya produksi. Investasi digunakan dalam pembelian alat-alat, pembuatan tiang penyangga dan pembukaan lahan. Nilai total investasi ini adalah sebesar Rp 48.550.084,00. Nilai biaya investasi terbesar ada pada pembuatan tiang penyangga. Biaya produksi terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tetap terdiri dari biaya pajak bumi dan bangunan (PBB). Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian bibit,vi biaya penanaman, biaya pemeliharan dan biaya tenaga kerja. Nilai penerimaan di dapatkan dari seluruh uang yang masuk dari hasil penjualan buah naga. Jumlah total penerimaan dari 10 tahun usia usahatani buah naga adalah sebesar Rp. 982.434.081,00. Sementara itu nilai pendapatan dari 10 tahun usia usahatani buah naga di dapatkan dari selisih antara penerimaan dan biaya adalah sebesar Rp. 253.071.439,00. Selanjutnya analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi menunjukkan nilai net present value (NPV) yang lebih dari nol yaitu sebesar Rp 89.529.935,00 dapat diartikan bahwa usahatani buah naga layak untuk dijalankan dan dikembangkan di masa yang akan datang. Nilai tersebut di dasarkan pada perhitungan analisis kelayakan finansial dengan tingkat suku bunga 13,5% tiap tahun. Nilai internal rete of interest (IRR) analisis usahatani buah naga dapat dijelaskan bahwa kriteria nilai IRR usahatani buah naga pada tingkat suku bunga 13,5% per tahun adalah sebesar 29,9 % dan dapat dikatakan layak. Sehingga apabila terdapat pilihan untuk menginvestasikan uang dalam kegiatan usahatani buah naga atau hanya mendepositokan uang di bank, maka lebih baik menginvestasikan uang dalam kegiatan usahatani buah naga, karena manfaat atau benefit yang didapatkan lebih tinggi. Nilai Net B/C yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah sebesar 1,190 Arti dari nilai dari Net B/C tersebut dapat dijelaskan sebagai setiap Rp.1,- biaya yang dikeluarkan akan memberikan pendapatan sebesar Rp 1,190 Analisis terakhir dalam kriteria investasi adalah payback period dimana nilai pengembalian modal dapat dipenuhi selama 2 tahun 5 bulan. Dari hasil analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap penurunan harga sebesar 13% jual menunjukkan nilai NPV sebesar 12.027.513, IRR sebesar 15,9% maupun Net B/C Ratio sebesar 1,02, dimana ketiganya bernilai positif, artinya usahatani buah naga yang dilakukan masih layak untuk dikembangkan. Selanjutnya apabila terjadi penurunan produksi sebesar 15% maka nilai kriteria investasi seperti NPV sebesar 6.491.626, IRR sebesar 14,8 % dan Net B/C Ratio sebesar 1,01, dimana dari ketiga indikator masih bernilai positif. Artinya usahatani buah naga masih layak dikembangkan meskipun terjadi penurunan harga buah naga sebesar 13% dan penurunan produksi buah naga sebesar 15%.