Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Robusta Di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang

Main Author: Sitorus, Ade Chyntia H
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161570/1/ADE%20CHYNTIA%20H%20SITORUS.pdf
http://repository.ub.ac.id/161570/
Daftar Isi:
  • Kabupaten malang memiliki kawasan produksi kopi yaitu AMSTIRDAM (Ampel Gading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo dan Dampit). Keempat kabupaten ini menjadi pemasok sebagian besar kopi dari Jawa Timur. Namun pada saat ini, kecamatan Dampit memiliki popularitas serta pangsa pasar yang lebih luas dan lebih dikenal oleh masyarakat luas dikarenakan kecamatan Dampit sudah dijadikan pusat pengumpulan kopi sejak dari pemerintahan Hindia Belanda. Namun dengan semakin meningkatnya peminat kopi dan semakin berkembangnya zaman, kecamatan lain juga semakin memperkenalkan dan meningkatkan produksi kopi daerah sendiri. Desa Harjokuncaran yang terletak di kecamatan Sumbermanjing Wetan merupakan desa dengan penghasil kopi robusta yang mulai diperhitungkan. Hampir sebagian besar warga didesa ini mengubah komoditi utama yang ditaman. Komoditi utama yang ditanam adalah tebu dan jagung. Namun seiring tingginya permintaan akan kopi maka sebagian besar petani di Desa Harjokuncaran mulai beralih dengan menanam kopi. Namun terdapat kendala dalam produktivitas kopi pada desa ini. Berdasarkan fenomena tersebut maka penting sekali dilakukan penelitian untuk menjawab permasalahan tentang kelayakan finansial usahatani kopi sumawe di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis kelayakan finansial usahatani kopi robusta di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, (2) Untuk menganalisis tingkat sensitivitas usahatani terhadap peningkatan harga jual dan peningkatan jumlah produksi, peningkatan harga jual dan penurunan jumlah produksi, peningkatan jumlah produksi dan penurunan harga jual serta penurunan harga jual dan penurunan produksi. Metode penentuan responden adalah probability sampling dengan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan hasil sebanyak 41 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif guna mendeskripsikan karakteristik responden dan menggambarkan hasil analisis kelayakan finansial. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa usahatani kopi robusta layak dikembangkan dengan rata-rata produksi 1546 kg/ha/tahun dengan jumlah penerimaan dengan rata-rata Rp 44.179.141 per hektar/tahun dan jumlah pendapatan rata-rata mencapai Rp 37.574.425 per hektar/tahun. Usahatani kopiii robusta ini layak dikembangkan karena nilai NPV positif sebesar Rp 85.045.664 , nilai Net B/C Ratio yang bernilai 3 ( Net B/C Ratio>1) dan nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, yaitu sebesar 24% dengan waktu pengembalian modal selama 6 tahun 4 bulan. Hasil analisis sensitivitas dengan kondisi kenaikan harga jual sebesar 25% dan penurunan produktivitas sebesar 25% menunjukkan proyek pengembangan usahatani kopi robusta di Desa Harjokuncaran layak dilakukan dengan NPV bernilai positif sebesar Rp 74.301.130 Net B/C Ratio sebesar 2,7 (Net B/C Ratio>1) dan nilai IRR sebesar 23% atau lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku yakni 12%. Hasil perhitungan dengan kondisi kenaikan harga jual sebesar 25% dan kenaikan produktivitas sebesar 25% menunjukkan bahwa usahatani kopi robusta di Desa Harjokuncaran layak untuk dilakukan karena nilai NPV menunjukkan nilai positif yaitu Rp 181.746.472, Net B/C Ratio lebih besar dari 1 yaitu sebesar 5,3 dan nilai IRR lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku (12%) yaitu sebesar 34%. Hasil perhitungan dengan kondisi penurunan harga jual sebesar 25% dan kenaikan produktivitas sebesar 25% menunjukkan bahwa usahatani kopi robusta di Desa Harjokuncaran layak untuk dilakukan karena nilai NPV menunjukkan nilai positif yaitu Rp 74.074.916, Net B/C Ratio lebih besar dari 1 yaitu sebesar 2,7 dan nilai IRR lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku (12%) yaitu sebesar 23%. Hasil perhitungan dengan kondisi penurunan harga jual sebesar 25% dan penurunan produktivitas sebesar 25% menunjukkan bahwa usahatani kopi robusta di Desa Harjokuncaran layak untuk dilakukan karena nilai NPV menunjukkan nilai positif yaitu Rp 9.835.297, Net B/C Ratio lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,2 dan nilai IRR lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku (12%) yaitu sebesar 14%.