Keanekaragaman Dan Kerapatan Cacing Tanah Sebagai Indikator Kesehatan Tanah Di Agroforestri (Studi Kasus: Khdtk-Ub Karangploso, Kabupaten Malang)

Main Author: Putri, Anggi Eka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161551/1/ANGGI%20EKA%20PUTRI.pdf
http://repository.ub.ac.id/161551/
Daftar Isi:
  • Agroforestri atau Wanatani merupakan sistem pertanian berbasis pepohonan yang berpotensi besar untuk megendalikan perubahan iklim. Hutan dengan tujuan khusus (KHDTK-UB) terletak di lereng bawah Gunung Ajuno, yang sebagian besar ditanami pohon penghasil timber dikombinasikan dengan tanaman kopi atau dengan tanaman semusim. Secara teknis pola tanam di KHDTK-UB forest mengikuti pola Agroforestri sederhana. Keanekaragaman vegetasi yang ditanam, diduga akan mampu mempertahankan keanekaragaman dan kerapatan populasi cacing yang bermanfaat dalam daur ulang hara dan penggemburan tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2017, pengambilan contoh tanah dilakukan di Kawasan UB Forest yang secara administratif terletak di Desa Tawangargo, Donowarih, dan Desa Ngenep Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penentuan plot dilakukan berdasarkan umur tanaman (pinus dan mahoni) ±30 tahun. Ada 4 sistem penggunaan lahan (SPL), yaitu: (a) AF-pinus+kopi; (b) AF-pinus+semusim; (c) AFMahoni+kopi; (d) AF Mahoni+semusim) dan (e) 1 plot dengan jenis tanaman semusim sebagai kontrol. Pengukuran dilakukan 3x ulangan, sehingga total plot pengamatan yaitu 15. Luas lahan yang digunakan 20x20 m2. Pegambilan contoh cacing tanah di lakukan pada sub plot 40 x 5 m2 dengan menggunakan metode TSBF Monolith. Pengambilan contoh tanah dibagi menjadi tanah terganggu dan tidak terganggu pada kedalaman (1) 0-10 cm, (2) 10-20 cm, dan (3) 20-30 cm, pada tiap penggunaan lahan. Selanjutnya contoh tanah komposit dianalisis sifat kimia seperti C-organik, N-Total, dan pH. Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (utuh) di lakukan pada plot pewakil dengan menggunakan blok besi ukuran 20x20x10 cm. Contoh tanah utuh di gunakan untuk analisis sifat fisika seperti tekstur, berat isi, dan berat jenis tanah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada semua SPL memiliki rerata populasi cacing tanah sebesar 34 individu/m2 dan biomassa cacing tanah sebesar 19,8 g/m2. Di lokasi penelitian terdapat 5 jenis cacing tanah yang ditemukan yaitu Metaphire sp, Amynthas sp, Pheretima sp, Pheretima sp (2) dan Pontoscolex corethrurus. Tingkat keanekaragaman dan kekayaan cacing tanah pada lokasi penelitian tergolong rendah (Indeks H’=0,6) dan (Indeks R=0,56), namun demikian tingkat kemerataan cacing tanah tergolong tinggi (Indeks E=0,67). Keanekaragaman dan kerapatan cacing tanah di pengaruhi oleh beberapa faktor sepertiLBD, biomassa seresah, kadar C-organik dan jenis tanah. Peningkatan makropori total di lokasi penelitian ini berhubungan positif biomassa cacing tanah. Namun demikian, pemahaman akan hubungan peningkatan pori total tanah dengan faktor lingkungan lainnya masih perlu dipelajari lebih lanjut.i