Pengaruh Cahaya Tambahan Dengan Metode Siklik Dan Non Siklik Pada Tanaman Krisan (Chrysanthemum Sp.) Tipe Standar

Main Author: Maulan, Rifqy Irsandi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161544/
Daftar Isi:
  • Tanaman krisan (Chrysantium sp.) merupakan salah satu komoditas tanaman hias bunga berupa perdu. Di Indonesia permintaan pasar terhadap komoditas krisan semakin banyak, peningkatan hasil budidaya komoditas krisan pun semakin meningkat. Sehingga dapat dipastikan dalam jangka waktu kedepan komoditas krisan masih terus diminati. Oleh karena itu peningkatan kualitas komoditas krisan harus dilakukan. Tanaman krisan adalah Short Day Plant (SDP) atau disebut juga tanaman hari pendek yaitu krisan akan memasuki fase generatif apabila panjang hari yang diterima kurang dari batas kritisnya. Dengan periode 14 jam atau lebih per hari tanaman krisan berada di fase pertumbuhan vegetatif (Nxumalo dan Wahome, 2010). Penyinaran 12 jam atau kurang memicu pembungaan atau fase generatifnya, sehingga fase vegetatifnya terhenti. Penambahan cahaya pada budidaya krisan dapat dilakukan selama fase vegetatif. Penambahan tersebut dilakukan selama 2-8 minggu (Nuryanto, 2011). Penambahan cahaya dapat dilakukan dan diatur dengan cara siklik. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu : untuk mengetahui pengaruh penambahan cahaya siklik dan non siklik pada pertumbuhan dan hasil pada budidaya tanaman krisan; untuk mengetahui pengaruh penambahan cahaya berdasarkan jumlah hari yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil pada budidaya tanaman krisan; untuk mengetahui periode penyinaran tambahan yang optimum untuk pertumbuhan dan hasil pada budidaya tanaman krisan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September – Desember 2017 di screen house Desa Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur dengan ketinggian ±800 mdpl dengan suhu udara berkisar 17°C – 25oC dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) atau Split Plot Design. Petak utama adalah pengaturan cahaya (S) yang terdiri dari dua pengaturan yaitu : S1adalah Non-Siklik (270 menit kontinyu) ;S2 adalah Siklik (60 menit off, 45 menit on, 6 kali siklus). Sebagai anak petak adalah lama periode penambahan cahaya berdasarkan jumlah hari (C) yang terdiri dari empat taraf yaitu : C1 adalah Penambahan cahaya selama 3 minggu; C2 adalah Penambahan cahaya selama 4 minggu; C3 adalah Penambahan cahaya selama 5 minggu; C4 adalah Penambahan cahaya selama 6 minggu. Dari kedua perlakuan tersebut diperoleh 8 kombinasi perlakuan. Pengamatan terdiri pengamatan non destruktif yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan luas daun. Sedangkan pengamatan panen yaitu waktu inisiasi bunga, panjang tangkai, diameter bunga, umur panen, dan vaselife. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh nyata antar perlakuan. Apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil yang menunjukkan tidak terjadinya interaksi antara metode pengaturan cahaya danii jumlah hari penambahan cahaya pada parameter tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, jumlah daun, panjang tangkai, diameter bunga, waktu inisiasi bunga, waktu panen, dan vaselife. Tetapi secara terpisah perlakuan penambahan cahaya berdasarkan jumlah hari meningkatkan parameter tinggi tanaman, panjang tangkai, diameter bunga, waktu inisiasi bunga, waktu panen, dan vaselife. Perlakuan penambahan cahaya selama 5 minggu dan 6 minggu memberikan hasil terbaik, tetapi secara kualitas dan ekonomi penambahan 5 minggu merupakan hasil yang terbaik. Sedangkan pada pengaturan siklus baik siklik maupun non siklik menunjukkan tidak berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, waktu inisiasi bunga, panjang tangkai, diameter bunga, umur panen, dan vaselife pada tanaman krisan.