Pengaruh Sistem Olah Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

Main Author: Mafula, Fitriatul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161530/1/FITRIATUL%20MAFULA.pdf
http://repository.ub.ac.id/161530/
Daftar Isi:
  • Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan jenis tanaman semusim (annual) yang masuk dalam family Liliaceae. Bawang merah yang merupakan sayuran rempah dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk, salah satunya sebagai penyedap masakan (bumbu masakan). Kegunaan lain bawang merah yaitu sebagai sumber vitamin B dan C, protein, lemak, dan karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu, bawang merah juga dapat digunakan sebagai obat batuk dan obat untuk menurunkan suhu badan (Sunarjono, 2013). Berkaitan dengan nilai penting tersebut, kebutuhan bawang merah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sebesar 5%. Namun peningkatan angka konsumsi bertolak belakang dengan ketersediaan bawang merah dalam negeri. BPS (2015) menyebutkan bahwa produksi bawang merah di Indonesia pada tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun 2014 yang mana produksi pada tahun 2014 adalah mencapai 1.233.984 ton, penurunan yang terjadi selisihnya mencapai 0,39%. Rendahnya produktivitas bawang merah sangat terkait dengan penggunaan faktor produksi diantaranya yaitu lahan. Umumnya bawang merah ditanam petani di lahan sawah pada musim peralihan antara musim penghujan dengan musim kemarau. Rendahnya daya dukung lahan sawah akibat penggenangan menyebabkan tanah menjadi padat. Tanah yang padat kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman bawang merah. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan memperbaiki teknologi budidaya, yaitu melalui sistem pengolahan tanah. Pengolahan tanah yang tepat dapat mempertahankan keberlanjutan produktivitas lahan serta menjaga kestabilan produksi bawang merah. Faktor lain yang dapat mendukung produksi bawang merah ialah penggunaan varietas. Penggunaan varietas bawang merah perlu dipertimbangkan sebab masing-masing varietas memiliki karakteristik dan memberikan produksi yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan percobaan tentang pengaruh sistem olah tanah terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas bawang merah (Allium ascalonicum L.). Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem olah tanah pada petumbuhan dan hasil beberapa varietas bawang merah. Hipotesis yang diajukan ialah setiap varietas bawang merah membutuhkan sistem pengolahan tanah yang berbeda dan memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Percobaan dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei 2017 di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dengan ketinggian lokasi terdekat ±638 mdpl. Alat yang digunakan ialah timbangan analitik dan Leaf Area Meter (LAM). Bahan yang digunakan yaitu bibit bawang merah varietas Manjung, Bima Brebes, dan Bauji, pupuk kandang sapi, pupuk SP-36, pupuk NPK majemuk 15:15:15 dan fungisida. Percobaan faktorial menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor, faktor 1 adalah sistem olah tanah terdiri dari tanpa olah tanah (T0), olah tanah minimum (T1) dan olah tanah maksimum (T2). Faktor ke 2 adalah macam varietas terdiri dari varietas Manjung (V1), varietas Bima (V2) dan varietas Bauji (V3). Pengamatan dilakukan secara destruktif pada parameter pertumbuhan dan komponenii hasil. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) 5% dan diperoleh hasil yang menunjukkan interaksi maupun pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji BNJ pada taraf 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa secara bersama-sama penerapan sistem olah tanah dan penggunaan varietas bawang merah memberikan pengaruh pada parameter jumlah anakan, berat segar total tanaman dan bobot umbi per hektar. Sedangkan secara terpisah penerapan sistem olah tanah dengan macam varietas bawang merah mampu meningkatkan parameter indeks luas daun, berat kering total tanaman dan laju pertumbuhan tanaman. Penerapan sistem tanpa olah tanah menunjukkan hasil yaitu penggunaan varietas Manjung menghasilkan bobot umbi per hektar yang tidak berbeda dengan varietas Bima dan Bauji, sedangkan pada penerapan sistem olah tanah minimum dan maksimum menunjukkan pola hasil yang sama yaitu penggunaan varietas Bauji memberikan bobot umbi per hektar paling tinggi dibandingkan dengan penggunaan varietas Bima dan Manjung. Berdasarkan hasil analisis usaha tani penerapan sistem olah tanah minimum dan maksimum dengan penggunaan varietas Bauji merupakan perlakuan yang paling menguntungkan dengan nilai B/C yaitu 3,17 dan 3,18.