Pengaruh Pengendalian Gulma Pada Dua Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.)

Main Author: Mulyani, Lidia Kartika
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161424/1/LIDIA%20KARTIKA%20MULYANI.pdf
http://repository.ub.ac.id/161424/
Daftar Isi:
  • Ubi jalar (Ipomea batatas L.) ialah tanaman yang mengandung karbohidrat non biji yang penting bagi sumber makanan dunia. Rendahnya produktifitas per hektar yang terjadi pada tahun 2007 – 2011 hasil panen berkisar antara 10 – 12 ton per hektar sedangkan potensi hasil yang bisa mencapai 20 – 30 ton per hektar. Unsur hara merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kebutuhan unsur hara dapat diberikan melalui pemupukan salah satunya yaitu pemupukan kandang sapi dan pemupukan nitrogen. Pada aspek budidaya, kompetisi gulma yang tumbuh dalam persaingan akan unsur hara dapat menurunkan produksi tanaman. Penyiangan gulma yang efektif menjadi aspek penting pada budidaya ubi jalar karena gulma bersaing dalam faktor penting yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu cara untuk mengurangi gulma di tanaman budidaya ubi jalar yaitu dengan melakukan penyiangan yang efektif dapat meningkatkan produktifitas tanaman ubi jalar karena mudah dan murah, selain itu juga ramah lingkungan. Pada penelitian ini dapat mengetahui pemberian pupuk urea, pupuk kandang sapi dan waktu penyiangan gulma yang optimal dapat meningkatkan hasil panen tanaman ubi jalar . Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan April 2017 sampai bulan Juli 2017 di Agro Techno Park Universitas Brawijaya, di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 kombinasi perlakuan yaitu G1 (Pukan sapi + penyiangan 15 HST), G2 (Pupuk urea + penyiangan 15 HST), G3 (Pukan sapi + penyiangan 15 dan 30 HST), G4 (Pupuk urea + penyiangan 15 dan 30 HST), G5 (Pukan sapi + penyiangan 15, 30 dan 45 HST), G6 (Pupuk urea + penyiangan 15, 30 dan 45 HST) dan dilakukan 4 kali ulangan pada setiap perlakuan. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 60, 75, 90 dan 105 HST. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan pertumbuhan panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm2), bobot segar tanaman (g) dan bobot kering tanaman (g). Pengamatan panen meliputi jumlah umbi (buah), bobot segar umbi (kg), bobot kering umbi (g) dan bobot segar umbi (ton ha-1). Pengamatan analisis vegetasi gulma meliputi nilai SDR gulma dan berat kering gulma (g). Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji F dengan tingkat kesalahan 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis vegetasi gulma yang tumbuh pada lahan sebelum olah tanah ditemukan 12 spesies gulma dengan gulma yang mendominasi yaitu Mimosa pudica L. dengan nilai SDR 14,81%, Portulaca oleracea L. dengan nilai SDR 11.15%, Digitaria ciliaris (Retz.) Koel dengan nilai SDR 18,27 %. Eleusine indica (L) Geartn dengan nilai SDR 12,54% dan Paspalum conjugatii (Berg.) dengan nilai SDR 12,16%. Selanjutnya, pada saat pengamatan dilakukan menunjukkan bahwa terdapat 17 jenis gulma pada lahan penelitian. Gulma yang mendominasi pada lahan penelitian yaitu Cyperus rotundus dengan nilai SDR 49,03%, Mimosa pudica dengan nilai SDR 24,71% dan Amaranthus spinosus dengan nilai SDR 28,75%. Perlakuan pupuk kandang sapi + penyiangan 3 kali (15,30 dan 45 HST), pupuk urea + penyiangan 3 kali (15,30 dan 45 HST) mampu menurunkan bobot kering gulma, meningkatkan pertumbuhan tanaman ubi jalar meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Pada pengamatan hasil panen ubi jalar perlakuan penyiangan 3 kali (15, 30 dan 45 HST) meningkatkan jumlah umbi, bobot segar umbi dan bobot kering umbi jika dibandingkan dengan perlakuan penyiangan 1 kali (15 HST) dan penyiangan 2 kali (15 dan 30 HST) pada kedua jenis pupuk memperoleh hasil yang lebih rendah.