Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Buah Di Kota Batu (Studi Kasus Di Umkm Keripik Buah Bali (Batu Asli) Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)
Main Author: | Tantri, Adinda Kusumaningdiah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161416/1/ADINDA%20KUSUMANINGDIAH%20TANTRI.pdf http://repository.ub.ac.id/161416/ |
Daftar Isi:
- Kota Batu terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dapat dikunjungi, mulai dari wahana rekreasi hingga wisata alam yang menjadi trend saat ini. Tingginya pertumbuhan sektor pariwisata di Kota Batu, sejalan dengan tumbuhnya pelaku usaha mikro sebagai pendukung kegiatan pariwisata. Banyaknya jenis UMKM yang tumbuh di Kota Batu, menimbulkan persaingan sengit yang dialami oleh pelaku UMKM. Salah satu UMKM yang mampu bertahan dalam persaingan di industri keripik buah adalah UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli). Keunggulan yang dimiliki UMKM ini untuk bertahan dalam persaingan yaitu produk keripik buah dengan kualitas tinggi. Keunggulan ini menjadi nilai lebih pada produk yang ditawarkan, meskipun dengan harga yang lebih mahal dibanding produk lain. Oleh karena itu, perencanaan strategi pengembangan harus dibuat agar UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli) dapat berkembang dengan melihat persaingan yang terjadi di pasar. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang dijadikan kompetisi di agroindustri keripik buah di Kota Batu; (2) Menganalisis kinerja UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli); (3) Menentukan strategi pengembangan yang tepat untuk UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli). Penelitian ini menggunakan pendekatan mix methods dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli) di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Pada Produk pembanding menggunakan produk UMKM Putra Fajar dan UMKM Vigour. Penentuan responden menggunakan quota sampling dan pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian yaitu analisis deskriptif, Uji Cochran untuk mengetahui faktor yang dijadikan kompetisi di agroindustri Keripik Buah di Kota Batu, Balanced Scorecard untuk menilai kinerja UMKM Keripik Buah Bali dan Blue Ocean Strategy untuk menyusun strategi pengembangan. Faktor-faktor kompetisi dalam agroindustri keripik buah di kota Batu terdiri dari (1) product (produk); (2) price (harga); (3) place (tempat); dan (4) promotion (promosi). Faktor produk terdiri dari rasa, varian jenis keripik, ukuran produk, merek, bahan kemasan, desain kemasan, ciri khas, informasi produk, terdaftar Departemen Kesehatan, logo halal, renyah, dan kecepatan pelayanan. Faktor harga terdiri dari harga dan potongan harga. Faktor tempat terdiri dari lokasi toko dan kemudahan menjangkau produk. Faktor promosi terdiri dari iklan dan promosi. Berdasarkan 18 atribut tersebut, dilakukan Uji Cochran untuk mengetahui apakah atribut tersebut dipertimbangkan atau tidak oleh konsumen untuk membeli produk keripik buah. Uji Cochran dilakukan menggunakan aplikasi PSPP Hasil dari Uji Cochran terdapat 9 atribut yang valid, yaitu rasa, varian jenis, ukuran, merek, informasi produk, terdaftar Departemen Kesehatan (PIRT), logo halal, renyah, dan harga.Kinerja UMKM Keripik Bali diukur melalui pendekatan Balanced Scorecard dan nilai yang diperoleh 50,9 dengan predikat Average. Nilai tersebut diperoleh dari 4 perspektif, yang terdiri dari (1) perspektif keuangan, berdasarkan analisis keuntungan, keripik apel memiliki keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan keripik nanas dan keripik pisang. Gross pofit Margin yang diperoleh paling tinggi paa bula Desember 2017 dan yang paling rendah pada bulan Oktober 2017; (2) perspektif pelanggan, berdasarkan hasil PGCV terdapat 5 atribut yang perlu dipertahankan dan 4 atribut lainya perlu diperbaiki, yaitu izin dari departemen kesehatan, renyah, halal, dan harga; (3) Perspektif bisnis internal, volume produksi mengalami fluktuatif karena bergantung dengan ketersediaan bahan baku untuk membuat keripik dan UMKM Keripik Buah Bali telah memiliki izin dari departemen kesehatan yaitu PIRT dan NPWP, dan (4) perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan : produktivitas karyawan yang paling tinggi pada bulan januari dan pelatihan yang dilakukan berdasarkan pekerjaan rutinitas yang telah dilakukan. Rekomendasi strategi pengembangan UMKM Keripik Buah Bali dengan pendekatan Blue Ocean Strategy terhadap Balanced Scorecard yaitu (1) Produsen fokus tehadap faktor rasa, varian jenis keripik, ukuran dan merek khususnya keripik apel dan keripik pisang sehingga dapat diproduksi keripik yang berkualitas dan berbeda dengan keripik lainya dan (2) Produsen perlu memperbaiki faktor merek, Departemen Kesehatan (PIRT), Halal, dan renyah salah satunya dengan meminya bantuan kepada Dinas terkait yang dapat membantu perolehan logo halal pada kemasan. Saran yang diberikan oleh peneliti adalah: (1) Produsen perlu fokus pada faktor tersebut khususnya proses dalam mendapatkan logo halal dan meningkatkan merek untuk meningkatkan penjualan. (2) Produsen perlu memprioritaskan untuk menstabilkan bahan baku, sehingga volume produksi tetap stabil dan menyanggupi permintaan yang ada. Selain itu produsen dapat menurunkan harga agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk Keripik Bali. (3) Bagi pemerintah, perlu diadakan sosialisasi mengenai bantuan yang diberikan oleh Dinas Koperasi dan UMKM di Kota Batu. Berdasarkan hasil wawancara, produsen tidak mengetahui bantuan yang ditawarkan oleh pemerintah seperti mobil keliling untuk menawarkan produk UMKM di Kota Batu sehingga dapat meningkatkan penjualan. Selain itu pelatihan yang diberikan kepada UMKM berbentuk berkelanjutan dan terus dikontrol oleh pihak yang memberikan pelatihan.