Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi pada Jasa Transportasi Bus Way Trans Jakarta DKI Jakarta)
Main Author: | Slamet |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161256/ |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan situasional dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada Badan Layanan Umum Trans Jakarta (Bus Way). Obyek penelitian ini adalah Kantor Badan Layanan Umum Trans Jakarta, Jalan Jatinegara Timur Jakarta Timur dengan 10 koridor operasional Bus Way. Teori utama penelitian ini mengunakan teori sumber daya manusia dengan variabel penelitian Gaya Kepemimpinan Situasional, kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Unit analisis adalah Organisasi Transportasi Bus Way Trans Jakarta di DKI Jakarta. Metode penelitian ini mengunakan data kuantitatif untuk mengukur sejauh mana pengaruh antar variabel penelitian. Maka dengan menggunakan alat statistik berupa pengukuran bobot faktor setiap variabel dengan dukungan software SPSS V16. Maka diperoleh hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional dan kepuasan kerja secara langsung dapat meningkatkan kinerja karyawan. Secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan variabel kepuasan kerja sebagai variabel mediator. Gaya Kepemimpinan Situasional yang baik adalah gaya kepemimpinan situasional yang berkemampuan meningkatkan kepuasan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja. Implikasi teori menunjukkan penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran pelaksanaan teori Situational Leadership Model (SLM). Dengan menggunakan teori Situational Leadership Model (SLM) tercipta hubungan yang erat antara pimpinan dan bawahan (karyawan). Sedang implikasi praktis menunjukkan Gaya kepemimpinan situasional merupakan gaya kepemimpinan yang cocok, terutama dalam pembagian tugas kepada karyawan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan tekun serta didukung oleh pengarahan dari pimpinan dalam kerjasama tim. Keterbatasan penelitian memperlihatkan bahwa kultur dan budaya yang beraneka ragam serta unsur heteroginitas karyawan Badan Layanan Umum Trans Jakarta, dengan pengaruh tingkat pendidikan yang berbeda, masa kerja dan pengalaman yang berbeda karyawan Badan Layanan Umum Trans Jakarta memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap keberadaan Trans Jakarta.