Pengaruh Variabel Kontekstual Readiness for Change, Total Quality Management Practice, Komitmen Mutu, Mutu Produk terhadap Kinerja (Studi Perusahaan Tercatat pada Bursa Efek Indonesia)
Main Author: | Djaya, Yansor |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161227/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan menguji konsistensi hubungan variabel kontekstual readiness for change dalam menganalisis pengaruh Total Quality Management (TQM) practice terhadap kinerja dengan obyek penelitian perusahaan tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Kerangka konseptual penelitian menggunakan pendekatan proses implementasi TQM dalam konteks business process change . Pengumpulan data menggunakan metode survei dengan mengirimkan 748 kuesioner kepada manajer senior meliputi manajer mutu, manajer sumberdaya manusia, manajer produksi, manajer pabrik, manajer pembelian, dan manajer cabang/wilayah dari 393 perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia berdasarkan data Indonesia Capital Market Directory tahun 2008. Metode analisis menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan perusahaan sebagai unit analisis. Terdapat 108 data yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua jalur utama proses hubungan readiness for change dengan kinerja, yaitu (1) readiness for change -->TQM practice -->mutu produk/jasa-->kinerja dan (2) readiness for change -->TQM practice -->komitmen mutu-->mutu produk/jasa-->kinerja. Total nilai koefisien jalur pertama lebih besar dibandingkan jalur kedua yang menunjukkan bahwa implementasi TQM practice yang efektif harus didukung dengan readiness for change anggota organisasi yang tinggi untuk menghasilkan quality outcome dalam bentuk mutu produk/jasa yang tinggi sehingga meningkatkan kinerja. Kontribusi teoretik hasil penelitian ini terhadap teori manajemen mutu adalah memerkuat bahwa readiness for change merupakan variabel kontekstual yang harus dipertimbangkan dalam proses implementasi TQM practice yang efektif yang selama ini sangat jarang dilakukan. Implikasi manajerial hasil penelitian ini menekankan bahwa manajer-manajer perusahaan harus memberikan waktu untuk menilai tingkat readiness for TQM sebelum mengimplementasikan TQM practice untuk memeroleh manfaat yang optimal dan berkelanjutan. Keterbatasan penelitian ini adalah temuan hasil penelitian hanya dapat digeneralisir dalam konteks perusahaan-perusahaan terbuka (tbk), sehingga penelitian selanjutnya dapat mengembangkan diluar konteks perusahaan-perusahaan tbk.