Kemiskinan Nelayan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Studi Lapang di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember)
Main Author: | Santosa, SiswoyoHari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161089/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk menganalisis makna kemiskinan nelayan menurut masyarakat pesisir di Desa Puger Kulon; (2) Untuk menganalisis pola lingkaran kemiskinan yang ada di kawasan pesisir Desa Puger Kulon; (3) Untuk menganalisis persepsi masyarakat Desa Puger kulon terhadap kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir yang selama ini sudah berlangsung . Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi s umbangan pemikiran bagi khazanah keilmuan dalam bidang ekonomi pembangunan, ekonomi kelembagaan dan ekonomi islam p ada khususnya, serta ilmu ekonomi pada umumnya , sehingga dapat bermanfaat bagi para akademisi dan praktisi. Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan miskin di wilayah Desa Puger Kulon Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Penelitian ini bersifat kualitatif menggunakan pendekatan fenomnologi. Penelitian dilakukan pada populasi dengan mengambil 7 (tujuh) orang informan kunci, dimana pengambilan sampel dilakukan secara kumulatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Secara ekonomi, batasan nelayan disebut miskin itu apabila ia tidak dapat atau tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara ajek ( continued ). Miskin dalam perspekti sosio kultural diartikan sebagai sekelompok orang kecil yang bodoh, kurang bergaul dan terasingkan serta tak dipercaya. Secara sosio politis, orang miskin adalah orang yang hanya dijadikan obyek politik semata. Secara sosio psikologi orang miskin adalah orang yang telah menerima kemiskinan sebagai nasibnya, dan mereka merasa tidak punya peluang untuk memperbaiki nasibnya. (2) Lingkaran kemiskinan yang ada dapat dikelompokkan berdasarkan model sosio ekonomi, sosio kultural, sosio politik dan sosio psikologi. (3) Program pemberdayaan nelayan ini senyatanya ada, namun masyarakat nelayan merasa tidak dilibatkan dalam pemberdayaan tersebut. Ketidak-ikut-sertanya nelayan dalam pemberdayaan tersebut sebagai akibat mereka tidak banyak memiliki waktu yang cukup untuk berinteraksi dalam masyarakat.