Potensi Tepung Daun Gedi (Abelmoschus manihot L. Medik) Asal Sulawesi Utara sebagai Sumber Bahan Pakan Ayam Pedaging

Main Author: Mandey, JetSaartje
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161083/
Daftar Isi:
  • Gedi ( Abelmoschus manihot L. Medik) adalah jenis tanaman yang dikategorikan dalam kelompok tanaman obat/tanaman herbal dan banyak tumbuh di daerah Sulawesi Utara. Di daerah ini, gedi lebih banyak digunakan sebagai sayuran, dan sangat dikenal masyarakat karena merupakan sayuran yang harus tersedia dalam menu bubur `tinutuan` sebagai kuliner khas Manado/Minahasa. Pemanfaatan daun gedi sebagai tanaman herbal untuk bahan pakan ayam pedaging belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian adalah meneliti keragaman genetik Abelmoschus manihot (L.) Medik asal Sulawesi Utara, mengembangkan potensi tanaman herbal ini untuk kandidat bahan pakan unggas, mengevaluasi penggunaan daun gedi dalam pakan dan pengaruhnya terhadap energi metabolis, kecernaan protein kasar dan serat kasar, penampilan produksi, kualitas karkas, dan histomorfologi alat pencernaan ayam pedaging. Delapan aksesi daun gedi berdasarkan karakter morfologi (GH1, GH2, GH3, GH4, GH5, GH6, GM1, dan GM2) asal Sulawesi Utara dikoleksi dan diidentifikasi. Daun gedi diekstraksi untuk isolasi DNA, selanjutnya diamplifikasi dengan metode PCR dan dilakukan sekuensing DNA dan analisis filogenetik. Selama proses isolasi, 3 dari 8 sampel GH (GH4, GH5, dan GH6) tidak dapat dilanjutkan sebab terdapat kesulitan dalam pemisahan musilase, dan dalam analisis PCR, sampel GH2 dan GH3 tidak menghasilkan pita sehingga dikeluarkan dari analisis selanjutnya. Selanjutnya dilakukan analisis kimia untuk mendeterminasi kandungan fitokimia dan zat gizi. Tahap selanjutnya sebanyak 16 ekor ayam pedaging Cobb-CP 707 umur 5 minggu telah digunakan untuk meneliti energi metabolis, kecernaan protein kasar dan kecernaan serat kasar pakan. Ternak diberi makan pakan komersial sebagai pakan basal, dan perlakuan disusun sebagai berikut pakan basal ( P0), 95% pakan basal + 5% tepung daun gedi (P1), 90% pakan basal + 10% tepung daun gedi (P2), and 85% pakan basal + 15% tepung daun gedi (P3). Ternak ditempatkan dalam kandang metabolis individu yang dilengkapi dengan tempat makan, tempat minum dan nampan plastik penampung ekskreta. Ternak dipuasakan selama 24 jam dan selanjutnya dilakukan penampungan ekskreta dengan metode koleksi total selama 3 hari. Penelitian tahap terakhir, sebanyak 100 ekor ayam pedaging D.O.C. (Cobb-CP 707) telah digunakan dalam penelitian yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Ternak diberi makan pakan komersial ditambah tepung daun gedi dalam beberapa level, seperti yang digunakan dalam pengukuran energi metabolis dan kecernaan protein kasar dan serat kasar pakan. Penelitian dilakukan selama 35 hari. Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum , dan pakan diberikan dalam bentuk mash . Hasil identifikasi/determinasi berdasarkan metode BLAST menunjukkan bahwa 8 aksesi daun gedi asal Sulawesi Utara 99 % adalah milik species Abelmoschus manihot L. Medik , suku Malvaceae. Karakterisasi molekuler menunjukkan bahwa sampel GH1 memiliki keeratan hubungan yang paling dekat dengan species Abelmoschus manihot. Secara in vitro daun gedi memiliki aktivitas antibakteri. Hasil analisis proksimat menunjukkan daun gedi tinggi kandungan protein kasar, serat kasar dan kalsium. Adanya senyawa alkaloid dan saponin steroid pada daun gedi mungkin memberikan pengaruh positif sebagai bahan pakan aditif untuk unggas yang dapat menghasilkan karkas rendah kolesterol. Penggunaan tepung daun gedi sampai 15% dalam pakan memberikan pengaruh yang nyata menurun pada konsumsi pakan dan pertambahan berat badan. Tetapi penggunaan tepung daun gedi sampai 10% memberikan pengaruh yang sama terhadap konversi pakan dibanding dengan pakan kontrol. Penggunaan tepung daun gedi 5 – 15% memberikan pengaruh yang sama terhadap persentase karkas, tetapi lebih rendah dibanding dengan pakan kontrol. Persentase lemak abdominal sangat nyata menurun dibanding dengan kontrol, tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata pada kadar kolesterol total darah. Persentase berat hati dan jantung tidak berbeda, tetapi persentase berat rempela meningkat pada pemberian 15% tepung daun gedi. Penggunaan tepung daun gedi sampai 15% tidak mempengaruhi ukuran vili ileum. Disimpulkan bahwa daun gedi asal Sulawesi Utara yang digunakan dalam penelitian ini adalah species Abelmoschus manihot , yang memiliki potensi fitokimia yang tinggi, dan secara in vitro memiliki aktivitas antibakteri. Penggunaan tepung daun gedi sampai 15% dalam pakan menurunkan penampilan produksi, namun dilihat dari nilai konversi pakan level 10% masih dapat digunakan. Persentase bobot karkas pada penggunaan sampai 15% tergolong kategori normal dan lemak abdominal sangat nyata menurun dengan meningkatnya level penggunaan sampai 15%., Penggunaan tepung daun gedi dalam pakan sampai 15% menurunkan pH digesta, tetapi tidak mempengaruhi kolesterol darah dan ukuran vili ileum. Tepung daun gedi dapat direkomendasikan sebagai bahan pakan, jika ada perlakuan untuk menurunkan kandungan musilasenya sebelum digunakan pada ayam pedaging.