Evaluasi Potensi Hijauan Pakan Kambing PE Peternakan Rakyat di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah di Jawa Timur

Main Author: Hidayati, Asmah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161080/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menyeleksi potensi penggunaan dan pasokan hijauan leguminosa pohon (LP) dan rerumputan di dataran tinggi (DT) dan dataran rendah (DR) pada musim kemarau dan penghujan dan 2) Mengevaluasi subtitusi konsentrat dengan daun LP terseleksi dalam pakan dasar silase dari beberapa jenis rerumputan yang terseleksi secara in vitro dan in vivo. Metode yang digunakan pada Penelitian Tahap 1, survei dengan teknik wawancara dan observasi lapang terhadap 64 dan 44 responden peternak kambing PE (total sampling) di DT dan DR untuk memperoleh data lingkungan, penggunaan hijauan dalam pakan, yang terdiri atas jumlah pengguna (%) setiap jenis hijauan, komposisi pakan, kuantitas hijauan (estimasi produksi) sumber protein dan sumber serat tertinggi dan terbanyak dalam penggunaan, dan kualitas hijauan. Metode penelitian Tahap 2 adalah percobaan yang meliputi uji laboratorium (percobaan 1) dan uji in vivo (percobaan 2). Uji laboratorium dilakukan dengan menganalisis bahan dan pakan perlakuan di Laboratorium, yaitu analisis proksimat (AOAC, 1990), analisis serat (Van Soest, 1986). Uji fermentasi meliputi produksi gas, konsentrasi NH3 (metode cawan Conway, diadopsi Hartutik, 2012), konsentrasi VFA (menggunakan alat Gas Chromatography/GC). Uji in vivo dilakukan di kandang peternak untuk memperoleh data produkstivitas kambing perah PE di DT (Kab. Malang) dan DR (Kab. Kediri) pada saat kemarau. Data yang diambil meliputi konsumsi, kecernaan, konsumsi nutrien tercerna, produksi dan kualitas susu, efisiensi protein dan energi, perubahan bobot badan induk sebelum dan setelah partus, bobot badan anak kambing saat lahir dan saat umur 30 hari, Feed Conversi Ratio (FCR) dan Income Over Feed Cost (IOFC). Analisis data. Data penelitian Tahap 1, data iklim, penggunaan hijauan, komposisi pakan, estimasi produksi dan kualitas hijauan dibandingkan antara DT dengan DR pada setiap musim dengan uji beda (Uji t). Data penelitian Tahap 2, percobaan 1 (uji in vitro) berupa data kualitas pakan, masing masing pengujian, dianalisis pola searah Rancangan Acak Kelompok, yang teridiri atas 3 kelompok berdasarkan waktu analisis (running), apabila ada perbedaan, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Data penelitian Tahap 2, percobaan 2 (uji in vivo), data produktivitas ternak di masing masing lokasi, dianalisis variansi pola tersarang. 3 jenis pakan perlakuan tersarang pada lokasi, Hasil analisis yang berbeda nyata atau sangat nyata, dilanjutkan dengan Uji t (Gaspersz, 1995). Penghitungan dengan menggunakan software Excell tahun 2010. Hasil penelitian. Tahap1 menunjukkan bahwa curah hujan (CH) di musim penghujan terdapat perbedaan nyata (P<0,05) antara CH di DT dibandingkan di DR yaitu (2692 vs 1933) mm/musim (6 bulan). Hasil seleksi hijauan pakan kambing perah di DT dan DR pada musim penghujan dan kemarau maka diperoleh satu hijauan potensial sebagai sumber protein yaitu glirisidia, dan dua hijauan sumber energi kaya serat yaitu rumput gajah dan jerami Jagung. Jumlah pengguna glirisidia, rumput gajah dan jerami jagung pada musim penghujan di DT vs DR adalah (21,09; 30,99; 22,37 vs 16,11; 40,62; 12,60)%, musim kemarau di DT vs DR (17,43; 37,53; 28,16 vs 22,01; 44,01; 22,71) %. xii Produktivitas glirisidia pada musim penghujan di DT dan DR adalah (12,54 vs 10,00) kgBK/tan/th dan produksi musim kemarau (9,26; 6,49) kgBK/tan/th. Produktivitas rumput gajah, produksi BK pada musim penghujan di DT dan DR adalah (7,01 vs 6,51) dan produksi BK pada musim kemarau (4,62 vs 4,95) kgBK/m2/th. Produktivitas jerami jagung, produksi BK pada musim penghujan di DT dan DR adalah (10,92 vs 12,91) kgBK/m2/th dan produksi BK pada musim kemarau (4,95 vs 4,89) kgBK/m2/th. Hasil penelitian tahap 2, uji kualitas pakan perlakuan secara laboratorium menunjukkan bahwa level substitusi glirisidia dalam konsentrat pakan berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap terhadap kandungan BK, hemiselulosa, produksi gas pada inkubasi jam ke 2, jam ke 16, dan produksi asam asetat. Kandungan hemiselulosa pakan G0, G15 dan G30 adalah (51,01; 48,66; 50,90)%; (22,31b` 17,15a; 22,25b) %, produksi gas pada 2 jam inkubasi (5,30b; 3,65a; 2,82a) ml/500mg sampel, pada 16 jam inkubasi (48,31b; 25,02a; 41,41b) ml/500mg sampel, produksi asam asetat (36,35a; 46,30b; 32,4a) mM, Hasil uji in vivo. Lokasi memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi BO tercerna (KBOT), produksi susu, kadar lemak, kadar laktosa dan total bahan kering susu serta PBB pre partus. KBOT di DR vs DT adalah 60,81 vs 55,63 g/kgBB0,75. Produksi susu di DT vs DR adalah 1202,68 vs 1633,52 ml ECM/ekor/hr. Kadar lemak, susu di DT dan DR adalah 5,10 vs 5,82%, kadar laktosa 2,31 vs 4,71% dan total bahan padat susu 13,17 vs 14,99%. PBB induk sebelum partus di DT vs DR adalah 81,43 vs 66,11 g/ekor/hr. Level substitusi glirisidia dalam pakan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi nutrien tercerna meliputi. KBKT, KBOT, KPKT dan kadar lemak susu. Nilai variabel tersebut pada pakan G0, G15 dan G30 adalah (59,91b, 60,81b dan 50,75) mg/kgBB0,75; (64,73b; 59,10b dan 50,83a) mg/kgBB0,75; (7,61b; 8,33b dan 6,57a) mg/kgBB0,75; (5,44b; 5,96c dan 4,99a)%. Pengaruh pakan perlakuan di DR menunjukkan ada pengaruh nyata (P<0,05) terhadap KBK, KBO, KPK, kadar lemak susu dan total padatan serta PBB induk pre partus. Nilai KBK, KBO dan KPK pada pakan G0, G15 dan G30 adalah (93,26b; 86,99a dan 86,55a) gr/kgBB0,75; (92,35b; 75,76a dan 75,26a) g/kgBB0,75. Kadar lemak susu dan total padatan pada G0, G15 dan G30 (10,92b; 10,04a dan 10,18a) g/kgBB0,75; ( 4,95a; 5,75b dan 4,60a)%; (13,43b; 14,87c dan 11,21a)%, PBB induk post partus pada G0, G15 dan G30 (60,44; 66,91 dan 44,62) g/ekor/hr. Pengaruh pakan perlakuan di DT menunjukkan ada pengaruh nyata (P<0,05) terhadap KBK, KBO, KPK dan KcPK. Nilai masing masing variabel pada pakan G0, G15 dan G30 adalah (84,25b; 74,80a dan 67,59a) g/kgBB0,75; (81,36b; 72,98a dan 61,91a) g/kgBB0,75; (11,42b; 9,05a dan 7,09a) g/kgBB0,75;; (74,96a; 78,74b dan 74,30a)%. Tidak ada perbedaan efisensi energi, efisiensi protein, PBB induk, PBB anak kambing, nilai FCR dan IOFC antara DT dengan DR dan antara perlakuan G0, G15 dan G30 di masing-masing lokasi. Kesimpulan, produktivitas kambing perah khususnya produksi susu dan pertambanahan bobot badan induk lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sedang kualitas susu (kadar lemak susu) dipengaruhi oleh level substitusi glirisidia. Disarankan peternak di DT menggunakan pakan dasar silase rumput gajah dan tebon jagung dengan ditambahkan glirisidia 50% dari total konsentrat atau 15% dari BK total pakan. Peternak di DR disarankan memberikan pakan dasar yang sama dengan di dataran tinggi dengan substitusi glirisidia kurang dari 15% dari total pakan atau kurang dari 50% dari total konsentrat. Komposisi pakan terdiri atas 70% hijauan dan 15% glirisidia dan 15% konsentrat.