Aksesibilitas Peternak Sapi Potong Model Gaduhan terhadap Sumberdaya dalam Program Sarjana Membangun Desa (Studi Kasus di Wilayah Kabupaten Toli-Toli Sulawesi Tengah)

Main Author: Syukur, SuharnoH
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/161072/
Daftar Isi:
  • Sapi potong merupakan salah satu komoditas penting dalam pembangunan nasional karena sebagai sumber protein hewani, sumber pendapatan, sumber pupuk, sumber tenaga kerja, pemanfaatan limbah pertanian, dan sebagai tabungan petani. Sepertiga produksi daging dunia disuplai dari ternak ruminansia termasuk sapi potong (FAO,2004). Departemen Pertanian (2007) melaporkan bahwa permintaan daging sapi nasional jauh melebihi kemampuan produksi daging sapi, sehingga harus dilakukan impor daging sapi. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian R.I mencanangkan Program Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) dengan target bahwa pada tahun 2010, Indonesia sudah dapat memproduksi daging sapi 90-95 % dari kebutuhan nasional (Dirjen Peternakan, 2007). Di Sulawesi Tengah, program pemberdayaan kelompok peternak sapi potong berupa pendampingan sudah ada dan perlu ditingkatkan, sehubungan hal tersebut diatas : 1. Pemerintah membuat program bantuan ternak sapi potong melalui program SMD untuk pembentukan kelompok petani ternak yang merupakan salah satu solusi yang tepat dalam meningkatkan pemberdayaan usaha peternakan rakyat di hampir seluruh wilayah kabupaten/kota di Sulawesi Tengah; 2. Dengan adanya SMD berbagai aspek sumberdaya peternak (sumberdaya finansial, sumberdaya penguasaan teknologi, sumberdaya ekonomi, sumberdaya fisik, sumberdaya lingkungan, dan sumberdaya sosial terhadap dinamika kelompok sapi potong). Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui perbedaan aksesibilitas sumberdaya peternak setelah dilaksanakan proram pemberdayaan melalui kegiatan penggaduhan sapi potong. 2) Untuk mengetahui pengaruh sumberdaya peternak (sumberdaya finansial, sumberdaya penguasaan teknologi, sumberdaya ekonomi, sumberdaya fisik, dan sumberdaya sosial) dan kerentanan (kerentanan musim dan kerentanan keamanan) terhadap dinamika kelompok; 3) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap dinamika kelompok (keberlanjutan kelompok). Lokasi penelitian di Kabupaten Toli-Toli Sulawesi Tengah pada bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. Kabupaten Toli-Toli merupakan Kabupaten yang terbanyak mendapat bantuan Ternak Sapi potong. Adalah Kecamatan Dakopamean, Kecamatan Galang dan Kecamatan Lampasio. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1) Untuk menjawab hipotesis pertama digunakan uji t sampel berpasangan (Paired Sample t Test) , 2) Untuk menjawab hipotesis kedua sampai ketujuh digunakanModel Persamaan Struktural atau Structural Equation Model ( SEM ). Analisis data dilakukan secara deskriptif terhadap karakteristik responden meliputi: umur peternak sapi, pendidikan peternak, jumlah anggota keluarga penggaduh. Hasil penelitian tentang karakteristik responden menunjukkan bahwa usia peternak sapi berada pada kisaran usia kerja produktif yaitu 15-64 tahun berjumlah 109 responden (98%) dan usia tidak produktif berumur > 64 tahun berjumlah 2 responden (2 %).Tingkat pendidikan pengganduh SD sampai SMP berkisar 79%. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan penggaduh tergolong rendah.Namun tidak berarti mengurangi kemampuan penggaduh untuk melakukan inovasi teknologi karena pihak Dinas Peternakan telah memberi kesempatan kepada para penggaduh untuk memperoleh pendidikan non formal. Pendidikan non formal yang diberikan berupa pelatihan dengan materi budidaya ternak sapi potong, dan pengalaman penggaduhdalam penelitian ini adalah 10,51 tahun yaitu sebagian besar memiliki pengalaman diatas 10 tahun yaitu sebanyak 60 adalah orang (54%). Jumlah anggota keluarga penggaduh merupakan tanggungan keluarga yang menjadi tanggung jawab keluarga tersebut. Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besarnya modal penggaduh yang dimiliki sebuah keluarga, semakin banyak jumlah tanggungan dalam satu keluarga akan mengakibatkan bertambahnya biaya hidup. Berdasarkan data dalam Lampiran 1 dapat diketahui bahwa rata-rata tanggungan keluarga penggaduh berkisar 4 orang, yaitu sebanyak 85 orang (77%). Hasil pengujian hipotesis sebagai berikut : Uji Hipotesis 1 Pengujian hipotesis yang diajukan, dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya nilai t–hitung dan nilai t tabel pada tingkat kesalahan α sebesar 5% dengan derajat bebas (db) 105. Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah 1,659 (nilai t table α 5%,db 105) , dimana apabila nilai t hitung berada pada rentang nilai -1,659 dan 1,659 maka hipotesis nol akan diterima yang berarti variabel laten independent tidak berpengaruh nyata terhadap variabel laten dependen pada tingkat kesalahan 5%.Hasil analisis SEM PLS terlihat pada Tabel 86. Uji Hipotesis 2