Optimasi Usaha Ternak Sapi Potong Berkelanjutan Kasus di Lahan Kering Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
Main Author: | Rohaeni, EniSiti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161071/ |
Daftar Isi:
- Usahatani yang dilakukan pada umumnya sebagian besar dilakukan polikultur yaitu mengusahakan beberapa jenis atau komoditas usahatani dan ditambah dengan ternak yang disebut dengan diversifikasi usahatani atau usahatani terpadu. Usaha ternak sapi di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar karena permintaan produk daging, susu maupun kulit terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan perekonomian nasional. Peran usaha sapi potong bagi peternak juga tidak dapat dianggap remeh atau ringan walaupun bersifat subsisten karena sumbangan pemeliharaan ternak sapi potong terhadap pendapatan keluarga, tabungan, sumber protein hewani bagi masyarakat, sumber pupuk dan energi serta sebagai status sosial. Potensi yang dimiliki dan untuk menjawab permasalahan maka perlu dirumuskan kombinasi optimal pola tanam dan usaha ternak sapi potong berkelanjutan di lahan kering dengan beberapa tujuan yaitu tujuan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan populasi ternak, meningkatkan jumlah/skala pemeliharaan ternak, meningkatkan pertambahan berat badan harian (PBBH) dan meningkatkan konsumsi daging sapi; tujuan lingkungan untuk meningkatkan pemanfaatan limbah kandang/ternak untuk pupuk, meningkatkan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak, meningkatkan pemanfaatan lahan untuk pertanian, meningkatkan pemanfaatan lahan untuk penanaman hijauan pakan ternak; dan tujuan sosial untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja pertanian. Hasil optimasi ini didukung dengan daya dukung lahan yang ada terhadap penyediaan pakan ternak baik dari rumput alam dan limbah pertanian. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyusun model pola usahatani tanaman pangan/perkebunan dan usaha ternak sapi potong yang berkelanjutan di lahan kering. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1a) mengidentifikasi pola usahatani yang ada di lokasi penelitian; 1b) menganalisis kombinasi pola tanam tanaman pangan/perkebunan dan usaha ternak sapi potong yang berkelanjutan di lahan kering Kabupaten Tanah Laut ditinjau dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial; 2) mengetahui pengaruh analisis sensitivitas terhadap pendapatan usaha tani dan usaha ternak sapi potong; dan 3) menyusun pengembangan usahatani dan ternak sapi potong di lahan kering Kabupaten Tanah Laut. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan Multistage Sampling Method yaitu penentuan lokasi penelitian yang dilakukan secara bertingkat (dari propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Variabel yang diteliti untuk analisis Multiple Goal Programming (MGP) meliputi variabel ekonomi, lingkungan dan sosial. Variabel ekonomi terdiri atas pendapatan petani, pertambahan populasi ternak sapi, jumlah pemeliharaan ternak, pertambahan berat badan ternak harian, dan konsumsi daging sapi. Variabel lingkungan terdiri atas pemanfaatan limbah kandang sebagai pupuk, pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak, pemanfaatan lahan untuk usaha pertanian, dan pemanfaatan lahan untuk penanaman hijauan pakan ternak (HMT) serta untuk variabel sosial berupa penyerapan tenaga kerja pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1a). Pola usahatani yang teridentifikasi di Kabupaten Tanah Laut ada enam yaitu: padi dan sapi; padi, karet dan sapi; padi, karet, kedelai dan sapi; padi, kedelai dan sapi; dan padi, kedelai, kacang tanah dan sapi, 6) padi, jagung manis dan sapi; 1b). Kombinasi pola tanam yang direkomendasikan berdasarkan hasil optimasi yang terbaik yaitu untuk penanaman padi 0,55 ha, karet 0,8 ha, kacang tanah 0,73 ha, jagung manis 0,58 ha dan rekomendasi kedua yang dihasilkan untuk mendukung program pemerintah adalah untuk menanam padi 0,55 ha, karet 0,69 ha, kedelai 0,22 ha, kacang tanah 0,64 ha dan jagung manis 0,56 ha. Hasil optimasi usaha ternak sapi berkelanjutan di Kabupaten Tanah Laut dapat memenuhi keberlanjutan baik dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial; 2). Analisis sensitivitas yang berpengaruh terhadap pendapatan petani yaitu perubahan harga jual sapi turun, harga jual tanaman turun, naik dan turunnya produksi tanaman pangan dan perkebunan, dan penurunan biaya produksi pertanian. Skenario terbaik bagi petani adalah adanya produksi tanaman pangan dan perkebunan naik 20% karena memberikan pendapatan tertinggi; 3). Pengembangan usaha ternak sapi potong berkelanjutan yang optimal adalah dipadukan/diusahakan dengan komoditas usahatani lain terdapat dua rekomendasi yaitu : a. Optimasi untuk pola tanam dengan luas usaha padi 0,55 ha, karet 0,8 ha, kacang tanah 0,73 ha dan jagung manis 0,58 ha dengan skala pemeliharaan ternak sebanyak 11,31 ST, dengan asumsi memanfaatkan sumberdaya (kendala) yang dimiliki secara optimal, maka dihasilkan kenaikan tujuan dengan rataan sebesar 140,86% dibanding kondisi eksisting sehingga tujuan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dapat dicapai secara maksimal; b. Alternatif optimasi untuk rekomendasi kedua yaitu pola tanam yang diusahakan berupa padi seluas 0,55 ha, karet 0,69 ha, kedelai 0,22 ha, kacang tanah 0,64 ha dan jagung manis 0,56 ha yang diusahakan dengan sapi potong sebanyak 11,28 ST, dengan asumsi untuk mendukung program pemerintah untuk swasembada komoditas padi, kedelai, jagung dan sapi potong dilakukan untuk mendukung program pemerintah untuk swasembada komoditas padi, kedelai, jagung dan sapi potong akan dihasilkan kenaikan tujuan dengan rataan sebesar 140,90% dibanding kondisi eksisting sehingga tujuan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dapat dicapai secara maksimal.