Mekanisme Pelepasan Hormon Gonadotropin Ikan Lele (Clarias sp) setelah Dipapar Laserpunktur pada Titik Reproduksi
Main Author: | Kusuma, PungkySlametWisnu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161034/ |
Daftar Isi:
- Laser berdaya rendah ( low power ) dapat memberikan stimulus biologis seperti mengubah potensial membran sel dan permiabilitas membran untuk ion natrium, kalium dan kalsium sehingga meningkatkan aktifitas seluler seperti aktifitas enzim, daya regenerasi syaraf baik sentral maupun perifer serta mampu merangsang produksi hormon. Terkait dengan aktifitas seluler Calcineurin, PKC dan GABA di jaringan kulit dan otak akibat paparan laserpunktur pada titik reproduksi ikan lele ( Clarias sp ) terhadap pelepasan hormon gonadotropin (GtH-I dan GtH-II) dalam serum darah, Gonado Somatic Indeks (GSI) dan lamanya waktu memijah belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mekanisme aktifitas seluler Calcineurin, PKC dan GABA di jaringan kulit dan otak kaitannya dengan pelepasan hormon gonadotropin (GtH-I dan GtH-II) dalam serum darah, Gonado Somatic Indeks (GSI) dan lamanya waktu memijah setelah dipapar laserpunktur pada titik reproduksi ikan lele ( Clarias sp ). Untuk mencapai tujuan tersebut, dua tahap penelitian dilakukan. Tahap pertama, Peran Paparan Laserpunktur Pada Titik Reproduksi Terhadap Peningkatan Ekspresi Calcineurin, PKC dan GABA Pada Jaringan Kulit dan Otak Ikan Lele ( Clarias sp ). Tahap kedua, Peran Paparan Laserpunktur Pada Titik Reproduksi Terhadap Peningkatan Kadar Hormon Gonadotropin (GtH-I dan GtH-II) Dalam Serum Darah, Gonado Somatic Indeks (GSI) dan Lamanya Waktu Memijah Ikan Lele ( Clarias sp ). Penelitian tahap pertama dan kedua menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuannya terdiri dari 3 kondisi sebelum memijah,memijah dan setelah memijah dan 2 kelompok kontrol dan yang dipapar laserpunktur diulang sebanyak 6 kali. Sedangkan untuk penelitian tahap I, metodenya sama diulang sebanyak 9 kali. Dosis paparan laserpunktur baik pada tahap pertama maupun kedua sama yaitu dilakukan satu kali tepatnya pada 2/3 bagian ventral tubuh ( govenoer vessel ) selama 15 detik. Dosis ini adalah optimal yang diperoleh pada percobaan sebelumnya. Laser yang digunakan dalam penelitian adalah jenis soft laser He-Ne dengan panjang gelombang 632,8 nm, luas keluaran cahaya 0,2 cm 2 dan daya keluaran 5 mW/cm 2 dengan lama paparan 15 detik pada satu titik reproduksi setara dengan paparan energi 0,375 Joule/cm 2 . Sebagai pembanding dilakukan uji tanpa perlakuan (kontrol). Ikan uji penelitian tahap pertama dan kedua adalah calon induk lele ( Clarias sp ) matang gonad dan belum pernah memijah berumur sekitar 8-9 bulan F1 hasil hibrida induk betina ikan lele Sangkuriang dengan induk jantan ikan lele Paiton berasal dari satu populasi yang diperoleh dari UPBAT Kepanjen Malang. Jumlah sampel tahap I, terdiri 36 ekor calon induk jantan dan 36 ekor calon induk betina dengan bobot badan antara 1010-1690 g untuk calon induk betina dan antara 1140-1750 g untuk calon induk jantan. Sedangkan untuk penelitian tahap kedua, dibutuhkan sampel ikan sejumlah 54 ekor calon induk jantan dan 54 ekor calon induk betina dengan bobot badan yang sama dengan penelitian tahap pertama. Parameter penelitian tahap pertama, mengamati ekspresi Calcineurin dan PKC jaringan kulit dan ekspresi Calcineurin dan PKC pada GABA jaringan otak kondisi sebelum memijah, memijah dan setelah memijah pada kelompok yang dipapar laserpunktur. Uji ekspresi menggunakan teknik immunohistokimia dengan metode pewarnaan avidin-biotin-kompleks menggunakan kit Calcineurin (ABM Good # 066543 A Calcineurin AB) dan kit PKC (ab 82540 PKC AB) serta kit GABA (AB-T11 GABA AB). Pengambilan sampel jaringan kulit dan otak dilakukan 6 jam setelah dipapar laserpunktur. Hasil ekspresi Calcineurin, PKC dan GABA diamati berdasarkan presentasi sel dan intensitas warna yang timbul sebagai akibat reaksi enzimatis yang terjadi antara enzim HRP dengan substratnya. Secara mikrokopis sel yang mengekspresi Calcineurin, PKC dan GABA dihitung pada 10 lapang pandang dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 1000 kali, data hasil perhitungan dirata-rata dan dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan parameter penelitian tahap kedua, mengukur kadar hormon gonadotropin (GtH-I dan GtH-II) dalam serum darah, GSI dan lamanya waktu memijah kondisi sebelum memijah, memijah dan setelah memijah pada kelompok yang dipapar laserpunktur. Pengambilan sampel darah, bobot badan dan berat gonad dilakukan 6 jam setelah dipapar laserpunktur. Uji kadar hormon menggunakan ELISA Kit (Cusabio Biotech Co.Ltd) dengan Catalog No. CSB-E15790Fh (967) untuk (GtH-I) dan Catalog No. CSB-E15791Fh untuk (GtH-II). Hasil penelitian tahap I, menunjukkan bahwa ekspresi Calcineurin dan PKC jaringan kulit dan Calcineurin dan PKC pada GABA jaringan otak ikan lele ( Clarias sp ) ada peningkatan yang signifikan (P<0.05) antara kelompok yang dipapar laserpunktur dengan kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa paparan laserpunktur pada titik reproduksi dapat meningkatkan aktifitas seluler ditunjukkan dengan peningkatan ekspresi Calcineurin, PKC dan GABA jaringan kulit dan otak ikan lele ( Clarias sp ). Calcineurin dan PKC berperan dalam stimulasi pelepasan neurotransmitter GABA dari neuron GABAergic jaringan otak. Sedangkan hasil penelitian tahap II, menunjukkan bahwa paparan laserpunktur pada titik reproduksi ada peningkatan yang signifikan (P<0.05) terhadap kadar hormon gonadotropin (GtH-I dan GtH-II) dan GSI kondisi sebelum memijah dan memijah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paparan laserpunktur pada titik reproduksi dapat mentimulasi pelepasan GABA dari neuron GABAergic selanjutnya melalui hubungan antar neuron GABA, neuron hipothalamus dan neuron hipofisis inilah GABA akan menstimulasi pelepasan GnRH dari hipotalamus. GnRH merangsang pelepasan hormon gonadotropin (GtH-I dan GtH-II) dari hipofisis. GtH-I dan GtH-II akan merangsang steroidogenesis di gonad untuk sintesis estradiol- 17β dan estradiol - 17β