Potensi Pati Hipokotil Mangrove (Bruguiera Gymnorrhiza) Di Kabupaten Seram Bagian Barat Sebagai Penghasil Maltodekstrin
Main Author: | Pentury, MelkhianusHendrik |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161025/ |
Daftar Isi:
- Mangrove memiliki banyak manfaat bagi kawasan pesisir dan laut, selain memelihara produktifitas perairan, mengurangi dampak global warming, penghasil bahan organik, bahan obat-obatan, sebagai kawasan konservasi dan pariwisata, barrier bagi pemukiman, juga berperan dalam menunjang kehidupan masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Barat. Hipokotil Bruguiera gymnorrhiza (mangrove) mengandung karbohidrat tinggi dan berpotensi sebagai sumber pati, namun belum dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai sumber pangan baru karena terbatasnya informasi tentang manfaat dan proses pengolahan, disamping kandungan senyawa tannin yang merupakan penilaian palatabilitas, menjadi kendala bagi masyarakat dalam memanfaatkannya. Modifikasi pati yang banyak digunakan dalam industri pangan sebagai bahan ingredien adalah maltodekstrin, yaitu untuk meningkatkan kualitas dan nilai fungsionalnya. Maltodekstrin merupakan produk modifikasi pati dari hasil hidrolisis, juga sebagai komponen bahan pangan telah banyak dipakai karena aman dan dapat memberi kekerasan dan tekstur serta memiliki sifat gel yang dapat lumer dan bersifat thermoreversible. Pemanfaatan pati Bruguiera gymnorrhiza sebagai maltodekstrin dengan karakteristik tertentu sangat dipengaruhi oleh karakteristik bahan baku yang digunakan. Tujuan penelitian secara umum yang ingin dicapai adalah menganalisis potensi produksi pati hipokotil mangrove (Bruguiera gymnorrhiza) sebagai bahan baku produksi maltodekstrin, yaitu melalui proses ekstraksi dengan membandingkan karakteristik sifat fisikokimia pati menggunakan lima larutan pengekstrak berbeda, melakukan proses ekstraksi dan karakterisasi untuk mendapatkan pati terbaik sebagai syarat bahan baku maltodesktrin, modifikasi pati dengan menggunakan empat metode hidrolisis enzim dan membandingkan karakteristiknya dengan maltodekstrin komersil, serta menganalisis kelayakan usaha produksi maltodekstrin di Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai salah satu manfaat sumberdaya pesisir bagi ketersediaan pangan. Rancangan penelitian ini adalah rancangan eksperimen. Penelitian tahap 1 adalah ekstraksi dan karakterisasi pati hipokotil Bruguiera gymnorrhiza dengan menggunakan lima pelarut ekstraksi berbeda yaitu sodium bisulfite, sodium metabisulfite, sodium metabisulfite+sodium hydroxide, sodium hydroxide dan pelarut air. Penelitian tahap 2 adalah proses ekstraksi dan karakterisasi untuk meningkatkan sifat fisikokimia dan fungsional pati hipokotil Bruguiera gymnorrhiza dengan perlakuan suhu pemanasan selama ekstraksi dan konsentrasi larutan pengekstrak serta interaksinya. Penelitian tahap 3 adalah modifikasi pati Bruguiera gymnorrhiza dengan mengunakan empat metode hidrolisis enzim dan membandingkan karakteristik maltodekstrin dengan maltodekstrin komersil. Penelitian tahap 4 adalah analisis kelayakan usaha produksi maltodesktrin berbahan baku pati hipokotil Bruguiera gymnorrhiza di Kabupaten Seram Bagian Barat. Analisa meliputi proksimat, amilosa, amilopektin, kadar pati, kalori, tannin, derajat putih, viskositas, gula reduksi daya larut, dan rendemen, Dextrose equivalen, solubility, swelling power, rapat curah, pH, warna dalam lugol, cemaran mikroba dan morfologi pati dengan mikroskop polarisasi dan SEM. Analisis kelayakan usaha meliputi analisis aspek pasar, analisis aspek teknis analisis aspek finansial dan analisis kelayakan financial. Hasil yang diperoleh untuk ekstraksi basah dengan lima pelarut berbeda, yaitu metode ekstraksi terbaik adalah dengan jenis pelarut sodium bisulfit dengan kadar pati 83,21%, amilosa 44.10%, tannin 366.04mg/1000g. Hasil optimasi proses ekstraksi yaitu perlakuan terbaik dengan suhu pemanasan 600C dengan konsentrasi sodium metabisulfit 0,25%. Dengan hasil kadar amilosa 19.58%, pati 65.61%, viskositas 733,66 cP, gula reduksi 3,07% dan daya larut 91.99%, rendemen 15,74% dan derajat putih 46,62%. Dari hasil hidrolisis diperoleh nilai DE 9, gula reduksi 1.27, viskositas 7cp, kadar air 6.44%, kadar abu 1.14%, pH 6.23, rapat curah 0.462, kelarutan 11.4%, swelling power 7.5, kecerahan 51.6 dengan rendemen 95% serta cemaran mikroba masih dibawah persyaratan mutu maltodekstrin sesuai SNI 7599:2010. Penghitungan finansial menunjukkan investasi yang dibutuhkan sebesar Rp.113.355.000. Berdasarkan analisis kriteria investasi, industri ini layak didirikan di Kabupaten Seram Bagian Barat. Analisis Net Present Value (NPV) menunjukkan nilai 303.653.357. Analisis Internal Rate of Return (IRR) menunjukkan nilai 64,6 %. Analisis Payback Periode (PP) menunjukkan investasi dapat kembali dalam jangka waktu 5 tahun. Nilai B/C Ratio sebesar 2,68. Analisis sensitivitas pada saat terjadi penurunan produksi sebesar 10%, terdapat penurunan perolehan manfaat bersih. Pada kenaikan harga bahan pembantu sebesar 20%, nilai Net B/C masih tetap >1 walaupun terjadi penurunan manfaat bersih yang tidak terlalu besar. Untuk kenaikan biaya produksi sebesar 15%, adalah titik impas dimana cash in flows sama dengan cash out flows. Untuk penurunan harga jual sebesar 10% terjadi penurunan nilai manfaat bersih namun nilai Net B/C masih tetap >1 dan usaha masih bisa terus dilanjutkan. Pada kenaikan harga bahan baku 15% nilai manfaat bersih hampir sama dengan nilai investasi dan Net B/C = 1, atau mengalami sensitifitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi maltodekstrin ini sensitif terhadap perubahan kenaikan harga bahan baku dan tidak sensitive perubahan kenaikan harga bahan pembantu, perubahan peningkatan biaya produksi, perubahan penurunan produksi dan perubahan penurunan harga jual. Ekstraksi dengan sodium bisulfit adalah pelarut terbaik dan proses ekstraksi dan karakterisasi terbaik adalah konsentrasi 0,25% pada suhu 600C selama 5 menit yang menghasilkan karaktersitik pati terbaik, yang dapat digunakan sebagai bahan baku maltodekstrin dengan proses modifikasi pati 20% b/b dihidrolisis dengan enzim 0,2 b/v pada suhu 850C selama 65 menit. Serta disimpulkan juga bahwa usaha produksi maltodekstrin dengan skala usaha industry kecil layak diteruskan di Kabupaten Seram Bagian Barat dengan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp. 83.227.300,-/tahun.