Pengembangan Koefisien Limpasan Permukaan Guna Memprediksi Pola Penyebaran Sedimen Ke Muara Sungai (Studi Kasus Sungai Bang Kabupaten Malang)
Main Author: | Andawayanti, Ussy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161018/ |
Daftar Isi:
- Semakin intensifnya kegiatan pemanfaatan wilayah pantai dan muara sungai menimbulkan peningkatan kebutuhan dan prasarana. Kebutuhan tersebut mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan, yang dapat mempengaruhi perubahan koefisien limpasan permukaan (CN) dan debit limpasan permukaan. Salah satu metode guna memprediksi limpasan permukaan adalah metode SCS Curve Number (SCS CN). Namun metode tersebut, belum tentu sesuai dengan kondisi DAS daerah kajian, sehingga diperlukan penyesuaian koefisien limpasan permukaan (CN). Hal ini akan berpengaruh pada prediksi debit limpasan permukaan, dan berdampak pula pada penentuan erosi dan sedimen di sungai dan muara. Dengan pengembangan koefisen limpasan permukaan (USS CN) digunakan untuk memprediksi pola penyebaran sedimen ke muara sehingga dapat diketahui stabilitas muara dan arah penumpukan sedimen di muara. Penelitian ini dilakukan di DAS Bang Kabupaten Malang dengan luas daerah aliran sungai (DAS) 2.393.375 Ha terdiri dari 43 sub DAS. Sungai Bang panjangnya 12.36 km, bermuara di pantai Tamban. Analisis koefisien limpasan permukaan, debit limpasan permukaan, erosi dan sedimen menggunakan bantuan perangkat lunak AVSWAT 2000, yang juga untuk mendapatkan nomogram USS CN dengan mensimulasikan tata guna lahan. Sedangkan untuk memprediksi pola penyebaran sedimen spasial digunakan bantuan perangkat lunak SMS (Surface Water Modelling System) yaitu sub program RMA2 dan SED2D. Dari hasil analisis pada kondisi eksisiting didapat harga CN = 67. Hasil simulasi dengan mengurangi 10-100% hutan memperoleh besarnya CN=53-65, yang kemudian digambarkan pada Nomogram USS CN. Model persamaan pendugaan koefisien limpasan CN untuk pemukiman Qlp = 0.008 CN– 0.262 (CN=65.4-73.80) , kebun : Qlp = 0.005 CN – 0.145 (CN= 63.70-71.60), ladang : Qlp = 0.027 CN – 1.009 (68.20-77.50), semak: Qlp = 0.018 CN + 0.728 (CN = 68.50-78.60) , hutan : Qlp = 0.020 CN + 0.756 (CN = 68.00-77.50) , sawah tadah hujan : Qlp = 0.003 CN – 0.127 (CN= 73.40-80.40) dan tambak: Qlp = 0.022 CN + 0.870 (CN= 70.20-80.40). Adapun model debit limpasan permukaan Lp = a CH2 + b CH – c dan model besarnya sedimen Sed = a Lp2 + b Lp – c dengan a,b dan c adalah konstanta yang merupakan fungsi CN. Pola penyebaran sedimen ditunjukkan dengan adanya perubahan konsentrasi sedimen dari hulu ke hilr semakin kecil dan perubahan bed change dari hilir ke hulu, yakni untuk kondisi eksisting (6.7% hutan) dan 10% hutan terjadi perubahan 0.10m, untuk 50% hutan menjadi 0.005 m, sedang untuk 100% hutan menjadi 0.000028 m. Hal tersebut menunjukkan bahwa perubahan sedimen melayangnya hanya terjadi di hulu DAS. Di daerah hilir belum terjadi terjadi perubahan karena adanya pengendapan sedimen. Hasil simulasi menunjukkan dengan perubahan luas % hutan, terjadi penambahan secara linier jumlah sedimen yang menuju muara sungai. Di samping itu terjadi penumpukan sedimen ke arah sisi kanan garis pantai normal.