Analisis Dinamika Spasial dan Kesesuaian Lahan untuk Pemanfaatan Sumberdaya Alam Pesisir yang Berkelanjutan (Studi Kasus: Di Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan)
Main Author: | Tantu, AndiGusti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161015/ |
Daftar Isi:
- Realitas wilayah pesisir yang dinamis, memerlukan suatu pengelolaan wilayah yang spesifik untuk dapat mengakomodasi semua kepentingan manusia dan kelestarian lingkungan . Pengembangan kawasan, data dan informasi penggunaan lahan atau penutup lahan terkini sangat diperlukan. Data dari citra satelit harus diimbangi dengan pengolahan data dan mengubahnya menjadi data wilayah sehingga telah dikembangkan teknologi pengolahan data wilayah yang dikenal dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Evaluasi kesesuaian lahan merupakan suatu proses pendugaan keragaan lahan untuk tujuan tertentu atau sebagai metode yang menjelaskan atau memprediksi kegunaan potensial dari lahan dapat ditentukan, maka perencanaan penggunaan lahan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan yang rasional, paling tidak mengenai apa yang dapat ditawarkan oleh sumberdaya lahan tersebut. Saat ini penambahan luas lahan tambak, tidak diiringi dengan peningkatan produksi, bahkan terjadi penurunan produksi. Namun demikian, produktivitas tambak masih dapat ditingkatkan melalui pengelolaan tambak yang tepat dan penerapan teknologi yang sesuai dengan kesesuaian lahan tambak. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui perubahan spasial bentang lahan berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam di wilayah pesisir Kecamatan Labakkang , (2) Memperoleh informasi secara menyeluruh dan menganalisis tingkat kesesuaian lahan untuk budidaya tambak di wilayah pesisir Kecamatan Labakkang . dan (3) Menyusun strategi pengembangan kawasan budidaya tambak di wilayah pesisir Kecamatan Labakkang . Penelitian ini menggunakan metode Observasi, wawancara, dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pengumpulan data. Metode observasi dilakukan untuk mengumpulkan data bio-fisik, dan oseanografi, metode PRA dilakukan untuk mengumpulkan informasi di masyarakat, metode SIG digunakan untuk mengumpulkan informasi dari data citra. Metode SIG juga digunakan dalam melakukan analisis spasial diantaranya: analisis tutupan/penggunaan lahan dan analisis dinamika spasial. Metode SWOT digunakan dalam menentukan strategi kebijakan yang tepat untuk pengembangan budidaya tambak di wilayah pesisir Kecamatan Labakkang. Perubahan bentang lahan dari tahun 1980 sampai tahun 2010 sebagai akibat dari alih fungsi lahan menjadi tambak. Hal ini terlihat dari luas vegetasi mangrove berkurang dari 248,4 ha menjadi 49,0 ha, luas tambak meningkat dari 2.251,4 ha menjadi 5.029,3 ha, dan luas sawah menurun dari 3.579,2 ha menjadi 749,9 ha. Sedangkan pada tahun 1980 pemukiman tidak terdeteksi, pada tahun 2010 terdapat 123,9 ha. Analisis kesesuaian lahan menunjukkan bahwa tambak di wilayah pesisir Kecamatan Labakkang adalah layak untuk budidaya ikan dan udang kecuali pada tambak yang berasal dari persawahan memerlukan saluran air laut untuk meningkatkan salinitas pada musim hujan, demikian pula pada tambak dangkal memerlukan penggalian untuk mengurangi fluktuasi suhu dan salinitas pada musim kemarau. Pengelolaan tambak di kawasan pesisir Kecamatan Labakkang hendaknya m encanangkan upaya restorasi mangrove di sepanjang garis pantai dan bantaran sungai, dengan harapan 10 tahun yang akan datang ekosistem di wilayah pesisir Kecamatan Labakkang akan pulih, sehingga pemanfaatan sumberdaya pesisir dapat berkelanjutan. Dari kesimpulan dapat disarankan sebagai berikut: Membuat peta zonasi pengembangan kawasan pesisir dan tata ruang wilayah pesisir Kecamatan Labakkang sesuai dengan kriteria kesesuaian lahan dan komposisi penyebaran penduduk produktif Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang jangkauan pasang surut di wilayah pesisir Kecamatan Labakkang melalui kerja sama dari berbagai disiplin ilmu. Meningkatkan penguatan kelembagaan dengan keterlibatan secara aktif masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan dan pengawasan sumberdaya pesisir, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.