Pemodelan Kecelakaan Kereta Api Pada Perlintasan Sebidang Di Jawa Timur
Main Author: | Nyono |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161004/ |
Daftar Isi:
- Pertumbuhan pergerakan kereta api yang semakin meningkat dan pertumbuhan pergerakan aktivitas masyarakat disekitar jalan kereta api akan meningkatkan frekuensi lalu lintas pada perlintasan sebidang yang berpotensi meningkatnya jumlah kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang. Prediksi jumlah kejadian kecelakaan pada perlintasan sebidang ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan perilaku psikologis sensoris dan persepsi pengemudi yang melintasi perlintasan sebidang. Pembangunan berbagai model prediksi kecelakaan kereta api di perlintasan sebidang telah dikembangkan. Federal Railroad Administration Amerika (FRA), telah melakukan penelitian terhadap kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang dengan mengakomodir variabel – variabel antara lain perkalian faktor LHR jalan raya dan Lalu lintas kereta api yang lewat, jumlah kereta api yang lewat perhari, kecepatan kereta api yang lewat, Jumlah track/sepur, jumlah jalur pada jalan raya dan tipe perkerasan jalan raya terbukti berpengaruh terhadap jumlah kejadian kecelakaan pada perlintasan sebidang. Pengamatan dilakukan pada 33 titik perlintasan tanpa palang pintu di DAOP VIII Surabaya Timur. Jumlah kecelakaan kereta api di perlintasan sebidang akan ditentukan oleh tiga faktor yaitu rekayasa fitur kereta api, rekayasa fitur jalan raya dan lingkungan. Variabel penelitian yang ada dalam penelitian ini terdiri atas variabel penjelas dan variabel responsif. Faktor rekayasa fitur kereta api yang terdiri atas variabel : lebar perlintasan, jumlah track, kecepatan kereta api,volume kereta api yang melintas, rambu di perlintasan, sudut perlintasan dengan jalan, jarak rambu dari perlintasan, pandangan bebas masinis, guardril di perlintasan, adanya lampu flashing, Sirine. Faktor rekayasa fitur jalan raya yang terdiri atas variabel : lebar jalan, jumlah lajur, lalu lintas harian rata – rata kendaraan, klas jalan, kerataan permukaan jalan, tipe konstruksi jalan, rambu dan marka jalan, trotoar jalan. Faktor Lingkungan yang terdiri atas variabel : area pertanian, bisnis, perumahan, industri dan penerangan jalan. Pemodelan jumlah kecelakaan menggunakan analisis regresi Poisson dan dihitung dengan software statistic GenStat. Hasil pemodelan regresi Generalized Poisson diperoleh 7 (tujuh) faktor penentu kecelakaan yaitu kecepatan kereta api, volume kereta api, jarak rambu ke perlintasan, pandangan bebas masinis, lampu flashing, jumlah lajur jalan dan LHR terbukti berpengaruh jumlah kejadian kecelakaan pada perlintasan sebidang tanpa palang pintu, kecepatan kereta api mempunyai sensitifitas paling tinggi terhadap jumlah kecelakaan. Selain pengaturan kecepatan kereta api pengadaan dan pemasangan lampu flashing / lampu kedip dan Early Warning System (EWS), pemasangan jarak rambu yang agak jauh dari perlintasan,memberikan jarak pandang yang bebas terhadap masinis, serta penempatan penjaga pada jam – jam sibuk pagi maupun sore juga efektif untuk menghambat terjadinya kecelakaan. Dari hasil pemodelan terhadap jumlah kecelakaan, peneliti memberikan beberapa rekomendasi pemasangan lampu kedip pada perlintasan sebidang tanpa palang pintu terbukti memberikan kontribusi terhadap penurunan jumlah kejadian kecelakaan maka direkomendasikan disetiap perlintasan sebidang tanpa palang pintu seyogyanya dipasang lampu kedip atau lampu flashing, memasang rambu dan marka secara lengkap sesuai ketentuan pada jarak yang tidak terlalu dekat dengan perlintasan, memberikan jarak pandang yang bebas kepada masinis serta agar ditempatkan penjaga pada jam – jam sibuk pagi dan sore. Mengoptimalkan keikutsertaan masyarakat sekitar perlintasan dalam mematuhi pelaksanaan marka dan rambu – rambu peringatan atau fasilitas keselamatan lainnya serta memberikan sosialisasi bagi masyarakat sekitar dalam rangka peningkatan keikutsertaan untuk pengamanan dan keselamatan perjalanan kereta api di perlintasan sebidang tanpa palang pintu.