Model Konseptual untuk Optimasi Proses pada Sistim Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Berdasarkan ISO-9000/IWA-2

Main Author: Mail, Abdul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160991/
Daftar Isi:
  • Perguruan tinggi sebagai organisasi penyelenggara pendidikan tinggi ber kewajiban untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang bermutu sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. ISO 9000 sebagai standar internasional untuk sistem manajemen mutu, dapat diterapkan dengan baik pada pendidikan tinggi. Namun jika mengacu pada hasil akreditasi oleh BAN-PT ada kecenderungan perguruan tinggi swasta, khususnya di lingkungan Kopertis Wilayah IX, nampaknya implementasi ISO 9000 belum cukup responsif untuk dapat mendorong tumbuhnya budaya mutu dalam organisasi sebagai dasar untuk peningkatan mutu berkelanjutan. Dengan demikian masalah pokok dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara signifikan antara faktor-faktor dalam dimensi organisasi, yakni efektifitas kepemimpinan, komitmen staf dan audit mutu internal terhadap budaya mutu untuk optimasi proses sistem penjaminan mutu perguruan tinggi berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9000/IWA-2. Tujuannya mengembangkan model konseptual terhadap faktor yang dominan dan signifikan terhadap optimasi proses implementasi sistem manajemen mutu pada perguruan tinggi swasta di Kopertis Wilayah IX Sulawesi. Penelitian ini menggunakan kuesioner terhadap 143 orang dosen sebagai responden yang tersebar pada 25 perguruan tinggi swasta. Metode penarikan sampel menggunakan prosedur sampel acak stratifikasi (stratified random sampling). Dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori, dilakukan penilaian terhadap keandalan model pengukuran dan validitas. Hubungan antara variabel laten diuji menggunakan structural equation modelling (SEM). Dalam penelitian ini, sampel hanya melibatkan perguruan tinggi swasta di lingkungan Kopertis Wilayah IX Sulawesi. Oleh karena itu, temuan ini mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk perguruan tinggi lainnya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor dominan yang berpengaruh terhadap tumbuhnya budaya mutu untuk optimasi terhadap proses implementasi sistem manajemen mutu ISO 9000 di perguruan tinggi swasta yakni pentingnya manajemen puncak di perguruan tinggi swasta agar secara simultan meningkatkan efektifitas kepemimpinannya sehingga dapat mendorong meningkatnya komitmen staf terhadap organisasi, serta memfasilitasi terselenggaranya proses audit mutu secara terencana, sistimatis dan berkelanjutan. Hasil pengujian menunjukkan hubungan antar konstruk cukup erat berdasarkan nilai loading factor efektifitas kepemimpinan - komitmen staf (0,779), efektivitas kepemimpinan-audit mutu internal (0,718), komitmen staf - audit mutu internal (0,861). Arah hubungan positif berarti hubungannya searah. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa, melalui perspektif sistem terintegrasi, ketiga variabel ini secara simultan berpengaruh terhadap terciptanya proses internalisasi nilai-nilai dalam organisasi hingga akhirnya akan terwujud menjadi budaya mutu. Sedangkan vektor bob o t sebagai nilai koefisien yang menunjukkan relatifitas tingkat pengaruh yang paling dominan setiap elemen terhadap proses terbentuknya budaya mutu dalam implementasi sistem penjaminan mutu yakni: komitmen staf (0,2013), audit produk (0,2012), efektifitas kepemimpinan (0,2005), audit kesesuaian (0,2004) dan audit sistem (0,1965). Sedangkan nilai bobot untuk kriteria yang paling dominan pada elemen efektifitas kepemimpinan adalah kecakapan (0,1700) dan motivator (0,1665). Sedangkan untuk elemen komitmen staf kriteria yang paling dominan yakni keyakinan (0,2511) dan keinginan, serta untuk elemen audit produk yakni softskill/kompetensi lainnya (0,2523) dan kompetensi utama (0,2509). Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk menjadi literatur tentang bagaimana proses audit mutu internal yang didukung oleh efektifitas kepemimpinan dan komitmen organisasional dapat menumbuhkan budaya mutu dalam perguruan tinggi, sebagai dasar dari terselenggaranya continuous quality improvement . Untuk itu, direkomendasikan perlunya regulasi tentang proses audit mutu eksternal setiap tahun, untuk memantau bahwa setiap proses dalam sistim manajemen mutu perguruan tinggi dijalankan secara konsisten. Adapun ruang lingkup audit yakni berdasarkan indikator proses kepemimpinan yang efektif, komitmen staf yang tinggi dan pelaksanaan audit mutu internal yang terencana, sistimatis dan berkelanjutan.