Strategi Implementasi Traceability from Sea to Table Bisnis Udang Indonesia (Studi Kasus: Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) dan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Jawa Timur)

Main Author: Soedrijanto, Angky
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160793/
Daftar Isi:
  • Traceability (ketertelusuran) merupakan kewajiban yang mutlak harus dipenuhi agar udang Indonesia dapat diekspor ke Uni Eropa, Jepang dan Amerika. Uni Eropa telah menerapkan systemic border system tahun 2006 lalu yang menyebabkan produk perikanan Indonesia tidak dapat menembus pasar Eropa. Pemerintah Indonesia telah menyikapi dengan cepat dan terbangunlah traceability pada level up stream traceability untuk memenuhi regulasi yang diminta oleh Uni Eropa tersebut hal mana sementara waktu perikanan Indonesia akhirnya dapat melakukan ekspor. Penelitian bertujuan menemukan strategi implementasi traceability from sea to table bisnis udang Indonesia. Makna dari traceability from sea to table berarti merupakan upaya menerapkan ketertelusuran yang menyeluruh sejak udang berupa induk di laut kemudian dipijahkan, menghasilkan benur yang selanjutnya dibudidayakan hingga udang dewasa dan diproses di unit pengolahan menjadi udang sebagai bahan makanan siap saji di meja makan konsumen. Mengingat panjangnya rantai bisnis udang, maka upaya untuk menemukan strategi implementasi dilaksanakan secara bertahap sesuai lini bisnis udang Indonesia yang ada di Jawa Timur yaitu: (1) Lini bisnis perbenihan, (2) Lini bisnis budidaya, (3) Lini bisnis supplier, dan (4) Lini bisnis pengolahan. Penelitian bersifat deskriptif. Untuk menemukan strategi implementasi dibutuhkan analisa secara kuantitatif maupun kualitatif serta penggabungan dari keduanya ( mixed research method ) berikut modifikasi metodologi oleh peneliti untuk menemukan keselarasan dengan tema spesifik dalam menyusun strategi. Analisa kuantitatif dimulai dengan uji kekerabatan berdasarkan kode genetis DNA induk udang windu dari beberapa perairan laut di Indonesia memakai metode RAPD-PCR yang dilaksanakan di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya Malang. Analisa kuantitatif lainnya adalah deteksi residu nitrofuran , chloramphenicol dan tetracylin pada udang hasil budidaya yang diduga pemijahan induk udang mengalami malpraktek melalui pengiriman sampel ke Balai Laboratorium Pengawasan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (BLPPMHP) Surabaya. Untuk menemukan strategi implementasi traceability from sea to table , pada setiap tahapan penelitian dilaksanakan analisa mendalam dan spesifik sesuai dengan karakter setiap lini bisnis yang ada. Metode penelitian pada lini bisnis perbenihan serta lini bisnis pengolahan adalah analisa SWOT Balanced Score Cards ; pada lini bisnis budidaya adalah analisa Fish Bone Diagram Balanced Score Cards , pada lini bisnis supplier adalah analisa Snow Ball Effect Balanced Score Cards . Penggunaan Balanced Score Cards untuk membantu menilai capaian kinerja para pelaku bisnis dalam rangka menemukan langkah implementasi traceability . Pengambilan kesimpulan wujud implementasi strategi dilakukan melalui triangulasi dalam bentuk Focus Group Discussion yang melibatkan para stake holder, stock holder dan share holder di tingkat makro-meso-mikro dalam bisnis udang Indonesia. Perumusan hasil FGD diperoleh melalui analisa Soft System Methodology . Berdasarkan hasil analisa pada tiap lini bisnis, ditemukan bahwa: (1) penetapan induk udang yang dipijahkan merupakan starting point data telusur untuk implementasi traceability from sea to table , dan (2) supplier sebagai pelaku pada lini bisnis supplier adalah tokoh kunci yang paling tepat untuk berperan sebagai transformator data telusur dari up stream traceability menuju ke down stream traceability . Traceability from sea to table seharusnya sudah dapat diterapkan dalam bisnis udang Indonesia dengan mudah dan akurat mengingat perangkat pendukung utamanya berupa sumberdaya manusia menyatakan telah siap; serta perangkat ketetapan Pemerintah berupa zonasi wilayah perikanan dengan kode tertentu telah tersedia merupakan sumber informasi data telusur yang memadai.