Pengembangan Usaha Sapi Potong Yang Berkelanjutan Di Kabupaten Donggala

Main Author: Haerani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160790/
Daftar Isi:
  • Usaha sapi potong di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar hal ini ditunjang dengan permintaan yang terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan perekonomian nasional. Kebutuhan konsumen akan daging sapi belum dapat dipenuhi dari pasokan dalam negeri karena laju peningkatan permintaan tidak dapat diimbangi oteh pertambahan populasi dan peningkatan produksi. Secara nasional untuk memenuhi kebutuhan akan daging sapi, pemerintah mengimpor ternak sapi guna terpenuhinya permintaan konsumen akan daging sehingga ketergantungan akan ternak sapi luar negeri semakin tinggi. Upaya pengembangan ternak sapi potong, terutama di wilayah Kabupaten Donggala pemerintah telah melakukan beberapa terobosan antara lain adopsi teknologi peternakan berupa melaksanakan persilangan ternak-ternak lokal dengan ternak yang bersumber dari bibit unggul melalui insiminasi buatan (IB), melakukan pengendalian penyakit, melalukan penyuluhan agar petani memelihara ternak dari sistem pemeliharaan yang digembalakan menjadi dikandangkan, memberikan bantuan modal usaha (BPLM) dengan harapan terjadi perubahan yang ditekankan pada perubahan pendapatan. Meskipun demikian sampai saat ini perkembangan sapi potong masih tetap lamban, hal ini disebabkan karena permasalahan yang dihadapi pada usaha peternakan sapi rakyat sangat kompleks antara lain keterbatasan sumberdaya, lahan, modal dan tenaga kerja serta manajeman uahanya. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pengaruh modal manusia terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong di Kabupaten Donggala, (2) mengetahui pengaruh modal alam terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong di Kabupaten Donggala, (3) mengetahui pengaruh modal keuangan terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong di Kabupaten Donggala, (4) mengetahui pengaruh modal fisik terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong di Kabupaten Donggala, (5) mengetahui pengaruh modal sosial terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong di Kabupaten Donggala, dan (6) mengetahui prioritas pengembangan usaha sapi potong di Kabupaten Donggala. Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Donggala merupakan sentra produksi sapi potong. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan. Jumlah sampel dalam penelitian ini 165 kepala keluarga. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Hasil penelitian menunjukkan: (1) modal Manusia mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong. Akan tetapi modal manusia berpengaruh secara tidak langsung terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong melalui perantara modal Alam, Modal Keuangan, serta Modal Fisik. Semakin tinggi modal manusia, akan mengakibatkan semakin tinggi pula keberlanjutan usaha sapi potong jika ditopang dengan tingginya modal alam, modal keuangan, serta modal fisik, (2) modal Alam mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Keberlanjutan xi Usaha Sapi Potong. Artinya semakin tinggi nilai Modal Alam maka semakin tinggi Keberlanjutan Usaha Sapi Potong, (3) modal Keuangan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong. Artinya, semakin tinggi Modal Keuangan maka semakin tinggi nilai Keberlanjutan Usaha Sapi Potong, (4) modal Fisik mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong berarti semakin tinggi nilai Modal Fisik maka semakin tinggi nilai Keberlanjutan Usaha Sapi Potong, (5) modal Sosial mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong, akan tetapi modal sosial berpengaruh secara tidak langsung terhadap Keberlanjutan Usaha Sapi Potong melalui perantara modal Alam, Modal Keuangan, serta Modal Fisik. Semakin tinggi modal sosial, maka semakin tinggi pula keberlanjutan usaha sapi potong jika ditopang dengan tingginya modal alam, modal keuangan, serta modal fisik, dan (6) terdapat lima alternatif dalam pengembangan usaha sapi potong berkelanjutan, industri pengolahan hasil ternak mendapat prioritas utama, peningkatan sofskill peternak mendapat prioritas kedua, perluasan lahan untuk HPT mendapat prioritas ketiga, sarana dan prasaranan untuk usaha ternak mendapat prioritas keempat, dan pemberdayaan masyarakat peternakan mendapat prioritas kelima.