Desentralisasi Fiskal, Migrasi Internal, dan Konvergensi Pendapatan Regional di Jawa Timur (Sebuah Pendekatan Spasial)

Main Author: Sugiharti, Lilik
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160774/
Daftar Isi:
  • Jawa Timur telah mengalami disparitas yang cukup tinggi antar daerah, dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua isu utama, yaitu, (1) proses konvergensi pendapatan regional di Jawa Timur, terutama terkait dengan desentralisasi fiskal dan migrasi internal, dan (2), klustering pendapatan perkapita dan adanya ketergantungan spasial antar kabupaten/kota di Jawa Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama terjadi pemerataan yang lebih baik pada pendapatan perkapita kabupaten/kota di Jawa Timur selama 2004-2010. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan dispersi pendapatan perkapita kabupaten/kota selama periode penelitian. Hasil ini juga dikonfirmasi dengan adanya konvergensi beta absolut, artinya kabupaten/kota dengan PDRB perkapita rendah mampu mengejar ketertinggalan dari kabupaten/kota dengan PDRB perkapita tinggi, meskipun dengan kecepatan konvergensi yang relatif lambat. Kedua, hasil estimasi dengan model konvergensi bersyarat menunjukkan bahwa, desentralisasi fiskal yang direpresentasikan dengan pengeluaran total, mampu mempercepat proses konvergensi pendapatan perkapita di Jawa Timur, begitu juga dengan migrasi risen masuk. Dengan demikian, kebijakan desentralisasi fiskal ini masih diperlukan sebagai instrument untuk mengurangi ketimpangan pendapatan perkapita antar kabupaten/kota di Jawa Timur. Ketiga, Terdapat ketergantungan spasial antar kabupaten/kota di Jawa Timur dalam hal pertumbuhan ekonomi (regional spillover effects ). Keempat, hasil estimasi model konvergensi klub menunjukkan kecenderungan terjadinya polarisasi atau klusterisasi PDRB perkapita di Jawa Timur, sehingga memunculkan two spatial regimes . Klub pertama, klub tengah (core) membujur dari wilayah selatan ke utara, klub ini merupakan daerah-daerah kaya yang juga dikelilingi oleh daerah kaya. Klub kedua, klub pinggiran (periphery) yang berada di wilayah barat, timur, dan utara. Klub ini merupakan daerah daerah miskin yang dikelilingi oleh daerah miskin. Di kedua klub ini cenderung terjadi divergensi sebagai dampak adanya local spillovers .