Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Kota Bengkulu
Main Author: | SyafrudinAB |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/160764/ |
Daftar Isi:
- Kekuatan aset perikanan ( fixity and rigidity of fishing assets ) adalah alasan utama nelayan tetap terperangkap dalam kemiskinan dan sepertinya tidak ada upaya mereka untuk keluar dari kemiskinan. Kapal dan alat penangkapan ikan sulit dilikuidasi fungsinya untuk digunakan bagi kepentingan lain. Akibatnya pada saat produktifitas rendah, nelayan tidak mampu untuk mengalih fungsikan aset tersebut. Kondisi keluarga nelayan masih masuk dalam kelompok masyarakat miskin. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya angka pendapatan perkapita tahun 2009 Kota Bengkulu, dimana untuk daerah perkotaan sebesar Rp. 242.753,- sementara daerah pedesaan pendapatan perkapita sebesar Rp. 190.351,- (BPS Kota Bengkulu, 2009). Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh kondisi masyarakat pesisir yaitu : (a) sosial, (b) ekonomi, (c) lembaga keuangan, (d) sumber daya manusia, (e) sarana dan prasarana, (f) budaya, (g) aset sumber daya ikan dan (h) akses kelembagaan terhadap strategi pemberdayaan masyarakat pesisir di Kota Bengkulu; menganalisis pengaruh kondisi masyarakat pesisir yaitu : (a) sosial, (b) ekonomi, (c) lembaga keuangan, (d) sumber daya manusia, (e) sarana dan prasarana, (f) budaya, (g) aset sumber daya ikan, dan (h) akses kelembagaan terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Kota Bengkulu; menganalisis pengaruh strategi pemberdayaan masyarakat pesisir yaitu : (a) keuangan mikro, (b) peningkatan usaha ekonomi produktif, (c) pelatihan dan pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat lokal dan (d) pengembangan model pemberdayaan pasca program terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Kota Bengkulu; dan merumuskan strategi kelembagaan yang tepat pada keberhasilan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. Variabel penelitian meliputi variabel bebas (X), yang meliputi : sosial (X 1 ), ekonomi (X 2 ), lembaga keuangan (X 3 ), sumber daya manusia (X 4 ), sarana dan prasarana (X 5 ), budaya masyarakat (X 6 ), sumber daya ikan (X 7 ), dan akses kelembagaan (X 8 ). Sementara variabel Y (terikat), meliputi : lembaga keuangan mikro (Y 1 ), peningkatan usaha ekonomi produktif (Y 2 ), pelatihan dan pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat lokal (Y 3 ), dan pengembangan model pemberdayaan pasca program (Y 4 ). Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka konseptual penelitian dan hipotesis maka analisis yang diperlukan meliputi analisis deskriptif dan analisis SEM. Dasar analisis SEM adalah analisa loading factor dan analisis regression weight. Analisa regression Weights measurement model pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir menunjukkan bahwa kondisi masyarakat pesisir yaitu : sosial, ekonomi, lembaga keuangan, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, budaya, sumberdaya ikan dan akses kelembagaan berpengaruh langsung terhadap strategi pemberdayaan masyarakat pesisir di Kota Bengkulu, dengan nilai direct contribution sebesar 70%. Kondisi masyarakat pesisir yaitu : sosial, ekonomi, lembaga keuangan, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, budaya, sumberdaya ikan dan akses kelembagaan tidak berpengaruh langsung terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Kota Bengkulu, dengan nilai indirect contribution sebesar 70%. Strategi pemberdayaan masyarakat pesisir yaitu : keuangan mikro, peningkatan usaha ekonomi produktif, pelatihan dan pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat lokal dan pengembangan model pemberdayaan pasca program berpengaruh langsung terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Kota Bengkulu, dengan nilai direct contribution sebesar 100%. Model strategi kelembagaan yang tepat untuk keberhasilan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Kota Bengkulu adalah kegiatan usaha ekonomi produktif dan pelatihan dan pengembangan masyarakat nelayan.