Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Berbasis Pola Pelestarian Terumbu Karang di Kepulauan Seribu (P. Pramuka, P. Panggang, P. Karya)
Main Author: | Halim, Sugianto |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/160762/ |
Daftar Isi:
- Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat produktif. Wilayah ini menyediakan sumberdaya dan jasa lingkungan bagi kegiatan manusia dan pembangunan. Wilayah ini memiliki daya dukung yang relatif cukup tinggi. Sehingga hal ini mengakibatkan, wilayah pesisir sering digunakan sebagai tempat aktivitas manusia dan pembangunan. Salah satunya dari modal dasar pembangunan nasional adalah sumberdaya wilayah pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun dan terumbu karang yang mempunyai potensi ekonomi yang relatif besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi sumberdaya Terumbu Karang dan daya dukung lingkungan berbasis pelestarian terumbu karang di Kepulauan Seribu untuk mengentaskan kemiskinan; mengevaluasi potensi sumber daya perairan untuk pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan; menganalisis dan merumuskan strategi kebijakan pengembangan pemberdayaan masyarakat nelayan berwawasan lingkungan; dan mengembangkan suatu model pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir berbasis pola pelestarian terumbu karang di Kepulauan Seribu. Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan dalam penelitian ini maka timbul beberapa hipotesis sebagai berikut, Pertama, yaitu pootensi sumber daya terumbu karang dan daya dukung lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif mengatasi masalah kemiskinan di Kepulauan Seribu (Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya). Kedua, pendapatan masyarakat nelayan dapat ditingkatkan dengan mengevaluasi dan mengembangkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan. Dan ketiga, pemilihan strategi dan model kebijakan yang berbasis pola pelestarian terumbu karang akan dapat digunakan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Kepulauan Seribu. Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan dimulai dari Maret sampai dengan Oktober 2010.di Kepulauan Seribu yaitu di Kelurahan Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis non parametrik yaitu tidak ada perlakuan pada parameter dan tidak menggunakan rancangan percobaan. Data dianalisis secara kualitatif dengan prosedur tersendiri yaitu dengan metode analisis SWOT ( Strengths Weakness Opportunity Treats ). Hasil analisis dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan yaitu, (1) Kondisi lingkungan perairan dan terumbu karang di Pulau Panggang, Pulau Pramuka dan Pulau Karya, menunjukkan nilai yang masih memungkinkan untuk pengembangan kawasan ekowisata bahari dan memberikan daya dukung yang baik terhadap perkembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat. (2) Model Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir mempergunakan tiga pendekatan yang disebut dengan keterpaduan pendekatan pemberdayaan ( Integrated Empowerment Approach ) yaitu pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan lingkungan dan pemberdayaan kelembagaan. Ketiga pendekatan tersebut dapat dilakukan oleh institusi formal (Pemerintah) dan institusi informal (Masyarakat). (3) Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat mencakup empat aspek yaitu a) peningkatan produktifitas dan daya saing nelayan; b) penguasaan akses pasar baik pasar domestik baik pasar domestik dan internasional; c) Pengelolaan turumbu karang berkelanjutan; d) Perkuatan kelembagaan dan SDM untuk pelestarian terumbu karang. (4) Untuk mencapai perkembangan yang diharapkan dihasilkan kesepakatan lokal sebagai berikut : a) Partisipasi : salah satu yang mendorong masyarakat untuk berpartipasi adalah harapan akan manfaat atau konpensasi yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partipasi masyarakat meliputi variabel-variabel yang berkorelasi tinggi dengan sumbu utama pertama yaitu, umur, pendidikan dan jumlah anggota keluarga, sedangkan faktor kedua adalah mencakup variabel pendapatan dan lamanya berdomisili. b) Penguatan kapasitas masyarakat dapat dilakukan dengan Pengembangansumberdaya nelayan melalui pendidikan, penyuluhan dan pelatihan penggunaan teknologi, Pengembangan produksi perikanan, dan Penataan potensi. c) Pengembangan penguatan organisasi yang dilakukan adalah pembentukan badan pengelola perikanan dan terumbu karang berkelanjutan, pembentukan kelompok pengawas masyarakat dan penegakan aturan lokal. d) Penguatan kelembagaan untuk penegakan aturan lokal dilakukan dengan penguatan/pembuatan aturan perlindungan kawasan terumbu karang dan pengelolaan SDA perikanan berkelanjutan. Dari hasil penelitian ini perlu disarankan bahwa usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat agar dilakukan dengan model yang melibatkan masyarakat dalam komponen pengelolaan sumberdaya perikanan dan lingkungannya sehingga masyarakat merupakan komponen pelaksana dalam upaya pelestarian sumberdaya terumbu karang dan lingkungannya.