Model Banjir Rancangan Pada Daerah Aliran Sungai Tidak Berpengukur (Studi Kasus Di Wilayah/Daerah Aliran Sungai Jawa Timur)

Main Author: Nasjono, JudiK
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160542/
ctrlnum 160542
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/160542/</relation><title>Model Banjir Rancangan Pada Daerah Aliran Sungai Tidak Berpengukur (Studi Kasus Di Wilayah/Daerah Aliran Sungai Jawa Timur)</title><creator>Nasjono, JudiK</creator><subject>627.4 Flood control</subject><description> Banjir rancangan adalah parameter yang penting dalam perencanaan bangunan air. Berguna untuk menentukan dimensi bangunan, analisis resiko dan manajemen air. Memperkirakan banjir rancangan berdasarkan statistik momen, membutuhkan data pengukuran aliran tertinggi setiap tahun di sungai. Pengukuran harus tepat dan jumlah data pengukuran harus sebanyak rencana operasi bangunan tersebut. Masalah utama di lokasi pembangunan bangunan adalah tidak ada data dari pengukuran debit banjir karena alatnya tidak ada atau data yang tersimpan sangat sedikit karena alatnya belum lama dibangun. Memodelkan banjir rancangan menggunakan teknik analisis frekwensi banjir regional dapat mengatasi masalah mengenai data di lokasi yang tidak berpengukur. Lokasi yang tak berpengukur dapat mengambil data dari lokasi berpengukur dengan metode indeks banjir. Data dapat di transfer dari lokasi berpengukur ke tidak berpengukur dengan syarat dua lokasi tersebut adalah homogen secara hidrologi. Parameter hidrologi yaitu luas daerah aliran sungai, panjang sungai utama, keliling daerah aliran sungai, kemiringan sungai utama, debit sungai, curah hujan, geologi dan tutupan lahan dapat dikelompokkan menggunakan salah satu cabang metode multivarians yaitu teknik Ward dari metode Hierarchical Cluster. Lokasi-lokasi dengan parameternya mirip dikelompokkan dalam suatu region. Setelah region terbentuk pengukuran kesamaan hidrologi dalam region dilakukan dengan tes homogenitas yang berbasis pada statistik L-momen. ketika lokasi teridentifikasi homogen, maka selanjutnya dibuatkan model secara empiris menggunakan metode analisis regresi, sehingga lokasi tidak bepengukur dapat menggunakan model empiris tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Model Banjir Rancangan untuk daerah aliran sungai tidak berpengukur (ungauged). 36 stasiun pengukuran debit di Provinsi Jawa Timur yang memenuhi syarat dan rerata hujan maksimum di daerah aliran sungai setiap stasiun tersebut berhasil di kumpulkan. Parameter hidrologi yang lain dari ke 36 stasiun tersebut dikumpulkan memanfaatkan teknologi geografi informasi sistim (GIS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa WS Bengawan Solo, WS Bondoyudo Bedadung, WS Welang Rejoso, WS Baru Bajulmati adalah daerah yang &#x201C;heterogen&#x201D; secara hidrologi, WS Brantas merupakan daerah yang &#x201C;homogen&#x201D; secara hidrologi dan WS Pekalen Sampean &#x201C;mungkin heterogen&#x201D;. WS Pekalen Sampean masih dapat di kategorikan sebagi homogen. Metode Ward mengelompokkan stasiun banjir ke dalam enam kelompok, namun enam kelompok tersebut semuanya &#x201C;heterogen&#x201D; secara hidrologi. Analisis lanjutan terhadap kelompok yang diperoleh melalui metode Ward menghasil kan wilayah baru yaitu: Region A meliputi sebagian WS Baru Bajulmati, semua WS Pekalen Sampean dan sebagian WS Welang Rejoso. Region B meliputi WS Bondoyudo Bedadung ditambah satu stasiun dari WS Baru Bajulmati. Region C meliputi stasiun dari WS Brantas, sebuah stasiun WS Bondoyudo Bedadung, sebuah stasiun WS Welang Rejoso dan sebuah stasiun WS Bengawan Solo. WS Bengawan Solo terbagi dalam tiga region yaitu bagian selatan adalah Region D, bagian tengah adalah Region E dan utara adalah Region E. Region A sampai Region E diidentifikasi homogen dan mempunyai model berupa persamaan empiris untuk menentukan banjir rancangan, sedangkan Region F diidentifikasi heterogen sehingga tidak xi ada persamaan empiris untuk daerah tersebut. Distribusi frekuensi yang cocok dengan daerah di Jawa Timur adalah General Pareto dan General Logistic. Persamaan empiris yang diperoleh dari penelitian ini disarankan untuk dipergunakan pada proses pradesign, pada proses detail enggineering and design adalah bijak menggunakan banyak metode untuk mendapatkan yang terbaik. disarankan untuk melakukan Penelitian lanjutan dengan memperluas cakupan daerah penelitian meliputi seluruh WS Bengawan Solo untuk melihat apakah Region F tetap heterogen. Penelitian lanjutan dapat pula diterapkan di propinsi lain.&#xD; </description><date>2016-08-04</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Nasjono, JudiK (2016) Model Banjir Rancangan Pada Daerah Aliran Sungai Tidak Berpengukur (Studi Kasus Di Wilayah/Daerah Aliran Sungai Jawa Timur). Doctor thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>DIS/627.4/NAS/m/2016/061611479</relation><recordID>160542</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author Nasjono, JudiK
title Model Banjir Rancangan Pada Daerah Aliran Sungai Tidak Berpengukur (Studi Kasus Di Wilayah/Daerah Aliran Sungai Jawa Timur)
publishDate 2016
topic 627.4 Flood control
url http://repository.ub.ac.id/160542/
contents Banjir rancangan adalah parameter yang penting dalam perencanaan bangunan air. Berguna untuk menentukan dimensi bangunan, analisis resiko dan manajemen air. Memperkirakan banjir rancangan berdasarkan statistik momen, membutuhkan data pengukuran aliran tertinggi setiap tahun di sungai. Pengukuran harus tepat dan jumlah data pengukuran harus sebanyak rencana operasi bangunan tersebut. Masalah utama di lokasi pembangunan bangunan adalah tidak ada data dari pengukuran debit banjir karena alatnya tidak ada atau data yang tersimpan sangat sedikit karena alatnya belum lama dibangun. Memodelkan banjir rancangan menggunakan teknik analisis frekwensi banjir regional dapat mengatasi masalah mengenai data di lokasi yang tidak berpengukur. Lokasi yang tak berpengukur dapat mengambil data dari lokasi berpengukur dengan metode indeks banjir. Data dapat di transfer dari lokasi berpengukur ke tidak berpengukur dengan syarat dua lokasi tersebut adalah homogen secara hidrologi. Parameter hidrologi yaitu luas daerah aliran sungai, panjang sungai utama, keliling daerah aliran sungai, kemiringan sungai utama, debit sungai, curah hujan, geologi dan tutupan lahan dapat dikelompokkan menggunakan salah satu cabang metode multivarians yaitu teknik Ward dari metode Hierarchical Cluster. Lokasi-lokasi dengan parameternya mirip dikelompokkan dalam suatu region. Setelah region terbentuk pengukuran kesamaan hidrologi dalam region dilakukan dengan tes homogenitas yang berbasis pada statistik L-momen. ketika lokasi teridentifikasi homogen, maka selanjutnya dibuatkan model secara empiris menggunakan metode analisis regresi, sehingga lokasi tidak bepengukur dapat menggunakan model empiris tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Model Banjir Rancangan untuk daerah aliran sungai tidak berpengukur (ungauged). 36 stasiun pengukuran debit di Provinsi Jawa Timur yang memenuhi syarat dan rerata hujan maksimum di daerah aliran sungai setiap stasiun tersebut berhasil di kumpulkan. Parameter hidrologi yang lain dari ke 36 stasiun tersebut dikumpulkan memanfaatkan teknologi geografi informasi sistim (GIS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa WS Bengawan Solo, WS Bondoyudo Bedadung, WS Welang Rejoso, WS Baru Bajulmati adalah daerah yang “heterogen” secara hidrologi, WS Brantas merupakan daerah yang “homogen” secara hidrologi dan WS Pekalen Sampean “mungkin heterogen”. WS Pekalen Sampean masih dapat di kategorikan sebagi homogen. Metode Ward mengelompokkan stasiun banjir ke dalam enam kelompok, namun enam kelompok tersebut semuanya “heterogen” secara hidrologi. Analisis lanjutan terhadap kelompok yang diperoleh melalui metode Ward menghasil kan wilayah baru yaitu: Region A meliputi sebagian WS Baru Bajulmati, semua WS Pekalen Sampean dan sebagian WS Welang Rejoso. Region B meliputi WS Bondoyudo Bedadung ditambah satu stasiun dari WS Baru Bajulmati. Region C meliputi stasiun dari WS Brantas, sebuah stasiun WS Bondoyudo Bedadung, sebuah stasiun WS Welang Rejoso dan sebuah stasiun WS Bengawan Solo. WS Bengawan Solo terbagi dalam tiga region yaitu bagian selatan adalah Region D, bagian tengah adalah Region E dan utara adalah Region E. Region A sampai Region E diidentifikasi homogen dan mempunyai model berupa persamaan empiris untuk menentukan banjir rancangan, sedangkan Region F diidentifikasi heterogen sehingga tidak xi ada persamaan empiris untuk daerah tersebut. Distribusi frekuensi yang cocok dengan daerah di Jawa Timur adalah General Pareto dan General Logistic. Persamaan empiris yang diperoleh dari penelitian ini disarankan untuk dipergunakan pada proses pradesign, pada proses detail enggineering and design adalah bijak menggunakan banyak metode untuk mendapatkan yang terbaik. disarankan untuk melakukan Penelitian lanjutan dengan memperluas cakupan daerah penelitian meliputi seluruh WS Bengawan Solo untuk melihat apakah Region F tetap heterogen. Penelitian lanjutan dapat pula diterapkan di propinsi lain.
id IOS4666.160542
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-28T06:45:35Z
last_indexed 2021-10-28T07:45:25Z
recordtype dc
_version_ 1751455983372075008
score 17.538404