Efek Tepung Tulang Ikan Madidihang (Thunnus Albacares Bonnaterre) Terhadap Profil Kalsium Dan Fosfor Serta Gambaran Histopatologi Pada Tikus Ovariektomi

Main Author: Talib, Ahmad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160517/
Daftar Isi:
  • Tepung tulang ikan madidihang memiliki kandungan mineral terutama kalsium dan fosfor yang tinggi dan cocok diaplikasikan pada produk makanan, pakan ternak, sebagai suplemen dan untuk terapi osteoporosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisiko-kimia tepung tulang ikan madidihang yang diproses dengan air dan asam asetat dan diaplikasikan pada tikus dengan model ovariektomi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan perlakuan perebusan tulang ikan madidihang deproteiansi dan non deproteinasi sedangkan untuk uji in vivo menggunakan tikus percobaan dengan model tikus ovariektomi. Hewan coba diterapi dengan (TTIM) deproteiansi, (TTIM) non deproteinasi, dan CaCO3 dengan level dosis 0,400, 800 dan 1600 mg/kg BB/hari. Parameter diamati (derajat putih, daya serap dan densitas kamba sedangkan parameter kimianya adalah, kadar air, abu, lemak, protein, kadar kalsium, fosfor, solubiltas kalsium dan solubilitas fosfor). Hasil untuk parameter fisiknya adalah; Nilai derajat putih air dan asam asetat 46,45 dan 46,33%; daya serap air 1,05 dan 1,08 dan densitas kambanya 0,76 dan 0,74 g/mL. Analisis kimianya adalah adalah; kadar air 2,98 dan 2,54 %; abu 56,65 dan 58,21%; protein 20,98; 17,21%; lemak 6,36; 6,31%; kandungan kalsium dan fosfor 23,62 dan 16,64 %; fosfor adalah 15,25 dan 16,62 %; sedangkan solubilitas kalsium pada perlakuan air dan asam asetat pada pH 2,4 dan 6 secara berturut-turut sebagai berikut 6,35, 2,92 dan 2,12, 13,02; 7,92 dan 5,88; untuk solubilitas fosfor pada air dan asam asetat adalah sebagai berikut; pH 2 ,4 dan 6 adalah 7,81; 8,62; 1,05 dan pada perlakuan asam asetat pH 2,4 dan 6 adalah sebagai berikut 2,95; 2,25, dan 4,30. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa Ca dan P darah dan tulang tikus pada perlakuan (TTIM) deproteinasi, (TTIM) non deproteinasi dan kalsium karbonat yang tertinggi adalah kalsium karbonat dengan nilai 8.273 mg/dL; non deproteinasi 7,951 dan terendah adalah deproteinasi 7.127 mg/dL. Sedangkan untuk P yang tertinggi deproteinasi 5,407 mg/g bk dan terendah CaCO3 2,014 mg/g bk. Untuk Ca pada tulang yang tertinggi dosis 1600 deproteinasi 8,29 mg/g bk, terendah CaCO3 7,04. Sedangkan untuk P yang tertinggi deproteinasi dosis 1600 2,224 dan terendah CaCO3 1,475 mg/g bk. Untuk Ca dan P pada feses nilai tertinggi adalah (TTIM) non deproteinasi pada dosis 1600 mg/g BB/hari pada perlakuan 8,25 mg/g bk dan terendah adalah CaCO3 7,95 mg/ g bk sedangkan untuk nilai P pada fases tikus nilai tertinggi adalah dosis 1600 mg/g BB/hari pada perlakuan (TTIM) deproteinasi dengan nilai 6,91 mg/bk dan terendah adalah CaCO3 6,09 mg/g bk. Untuk hormone estrogen nilai terbaik pada hari ke-30 pada dosis 1600 mg/kg BB/hari pada parameter (TTIM) non deproteinasi; 119,35 μg/mL darah dan terendah CaCO3 dengan nilai 73,21 μg/mL darah. Sedangkan nilai progesteron pada darah tikus yang terbaik pada dosis 1600 mg/kg BB/hari dengan (TTIM) non deproteinasi dengan nilai 85,80 μg/mL darah dan terendah dengan kalsium karbonat 37,71 μg/mL darah.