Pola Pendampingan Orang Tua Terhadap Anak Dalam Bermain Game Online (Studi Fenomenologi Pada Orangtua Terhadap Anak Penggemar Game Online Di Komplek Poharin Malang)

Main Author: Ratriningtyas, Novi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160313/
Daftar Isi:
  • Internet merupakan media baru yang semakin marak digunakan masyarakat di seluruh dunia, untuk saling berkomunikasi secara mudah. Dalam perkembangannya, internet juga dimanfaatkan sebagai sarana bermain game secara bersamaan (multiplayer) melalui game online. Karena kecanggihan dan berbagai macampermainan yang ditawarkan, menyebabkan game online ini banyak digemari oleh banyak orang, termasuk pelajar dan pekerja.Sehingga, merekabanyakmenghabiskanwaktunyauntukbermainpermainanini. Dampak negatif dari game online perlu diwaspadai terutama bagi anak-anak. Oleh karena itu, dalam konteks ini orangtua perlu melakukan pendampingan ketika anaknya bermain gameonline.Berdasarkan fungsi orangtua sebagai pengendali perilaku anak, maka penelitian ini hadir untuk menggambarkan bagaimana pola pendampingan yang dilakukan orangtua terhadap anak dalam bermain game online. Untuk memperoleh gambaran tersebut,diperlukan upaya memandang dan memahami pengalaman para orangtua. Sehingga, digunakanlah fenomenologi Schutz sebagai metode penelitian dalam penelitian ini. Di samping itu, digunakan pula perspektif interkasionisme simbolik untuk membantu menjelaskan bagaimana pemaknaan mereka mengenai game online serta makna mereka tentang anak sebagai dasar tindakan pendampingan. Lokasi penelitian dilakukan di Komplek Pondok Harapan Indah yang terletak di Kecamatan Sukun, Kelurahan KarangBesuki Kota Malang JawaTimur. Informan yang menjadi target penelitian ini adalah orangtua yang terdiri 2 orangtua kandung dan 1 orangtua asuh. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan pola pendampingan dari ketiga informan. Perbedaan tersebut didasar ioleh faktor pemaknaan game online serta pemaknaan mereka tentang anak. Dua diantara mereka memaknai anak sebagai kebanggaan orangtua dan game online tidak baik bagi anak mereka. Sehingga, mereka menyikapinya media dengan cara tak lelah berperang. Tetapi mediasi yang dilakukan oleh kedua informan itu berbeda, informan I menerapkan gaya restriktif sedangkan informan II menerapkan gaya aktif negative. Sedangkan, pada informan III memaknai anak adalah sosok yang mandiri dan game online berdampak positif bagi anak.Sehingga ia menilai media sebagai layar kaca bagus dan melakukan mediasi dengan cara aktif-positif. Gaya mediasi para informan tersebut mengerucut pada pola asuh yang diterapkan.Pada informan I digolongkan pada tipe pola asuh asertif-demokratis, informan II digolongkan pada tipe pola asuh otoriter dan Informan III digolongkan tipe permisif. Selanjutnya, rangkaian tindakan para informan mengerucut pula pada pola pikir masing-masing informan.Informan I dan II memiliki pola pikir achievement. Sedangkan, informan III lebih pada pola pikir masyarakat tradisional yang mempunyai pola pikir afektif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan pola pendampingan diantara ketiga informan. Informan I menerapkan pola pendampingan asertif, informan II menerapkan pola pendampingan otoriter, dan informan III menerapkan pola pendampingan persmisif.