Model Agroedutourism untuk Meningkatkan Pemahaman Pentingnya Pelestarian Lingkungan Hidup pada Siswa Sekolah Dasar di Malang Raya

Main Author: Fauziah, HaninNiswatul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160309/
Daftar Isi:
  • Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) melalui pendidikan formal kurang optimal untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pentingnya pelestarian lingkungan hidup karena materi yang diajarkan masih teoritis, kurang melibatkan permasalahan nyata dan peran serta masyarakat. Oleh karena itu diperlukan PLH dengan materi yang lebih aplikatif dan melibatkan peran serta masyarakat, misalnya melalui agroedutourism . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabilitas pemahaman siswa antar Sekolah Dasar (SD) terhadap pelestarian lingkungan hidup sebelum pelaksanaan agroedutourism, mengetahui efektifitas agroedutourism untuk meningkatkan pemahaman siswa SD terhadap pelestarian lingkungan hidup , menyusun model agroedutourism siswa SD dan mengetahui strategi pengembangan dan pengelolaan agroedutourism berkelanjutan. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD yang berasal dari SDN Ketawanggede 2, SDI Surya Buana dan SDN Sumberngepoh 02. Paket agroedutourism yang disediakan meliputi 1). mengenal sahabat dan musuh petani, 2). mengenal tumbuhan untuk biopestisida dan penarik sahabat petani dan 3). mengenal lingkungan pertanian yang sehat. Setiap paket agroedutourism terdiri dari materi diskusi, permainan dan menikmati makanan sehat. Sebelum agroedutourism dimulai, siswa menerima kuisioner awal (kuisioner 1) untuk mengetahui pemahaman awal siswa SD terhadap pelestarian lingkungan hidup. Kemudian siswa menerima leaflet agroedutourism dan dilanjutkan dengan mengikuti paket agroedutourism . Setelah itu, siswa menikmati makanan sehat yang telah disediakan yaitu brownis bekatul, buah salak dan susu beras merah organik. Keberhasilan paket dievaluasi dengan kuisioner paket (kuisioner 2). Kegiatan siswa selanjutnya adalah mengikuti permainan sesuai dengan tema paket agroedutourism dan dilanjutkan dengan pengisian kuisioner akhir (kuisioner 3). Pertanyaan dalam kuisioner 1 dan 3 dirancang untuk menentukan peningkatan kompetensi kognitif, afeksi dan apresiasi; adapun kuisioner 2 disebarkan untuk menentukan efektifitas masing-masing paket agroedutourism . Data variabilitas pemahaman siswa antar SD terhadap pelestarian lingkungan hidup sebelum pelaksanaan agroedutourism diketahui dengan menggunakan uji Kruskal Wallis (α=5%) dengan uji lanjut Mann-Whitney (α=5%). Efektifitas agroedutourism diketahui dengan melakukan analisis statistik nonparametrik pada kuisioner 1 dan 3 menggunakan SPSS 16. Pemodelan keberhasilan agroedutourism dianalisis secara multivariat pada delapan variabel (paket, pemahaman awal, pemahaman akhir, kompetensi kognitif, afeksi, apresiasi, kesenangan dan kenikmatan) secara simultan menggunakan software Smart PLS ( Partial Least Square ). Selanjutnya pelaksanaan program agroedutourism dianalisis SWOT untuk pengembangan lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh siswa bersemangat mengikuti kegiatan agroedutourism yang disediakan. Dari ketiga jenis paket agroedutourism yang disediakan, siswa lebih menyukai paket mengenal sahabat dan musuh petani dibandingkan dengan kedua paket yang lain. Dari ketiga jenis makanan yang disediakan ( brownis bekatul, buah salak dan susu beras merah) siswa lebih menyukai brownis bekatul. Sebelum pelaksanaan agroedutourism pemahaman tertinggi terdapat pada siswa SDN Sumberngepoh 02 kemudian diikuti oleh siswa SDN Ketawanggede 2 dan siswa SDI Surya Buana. Siswa ketiga sekolah tersebut belum mengerti perbedaan pertanian organik dengan anorganik dan bahaya penggunaan pupuk kimia sintetik. Hasil uji Mann-Whitney (α=5%) menunjukkan bahwa siswa SDN Ketawanggede 2 dengan SDI Surya Buana memiliki kecenderungan pemahaman awal yang sama. Setelah pelaksanaan agroedutourism , pemahaman tertinggi terdapat pada siswa SDN Sumberngepoh 02 kemudian diikuti oleh siswa SDN Ketawanggede 2 dan siswa SDI Surya Buana. Siswa SDN Ketawanggede 2 memiliki pemahaman yang sama dengan siswa SDN Sumberngepoh 02. Hal ini menunjukkan bahwa agroedutourism dapat menyetarakan pemahaman siswa SDN Ketawanggede 2 dengan siswa SDN Sumberngepoh 02. Selain itu, siswa SD tersebut juga mengalami peningkatan afektif dan apresiasi tertinggi. Sementara itu, peningkatan kompetensi kognitif tertinggi terdapat pada siswa SDI Surya Buana. Peningkatan pemahaman siswa ini menunjukkan bahwa agroedutourism efektif untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup. Hasil uji Wilcoxon (α=5%) menunjukkan bahwa pemahaman awal siswa secara nyata lebih rendah dibandingkan dengan pemahaman akhir siswa peserta agoredutourism . Model agroedutourism yang didapatkan dari hasil output PLS menunjukkan bahwa paket mengenal sahabat dan musuh petani paling efektif untuk meningkatkan kompetensi kognitif, kesenangan, kenikmatan dan pemahaman akhir siswa SD dibandingkan dengan dua paket lainnya. Sementara itu, pemahaman awal secara langsung berkontribusi meningkatkan kompetensi kognitif dan pemahaman akhir siswa SD. Adapun kompetensi kognitif berpengaruh langsung meningkatkan penilaian siswa terhadap makanan yang disediakan. Rasa senang siswa berpengaruh langsung terhadap afeksi dan apresiasi. Uji coba agroedutourism memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Dengan mempertimbangkan kesempatan dan ancaman maka disusun strategi untuk pengembangan dan pengelolaan agroedutourism secara bekelanjutan. Strategi tersebut antara lain a). membuat sinergi dengan sekolah untuk menyusun paket agroedutourism yang sesuai dengan latar belakang keluarga siswa yang bervariasi, b). melakukan kerja sama dengan petani dalam hal penggunaan sawah padi untuk lokasi agroedutourism , c). melakukan pelatihan pertanian padi organik pada petani di Kota Malang, d). menerapkan ketiga paket agroedutourism yang disediakan untuk seluruh peserta, e). mengintegrasikan agroedutourism pada kegiatan sekolah, misalnya pada kegiata