Strategi Restorasi Destinasi Wisata Pesisir Rajegwesi Banyuwangi

Main Author: Zayadi, Hasan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160308/
Daftar Isi:
  • Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki potensi flora, fauna dan ekosistem serta gejala dan keunikan alam yang dapat dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata alam. TNMB juga merupakan kawasan hutan lindung dan mempunyai fungsi penting dalam menjaga ekosistem dan biodiversitas. Akan tetapi dengan adanya perubahan-perubahan lahan yang terjadi maka perlu dilakukan tindakan restorasi sehingga mampu menjadi kawasan destinasi wisata yang berkelanjutan. Informasi tentang pemanfaatan sumber daya lahan di kawasan Rajegwesi selama ini masih kurang. Hal ini disebabkan ketersediaan dan pemutakhiran data yang dimiliki kurang mendukung secara optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan klasifikasi lahan, pemetaan distribusi dan jenis-jenis pohon induk serta analisis terhadap arthropoda tanah yang berperan sebagai spesies indikator dalam diversitas fauna di kawasan pesisir untuk menunjang pengambilan keputusan dalam upaya restorasi kawasan hutan sekitar Rajegwesi. tujuan dari penelitian ini adalah: menganalisis profil klasifikasi lahan di kawasan pantai Rajegwesi, menganalisis distribusi dan jenis-jenis pohon, struktur diversitas dan distribusi Arthropoda tanah di kawasan pantai Rajegwesi serta rekomendasi desain restorasi di kawasan hutan sekitar pantai Rajegwesi. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Januari 2012 – April 2012 di kawasan pesisir Rajegwesi Banyuwangi (8 0 32`41.14”S 113 0 55`51”.96 0 T). Analisis dan Identifikasi arthropoda tanah dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya Malang dan Laboratorium Ekologi Biologi FMIPA Universitas Islam Malang. Dalam penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu: 1) pemetaan klasifikasi lahan dengan software Quantum , 2) pemetaan distribusi dan jenis-jenis pohon induk dengan cara observasi langsung dan penandaan dengan GPS , 3) pengukuran struktur distribusi dan komposisi arthropoda tanah berdasarkan indeks diversitas Shannon-Wiener (H`), indeks kesamaan morisitadan INP (Indeks Nilai Penting), 4) pembuatan rekomendasi desain restorasi kawasan hutan sekitar pantai Rajegwesi berdasarkan overlay peta klasifikasi lahan dan peta distribusi jenis-jenis pohon induk dan dievaluasi dengan hasil analisis arthropoda tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi lahan di kawasan rajegwesi TNMB dibagi menjadi lima kategori yaitu: pemukiman, sawah/pekarangan, sabana, ladang dan hutan heterogen. Luas area untuk pemukiman adalah 17,28 ha, sawah/pekarangan 17,75 ha, sabana 10,22 ha, ladang 37,91 ha dan hutan heterogen 121,1 ha. Adanya penggunaan lahan untuk pemukiman, sawah/pekarangan dan ladang menandakan bahwa pada kawasan tersebut mempunyai nilai ekonomi strategis bagi masyarakat. Ladang merupakan lahan yang paling intensif dari kegiatan pertanian di wilayah tersebut. Jenis-jenis pohon induk yang ditemukan di kawasan pantai Rajegwesi sebanyak 64 spesies yang terbagi menjadi 31 famili. Famili yang mendominasi adalah Moraceae dengan 13 spesies, Sterculiaceae 6 spesies, Meliaceae dan Mimosaceae 4 spesies serta Anacardiaceae, Apocynaceae dan Lecythidaceae 3 spesies. Spesies yang mendominasi adalah Artocarpus elasticus Reinw. Ex Blume sebanyak 78 individu, Ficus variegata Blume sebanyak 25 individu, Pterocymbium javanicum R.Br sebanyak 24 individu, Spondias malayana Kosterm sebanyak 22 individu, Swietenia macrophylla King sebanyak 17 individu dan Sterculia macrophylla Vent sebanyak 11 individu. Distribusi di masing-masing kategori lahan menandakan bahwa famili Moraceae hampir terdistribusi secara merata di seluruh klasifikasi lahan sedangkan spesies yang terdistribusi secara merata di seluruh lahan adalah Artocarpus elasticus Reinw. Ex Blume, dan Ficus variegata Blume. Jumlah famili dan individu serangga tanah yang ditemukan di kawasan pantai Rajegwesi terdiri dari 10 ordo dengan 21 famili (702 individu). Jumlah individu dari golongan ordo Hymenoptera, Coleoptera, Collembola dan Araneida yang paling banyak ditemukan. Famili yang paling banyak ditemukan adalah Collembola dan Formicidae. Spesies yang mendominasi adalah Pheidologeton spp (Hymenoptera: Formicidae). Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener di lahan hutan mempunyai