Implementasi Lean Six Sigma, Multi Atribut Failure Mode Analysis, dan Fuzzy Analitic Hierarchy Process untuk Mengidentifikasi Penyebab Potential Defect pada Produk Particle Board
Main Author: | Mustakim |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/160232/ |
Daftar Isi:
- Salah satu dari peningkatan produk yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kegiatan yang memiliki nilai tambah bagi produk mereka ( value added ) dan menghilangkan berbagai pemborosan ( waste ), atau disebut lean Thinking, dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan untuk mengintegrasikan konsep Lean, Six Sigma, Multi Atribut Failure Mode Analisis , dan Fuzzy AHP untuk mengidentifikasi penyebab potensial Defect guna mengurangi produk defect pada produk Particle Board . Particel Board merupakan produk yang dibuat dari partikel-partikel kayu yang berbahan lignoselulosa (Komposit), yang diikat menggunakan perekat sintesis dengan dipanaskan. Papan partikel ini memiliki kelebihan dibanding kayu aslinya yaitu papan bebas dari mata kayu, tidak mudah retak dan pecah, ukuran, tebal dan kerapatan partikel dapat disesuaikan dengan standard tertentu, mudah di bentuk, memiliki sifat isotropis, Akan tetapi itu juga memiliki Kelemahan yaitu stabilitas dimensi yang rendah, dan selalu terjadi Potential Defect. Potential Defect yang terjadi meliputi : Blister , gembur, crack , Paper Stripe , Kurang Amri , Noda Oli, Problem Dimensi dan Noda Resin. Dari hasil analisa regresi dapat diketahui bahwa Variabel Independen (P otential Defect ) memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap jumlah produksi, yang itu terlihat pada defect dengan bobotnya yang tertinggi disebut sebagai blister. Jadi dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk mengkaji defect Blister. Faktor Penyebab Blister terdiri dari faktor mesin, manusia, material dan metode ditemukan sebanyak 17 Cause yaitu Operator tidak disiplin melaksanakan SOP (Cause A), Kurang Kontrol Mat Weight (Cause B), Menggunakan Recipe yang tidak sesuai dengan parameter (Cause C), Gap Knife Flake terlalu besar (Cause D), Seting temperature kurang tinggi (Cause E), Nozle Glue dan Hardener buntu (Cause F), Speed Tinggi (Cause G), Suction Forming Kotor (Cause H), MC terlalu tinggi (Cause I), Persentase konsumsi resin rendah (Cause J), Kondisi Mat Weigth Forming bervariasi (Cause K), Kadar Dust terlalu tinggi (Cause L), Ukuran Flaker terlalu besar (Cause M), PH dan resin Content tadak Standard (Cause N), Bahan baku heterogen (Cause O), Standar parameter produksi tidak sesuai dengan kondisi saat ini (Cause P), Metode pengoperasian dan setting mesin tidak sesuai dengan SOP dan parameter produksi (Cause Q), berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan konsep pendekatan Lean, SiX Sigma, Multi Atribut Failure Mode Analisis dan FUZZY AHP berguna untuk mengidentifikasi Faktor material Cause M yaitu ukuran Flaker terlalu besar yang merupakan penyebab kegagalan potensial dengan bobot tertinggi yaitu sebesar 0,087, maka, ini bisa diambil tidakan dengan penyesuaian ukuran pada output mesin Chiper dan melakukan penyesuaian pada Gap knifering pada mesin Flaker, sehingga dapat menurunkan potential defect sebesar 39.5 %.