Pengaruh Sudut Chamfer dan Gaya Tekan Akhir Terhadap Kekuatan Puntir Sambungan Las Gesek Al-Mg-Si
Main Author: | Tyagita, DickyAdi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/160231/ |
Daftar Isi:
- Aluminium paduan memiliki keterbatasan jika diaplikasikan pada proses pengelasan fusi. Hal ini disebabkan aluminium memiliki konduktifitas panas mendekati 2/3 konduktifitas panas tembaga, sehingga sulit mengkonsentrasikan pemanasan hanya pada daerah lasan saat dilakukan pengelasan dengan menggunakan pengelasan fusi. Untuk mengatasi permasalahan ini maka digunakanlah metode pengelasan gesek. Pengelasan gesek adalah penyambungan dua material dimana salah satu material berputar dan material yang lain bergerak maju untuk membuat tekanan terhadap ujung material yang berputar. Jenis pengelasan ini memanfaatkan gesekan sebagai sumber panas dalam proses penyambungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan sudut chamfer dan gaya tekan akhir optimum yang menghasilkan kekuatan puntir terbesar pada las gesek paduan Al-Mg-Si. Dalam penelitian ini, untuk meningkatkan kekuatan hasil sambungan digunakan variasi sudut chamfer yaitu: 0, 15°, 30°,45 ° dan variasi gaya tekan akhir sebesar 157 kgf, 185 kgf dan 213 kgf. Material awal untuk pembuatan spesimen pengelasan gesek berbentuk silinder pejal. Material tersebut dipotong dengan menggunakan power hack saw dengan tambahan air coolant untuk meminimalisir timbulnya panas yang akan berdampak negatif. Material yang sudah dipotong kemudian dibentuk ujungnya dengan variasi sudut chamfer 0, 15°, 30°, 45°. Pembuatan sudut chamfer dilakukan dengan mesin bubut, kemudian dilanjutkan ke proses pengamplasan dengan tujuan untuk mengurangi gesekan. Pengamplasan dilakukan pada mesin bubut dengan menggunakan amplas #1000. Spesimen las gesek dilas dengan kecepatan putar 1600 rpm, gaya tekan awal 123 kgf selama 120 detik, dan gaya tekan akhir sebesar 157 kgf, 185 kgf, dan 213 kgf untuk 120 detik. Pengujian porositas untuk mengetahui besar porositas pada spesimen sebelum dilakukan pengujian puntir. Kemudian dilakukan pengujian puntir dilakukan pada spesimen menggunakan standart ASTM E-143. Berdasarkan hasil pengujian puntir yang telah dilakukan dapat diketahui nilai rata-rata kekuatan puntir dari masing-masing spesimen dengan variasi sudut chamfer dan gaya tekan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen dengan sudut chamfer 15° dalam berbagai variasi gaya tekan akhir memiliki kekuatan puntir yang maksimum, begitu pula pada spesimen dengan sudut chamfer 15° dalam berbagai variasi gaya tekan akhir memiliki persentase porositas yang minimum. Pada penelitian ini sudut chamfer 15° dengan gaya tekan akhir 213 kgf memiliki kekuatan puntir tertinggi yaitu sebesar 193,95 MPa dan memiliki nilai porositas terendah yaitu sebesar 0.2122 %.